Mohon tunggu...
Charles Brahmanta
Charles Brahmanta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Dengan karya tulis saya akan diingat,melalui sebuah tulisan akan mampu mengungkap tabir kebenaran. Facebook : Charles Sandy Friz Twitter : Charles Friz IG : charlessandyfriz

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Ran, Pejuang dan Penjual Kue Rangin yang Langka

20 Desember 2016   01:28 Diperbarui: 21 Desember 2016   00:56 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembeli menunjukkan kue rangin (Dokumentasi Pribadi)

Pembeli biasanya memanggil dan merasa akrab dengan menyebut Pak Rangin.

Nampak pembeli sedang ngantri nunggu pesanannya (Dokumentasi Pribadi)
Nampak pembeli sedang ngantri nunggu pesanannya (Dokumentasi Pribadi)
Oh ya Pak Rangin selalu berjualan disekitar Tugu Pahlawan Surabaya tidak pernah pindah tempat.

Dalam berjualan tiapa hari Pak Ran menghabiskan dua setengah kilo dari bahan yang dibutuhkan. Dan dia berjualan sampai bahan bakunya habis hari itu, karena bahan bakunya tidak bisa nginap, akan cepat basi karena ada santannya.

Perlu diketahui kenapa Pak Ran memilih jualan kue rangin kebetulan resepnya berasal dari saudaranya.

Pembeli menunjukkan kue rangin (Dokumentasi Pribadi)
Pembeli menunjukkan kue rangin (Dokumentasi Pribadi)
Untuk harga kue rangin lima ribu rupiah. Bagaimana dengan keluarganya? Pak Ran sudah memiliki dua anak yang satunya sudah nikah.  Tapi yang bikin trenyuh Bapak satu ini harus jalan cukup jauh dari rumah ke tempah dagangnya kurang lebih 2,5 kilo Bisa dibayangkan jalan kaki dengan memikul beban berat. Sedangkan kita jalan sedikit saja sudah ngomel. Benar - benar Pak Ran sebagai pejuang kehidupan. Beliau libur jualan pada saat capek saja. Ternyata Pak Rangin memiliki berbagai pengalaman dan sudah merantau kemana - mana salah satunya ketika di Papua sebagai ojek selama tujuh tahun, beliau berhenti dan kembali ke Surabaya karena tidak tahan dengan nalaria disana.

Apa yang dilakukan Pak Ran bisa menjadi contoh bagi kita. Pak Ran selalu tersenyum tidak nampak dalam raut  wajahnya  kekesalan dalam menjalani beratnya kehidupan. Semangat terus Pak Rangin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun