Mohon tunggu...
Charles Brahmanta
Charles Brahmanta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Dengan karya tulis saya akan diingat,melalui sebuah tulisan akan mampu mengungkap tabir kebenaran. Facebook : Charles Sandy Friz Twitter : Charles Friz IG : charlessandyfriz

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyulap Minyak Jelantah Menjadi Bahan Bakar Biodiesel yang Ramah Lingkungan

6 Oktober 2017   07:27 Diperbarui: 6 Oktober 2017   09:00 1978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak bekas siap diolah jd biodiesel, dokpri

Di Negeri kita ini begitu banyak bahan yang dapat dijadikan sumber energi. Bahkan dari limbah pun mampu diolah oleh tangan - tangan kreatif sehingga bisa disulap menjadi sumber energi. Di antaranya bahan yang bisa diolah antara lain sawit dan kelapa dimana di Indonesia sangat mudah di dapatkan. Cuma sangat disayangkan peranan Pemerintah masih kurang terhadap sumber energi yang ramah lingkungan.

Kita tahu tingkat polusi di Negeri ini sangat tinggi terutama yang berasal dari kendaraan bermotor. Jumlah penjualan kendaraan bermotor terus meningkat otomatis tingkat polusi semakin tinggi. Dengan situasi begitu akan sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat karena bisa berdampak langsung terhadap pernapasan.

Untuk itu lah sudah waktunya Pemerintah beralih kepada bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya sumber energi yang layak untuk transportasi dan tidak menimbulkan polusi adalah biodiesel. Untuk itu lah dalam tulisan kali ini saya akan mengulas mengenai biodiesel dan manfaatnya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Biodisel merupakan kandidat yang paling baik untuk mengganti bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama. Dan biodiesel itu sendiri adalah bahan bakar yang terdiri dari campuran asam lemak yang dipakai sebagai alternatif untuk bahan bakar diesel.

Beberapakeunggulan apabila kita menggunakan biodiesel antara lain:

- Aman dipakai untuk transportasi karena tidak mengandung racun.

- Tidak memerkukan teknologi tinggi dalam pembuatannya.

- Menurunkan emisi gas buang.

- Dapat di produksi secara lokal.

-  Mempunyai kandungan sulfur yang rendah.

Tumpukan minyak bekas,dokpri
Tumpukan minyak bekas,dokpri
Dalam membuat biodiesel ada pun bahan yang dibutuhkan diantaranya minyak goreng bekas, methanol, dan soda api.

Minyak bekas siap diolah jd biodiesel, dokpri
Minyak bekas siap diolah jd biodiesel, dokpri
Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke salah satu Perusahaan penampung minyak bekas yang siap diolah menjadi biodiesel. Nampak di luar begitu banyak tumpukan minyak bekas dari berbagai pengolahan makanan. Dan berasal dari beberapa daerah yang ada di Indonesia.

Truk pengangkut minyak bekas, dokpri
Truk pengangkut minyak bekas, dokpri
Industri Biodiesel, slidesharecdn.com
Industri Biodiesel, slidesharecdn.com
Sembari melihat proses penampungan minyak bekas sebelum di olah. Saya sempat berbicang dengan beberapa karyawan yang mengatakan para pemakai biodiesel kebanyakan dari luar negeri. Ternyata yang dikatakan karyawan itu benar adanya karena Perusahaan tersebut sedang menunggu kedatangan tamu dari Pakistan dan Korea. Dapat dikatakan kedua Negara itu merupakan salah satu pengguna teknologi biodiesel.Ada pun dalam perbincangan tersebut mereka mengatakan Negaranya sudah lama menggunakan biodiesel.

Alasan utamanya sangat bagus bagi mesin kendaraan khususnya yang menggunakan diesel dan yang paling utama adalah ramah lingkungan. Ironisnya justru semua bahan diambil dari Indonesia. Dengan begitu sangat dibutuhkan peran aktif Pemerintah agar segera beralihan menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan.

Dalam hal ini perhatian Pemerintah jangan minim terhadap berbagai upaya kreatif penemuan mengenai sumber energi yang tidak menimbulkan polusi yang dilakukan masyarakat dan kalangan akademisi.

Kita tunggu upaya Pemerintah khususnya masyarakat untuk mendukung penggunaan sumber energi yang tidak merusak lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun