Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Swiss Open 2023 Tak Bersahabat bagi Indonesia dan Satu Gelar Pelipur Lara dari Vietnam

27 Maret 2023   11:01 Diperbarui: 27 Maret 2023   11:18 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang sepekan terakhir, setidaknya ada dua turnamen badminton sukses digelar. Swiss Open BWF World Tour Super 300 dan Vietnam International Challenge 2023 berpuncak pada Minggu (26/3/2023) waktu setempat.

Hasil berbeda diraih tim Indonesia dari kedua turnamen itu. Turnamen pertama yang digelar di St. Jakobshelle, Basel, sungguh tak bersahabat bagi Indonesia.

Bila edisi sebelumnya, Indonesia bisa pulang dengan dua gelar melalui Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, tidak demikian kali ini.  Meski diperkuat sejumlah pemain andalan, kontingen Merah-Putih harus gigit jari. Gagal mendapat satu gelar pun.

Prestasi terbaik wakil Indonesia adalah babak semifinal. Ada dua wakil yang sanggup bertahan hingga babak tersebut. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Gregoria Mariska Tunjung.

Indonesia bisa sedikit bernapas lega di Vietnam. Setelah vakum tiga edisi sebelumnya, skuad Garuda bisa mengirim tiga wakil ke final dan meraih satu gelar juara.

Pencapaian ini memang tidak istimewa bila dibanding edisi 2019 yang berujung tiga gelar juara, dipersembahkan Firman Abdul Kholik (tunggal putra), Kenas Adi Haryanto/Rian Agung Saputro (ganda putra), dan Nita Violina Marwah/Putri Syaikah (ganda putri).

Cedera

Apri/Fadia yang menempati unggulan kedua sesungguhnya memiliki kans untuk berbicara banyak di Swiss Open 2023.

Sayangnya, Apri dibekap cedera bahu. Pemain 24 tahun itu sudah merasakan tanda-tandanya sejak sehari sebelumnya.

Ketika beradu dengan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota untuk memperebutkan tiket final, rasa sakit Apri sudah tak tertahankan.

Dalam posisi tertinggal 17-21 dan 10-16 dari unggulan enam asal Jepang itu, Apri bersama tandemnya Siti Fadia Silva Ramadhanti kemudian memutuskan mundur.

"Kemarin malam, bahu saya seperti ngilu sekali. Saya hari ini tetap memaksakan main dengan menahan sakit saja." Demikian penjelasan Apri melansir PBSI.

Sayangnya, usai mendapat tiket final, Yuki/Sayaka tak bisa menuntaskan kesempatan terakhir di laga pemungkas. Keduanya memilih "walkover" sehingga gelar juara jatuh ke tangan rekan senegara, Rena Miyaura/Ayako Sakuramoto dengan tanpa perlu mengeluarkan keringat.

Sebelumnya, Rinov Rilvaldi juga harus mengalami nasib serupa. Pasangan ganda campuran, Rinov/Pitha Haningtyas Mentari yang dijagokan di tempat ketujuh, terpaksa menyudahi kiprahnya di babak perempat final.

Rinov mengalami cedera pada bagian tangan kanan yang sudah ia rasakan sejak berlaga di All England 2023, sepekan sebelumnya.

Seperti Apri, Rinov pun sempat berjuang berdamai dengan rasa perih. Ia masih memaksakan diri. Namun, di babak delapan besar saat menghadapi Ye Hong Wei/Lee Chia Hsin asal Taiwan, sakit tersebut tak bisa dikompromi.

Rinov hanya bisa bertahan hingga babak pertama usai dalam keadaan tertinggal 18-21 dari pasangan non-unggulan itu.

Selain sudah tak tertahankan, lawan pun sepertinya tahu situasi yang dialami Rinov sehingga "kok terus diangkat-angkat ke garis belakang." Itu menyulitkan Rinov.

Demikian pernyataan Amon Sunaryo, pelatih ganda campuran yang tak mau memaksakan Rinov melanjutkan pertandingan yang bisa berdampak pada turnamen-turnamen berikutnya.

Langkah Ye Hong Wei/Lee Chia kemudian terhenti di babak semifinal, kalah 13-21 dan 21-23 dari Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin.

Pasangan China itu kemudian melangkah hingga menggapai klimaks. Di laga final, pasangan yang tidak diunggulkan ini berhasil meredam unggulan enam dari Malaysia, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie melalui pertarungan rubber game, 21-17, 19-21, dan 21-17.

Tersandung di hadapan Pornpawee

Pornpawee Chochuwong membuktikan diri sebagai yang terbaik di sektor tunggal putri. Unggulan enam dari Thailand itu keluar sebagai juara usai mengalahkan wakil Denmark, Mia Blichfeldt 21-16 dan 21-18.

Pemain ranking 11 BWF itu sanggup melewati berbagai tantangan, termasuk ketika berhadapan dengan dua wakil Indonesia.

Putri Kusuma Wardani hingga Gregoria Mariska Tunjung tak sanggup membendungnya. Putri KW kandas di perempat final dalam dua gim, 10-21 dan 14-21.

Jorji yang mencoba menghadangnya di semifinal untuk meraih tiket final pertamanya tahun ini pun setali tiga uang. Jorji sudah berupaya maksimal hingga pada akhirnya menyerah 18-21, 21-13, dan 21-17 dari pemain yang sebelumnya sudah dua kali mengalahkannya.

