Kedua, ada anggapan saat Ramadan adalah saat untuk memberikan segalanya setotal mungkin. Tidak terkecuali dalam urusan makanan dan minuman. Perjuangan menahan lapar dan haus perlu dikompensasi dengan makanan dan minuman berlimpah.
Ketiga, tidak adanya perencanaan yang teliti baik untuk bahan mentah maupun produk jadi. Menu makanan tidak dipertimbangkan sesuai kebutuhan, baik anggaran maupun anggota keluarga.
Perencanaan juga terkait bahan makanan yang dibeli untuk jangka waktu tertentu. Terkadang tidak memperhatikan secara saksama usia setiap produk. Label "best before," "used by" atau tanggal kedaluwarsa, malah dianggap sebagai hiasan belaka
Kemudian diperparah dengan ketakmampuan menghadapi sisa makanan. Bahan mentah yang masih bisa digunakan tidak disimpan dengan baik.
Bingung memperlakukannya secara baik dan benar, entah perlu disimpan di lemari es, freezer, atau cukup disimpan di atas meja dengan aman. Entah harus disimpan dalam wadah kedap udara atau cukup dalam plastik sekali pakai.
Makanan dan minuman yang masih bisa dikonsumsi kemudian dibuang dengan pertimbangan kebutuhan hari besok akan dipenuhi lagi.
Keempat, kurangnya kreativitas memaksimalkan bahan makanan yang ada. Alih-alih mengkreasi berbagai menu dari stok makanan di lemari atau kulkas, atau sisa makanan, orang justru tergoda untuk membeli lagi dan lagi. Kemudian tidak tahu bagaimana harus memperlakukannya untuk mendatangkan kepuasan semaksimal mungkin dengan sisa makanan seminimal mungkin.
Kelima, terkadang makanan yang disajikan dan diambil melebihi kesanggupan menghabiskannya. Setiap menu dibuat secara berkelimpahan. Begitu juga yang diambil ke piring dalam jumlah banyak sehingga tidak bisa ditandaskan.
Keenam, apakah pernah terpikirkan untuk berbagi bahan makanan yang terancam mubazir di bulan Ramadan?
Bila ya maka Anda sudah mengambil keputusan terbaik untuk menekan pertumbuhan gunung sampah makanan.
Bila tidak, berarti sikap Anda perlu dikoreksi. Berbagi tidak harus tentang uang, pakaian, atau materi lain selain makanan atau minuman. Berbagi pun bisa dilakukan dalam ruang lingkup sederhana seperti tetangga, teman, atau mereka yang membutuhkan.