Apakah engkau sudah tidak menjadi tanah yang menghidupkan? Apakah engkau sudah sedemikian krisis sehingga pantas untuk ditinggalkan?
Apakah tidak ada sesuatu yang baik yang bisa dihasilkan dari alam dan lingkunganmu untuk menopang kehidupan dan menciptakan kesejahteraan bagi anak-anakmu?
Bila harus berkata jujur, jawaban atas semua pertanyaan itu adalah TIDAK. Sekali lagi, TIDAK.
Kesuburanmu belum berkurang. Engkau masih sangat menjanjikan. Hanya pola pikir, kesadaran, dan pilihan anak-anakmu yang perlu diluruskan.
Dengan mendiami Flores sesungguhnya tetap bisa hidup, bahkan melangkah maju. Membangun dari kampung, membangun dari desa, membangun dari pinggiran masih senantiasa aktual untukmu.
Aku salut dengan banyak anak-anakmu yang berhasil menunjukkan dengan gemilang bagaimana hidup, tumbuh, dan berkembang dengan memaksimalkan semua potensi yang kau berikan.
Nando Watu, Kepala Desa di Detusoko Barat, Kabupaten Ende, sudah jauh-jauh hari pulang dengan membawa ilmu yang didapat di Amerika Serikat untuk membangun sebagian dari wilayahmu di Ende sana. Kisah selengkapnya bisa baca di kompas.id (21/10/2019).
Nando dan masih banyak lagi sukses memberikan bukti. Mereka bisa berbangga menjadi orang kampung yang sukses. Mereka bisa berbuat sesuatu agar banyak potensi yang kau berikan tidak sia-sia.
Nando dan orang-orang yang punya visi serupa memanggil dan menyerukan suatu kesadaran penting. Menjadi orang kampung dan tinggal di Flores tetaplah keren. Orang hebat tidak harus berada di kota-kota besar. Untuk menjadi orang sukses tidak harus memiliki paspor.
Nando dan kawan-kawan itu tidak perlu pusing memikirkan jadwal untuk mudik. Mereka tidak perlu tersandera oleh tiket yang mahal yang membuat jutaan bahkan ratusan juta orang selalu berteriak saban tahun.
Tidak hanya para perantau lain, aku pun seharusnya ikut tergelitik. Jangan sampai tinggal diam dan menganggapnya angin lalu.