Juga kita kerap menikmati dengan terpaksa dan dibayangi rasa was-was akan kandungan dari setiap materialnya. Kemudian pulang dengan membawa rasa penyesalan.
Di sisi lain, kita tidak bisa mengontrol setiap penjual bakso langganan atau kedai favorit. Di saat kebutuhan mengemuka dan rasa ingin menikmatinya berkecamuk, terkadang tidak bisa leluasa terpuaskan.
Saya lebih memilih bakso dengan taburan bawang goreng melimpah, alih-alih daun bawang yang sangat tidak diharapkan kehadirannya.Â
Begitu juga lebih menyukai kaldu sapi ketimbang ayam, pun bihun sebagai ganti mi kuning. Tak perlu ditambah sayuran dan macam-macam isian lain. Demikian beberapa contoh pilihan saya yang bertolak belakang dengan istri dan anak-anak.
Versi bakso rumahan adalah jawaban dari berbagai keinginan dan pilihan, serentak terbuka pada setiap ruang uji coba.
Membuat bakso di rumah menjadi kesempatan untuk membangun kehangatan dengan orang-orang tersayang. Memasak bersama, memilih bahan, meracik bumbu, hingga menikmati bersama adalah pengalaman berharga.
Ada cinta tak ternilai dalam semangkuk bakso rumahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H