Lebaran sudah di depan mata. Momen spesial untuk merayakan kemenangan setelah melewati puasa selama sebulan selama Ramadan. Sekaligus mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, teman, dan sebagainya.
Lantas, apa yang harus dipersiapkan untuk menyambut hari istimewa itu? Selain makanan, apakah pakaian juga termasuk di dalamnya?
Dengan kata lain, apakah Idul Fitri sudah sedemikian identik dengan pakaian baru?
Sah-sah saja, kita berpenampilan yang terbaik saat mengunjungi kerabat dan sanak saudara untuk mempererat kembali ikatan persaudaraan dengan saling memberi maaf. Kita mau terlihat sempurna dalam balutan pakaian pilihan.
Cek lemari
Apakah yang terbaik itu harus selalu baru? Tentu tidak!
Kita bisa membuka kembali lemari pakaian untuk menemukan yang terbaik dari yang sudah ada. Pakaian yang sebelumnya sudah dibeli dan masih pantas untuk dikenakan kembali.
Bila tidak ingin terkesan monoton, sesungguhnya bisa membuat tampilan baru dengan "mixed and match" kreatif.
Memang soal selera terkadang tidak bisa diperdebatkan. Namun, tidak dapat dielak terkadang kita menjadikan tren sebagai tolak ukur, meski terkadang tidak selalu sesuai dengan keinginan dan karakter kita.
Dina Midiana, perancang busana dan pakar tren dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) menyebut fashion terdiri dari enam estetika utama yakni memikat, artistik dan ekspresif, klasik dan elegan, eksotis dan dramatis, manis dan feminis, serta sporty.Â