Manokwari, DoberaiNews.com---Perjanjian New York diselenggarakan pada 15 Agustus 1962 sebagai kelanjutan dari Perjanjian Roma 30 september 1962 yang menimbulkan protes di Papua.Â
Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Mnukwar, Alexander Nekenem  melalui Sekretaris Yunus Aliknoe mengatakan hari ini, (30/10/2024) Komite Nasional Papua Barat atau KNPB Mnukwar menyelenggarakan diskusi dan Dikpol untuk generasi muda Papua yang belum memahami sejarah kemerdekaan Papua. Komite ini memberikan protes terhadap perjanjian yang merugikan Papua.
"Diskusi ini menyoroti bahwa Perjanjian Roma yang ditandatangani oleh Indonesia, Belanda dan Amerika Serikat mengatur mengenai Penentuan Nasib Sendiri dan transfer Administrasi ke Indonesia,"katanya dalam keterangan yang diterima DoberaiNews.com Â
KNPB menegaskan bahwa kontrak Freeport dengan Indonesia sebelum Penentuan Pendapat Rakyat tidak demokratis.
Dalam diskusi tersebut, KNPB Mnukwar mengecam kejahatan Indonesia dan Amerika di Papua, serta menyatakan bahwa perjanjian ini melibatkan sedikit masyarakat Papua. Amerika mendukung Indonesia dalam PEPERA.
Diskusi dipimpin oleh Puan Noveria Pobe dan moderator Puan Marsella Dimi, dimulai dengan pemaparan sejarah 1 Desember 1961 dan Roma Agreement.
Diskusi di asrama mahasiswa Amban Manokwari berlangsung aman sampai selesai.
KNPB menyatakan bahwa Papua harus bersatu dan melawan, tanpa berharap pada PBB. Indonesia harus bertanggung jawab atas tindakannya di Papua selama 25 tahun. Rakyat Papua harus lebih sadar dan melawan sistem global yang mendukung kejahatan kriminal Indonesia dan Amerika di Papua.
Demi pengakuan hak politik Papua Barat Merdeka, KNPB didirikan tahun 2009 dan menjadi wadah perjuangan rakyat Papua Barat.
Reporter : Charles Maniani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H