Kekalahan ini menghentikan harapan Jorji ke partai penghabisan. Selain itu, Jorji yang memiliki ranking BWF tak terpaut jauh dari Pornpawee kini tertinggal 2-3 dalam skor pertemuan.

Para penggemar tentu kecewa dua wakil Indonesia kompak tersandung di hadapan pemain 25 tahun itu. Namun, di sisi lain, kita tetap harus angkat topi pada perjuangan kedua srikandi tunggal putri itu.

Jorji terus menunjukkan peningkatan performa yang membuat peringkat dunianya terus tergerek. Menurut prediksi, pemain kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 23 tahun lalu itu akan berada di posisi 12 BWF pekan ini.

Walau hanya naik satu anak tangga dari posisi sebelumnya, hal itu menunjukkan sesuatu yang baik. Tren positif yang membuatnya bisa merasakan ranking dunia terbaik sepanjang kariernya, sekaligus membuat sektor tunggal putri kini bisa berharap punya penerus, setelah sekian tahun menanti, yang bercokol di jajaran elite dunia.

Apresiasi juga patut diberikan kepada Putri KW. Pemain 38 tahun itu mampu menyudahi perlawanan juara bertahan, Pusarla V Sindhu dari India di babak 16 besar.

Pornpawee dan Mia di podium tunggal putri Swiss Open 2023: https://twitter.com/BadmintonTalk
Pornpawee dan Mia di podium tunggal putri Swiss Open 2023: https://twitter.com/BadmintonTalk

Putri yang kini punya status tambahan sebagai anggota polisi wanita membuat jagoan India yang punya jam terbang dan peringkat dunia jauh lebih tinggi tak berkutik.

Sindhu, pebulutangkis putri pertama dari India yang memenangi medali Olimpiade harus mengakui keunggulan Putri, 21-15, 12-21, dan 21-18 pada pertemuan pertama mereka.

Tahun lalu, Indonesia keluar sebagai juara umum. Tahun ini predikat tersebut direbut Jepang. Negeri Sakura meraih dua gelar, selain dari ganda putri yang menciptakan "All Japanese final" juga tunggal putra dengan gelar juara direbut pendatang baru, Koki Watanabe yang memenangkan pertarungan tiga set atas unggulan tiga, Chou Tien Chen, 22-20, 18-21, dan 21-12.

Koki konsisten impresif sejak awal. Pemain ranking 37 BWF itu membungkam unggulan dua dari Malaysia, Lee Zii Jia, 21-11 dan 21-14 di babak semifinal.

Di babak yang sama, langkah sang "monster" dari Denmark yang menjadi unggulan teratas, Viktor Axelsen menemui kesudahan di tangan Chou Tien Chen, 10-21 dan 15-21.

Kegagalan Sindhu kemudian ditebus Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty yang membuat India bisa kembali pulang dengan satu gelar.

Rankireddy/Shetty yang menjadi unggulan kedua menghentikan laju pasangan China, Ren Xiang Yu/Tan Qiang ke tangga juara dengan kemenangan straight set, 21-19 dan 24-22.

Dengan begitu, China harus puas dengan satu gelar, seperti halnya Thailand dan India.

Hasil final Swiss Open 2023, Indonesia gagal meraih gelar: tournamentsoftware.com
Hasil final Swiss Open 2023, Indonesia gagal meraih gelar: tournamentsoftware.com

Pelipur lara dari Vietnam

Zonk yang dialami di Swiss kemudian mendapat pelipur lara dari Vietnam. Meski bukan turnamen papan atas yang mempertemukan para pemain top, setidaknya para pemain muda Indonesia bisa bersaing dengan para pemain dari level yang tak jauh berbeda.

Indonesia menggondol satu gelar dan dua runner-up dari turnamen yang menyediakan total hadiah USD 15 ribu itu.

Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata membuktikan status sebagai unggulan pertama tidak hanya berlaku di atas kertas.

Pasangan ganda campuran ini membuka partai final di Stadion Tay HoDistrict dengan podium tertinggi, mengalahkan pasangan Thailand, Tanupat Viriyangkura/Ornnicha Jongsathapornparn, 19-21, 21-14, dan 22-20.

Jafar/Putri yang sempat kehilangan set pertama bisa kembali menemukan bentuk terbaik untuk memetik kemenangan pertama atas lawannya yang masih bercokol di luar lingkaran 400 BWF.

Cukup disayangkan, awal manis pasangan nomor 52 BWF itu gagal diikuti Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum dan Alfian Eko Prasetya/Ade Yusuf Santoso.

Dua pasangan yang disebutkan terakhir harus puas menempati posisi kedua. Jesita/Febi takluk dari unggulan delapan asal Korea Selatan, Lee Yu Lim/Shin Seung Chan, 18-21 dan 10-21 dalam perebutan podium juara ganda putri.

Sementara pasangan ganda putra yang sudah berpengalaman di berbagai level kompetisi, termasuk menjadi atlet tarkam, tampil antiklimaks saat berhadap dengan wakil Negeri Ginseng lainnya, Jin Yong/Na Sung Seung.

Alfian/Eko yang saat ini merangkak dari posisi 106 BWF menyerah mudah 8-21 dan 6-21 dari lawannya yang menjadi unggulan ketiga dan kini menempati ranking 66 dunia.

 Korea Selatan menjadi juara umum. Memuncaki klasemen perolehan gelar juara usai berjaya di sektor ganda putri dan ganda putra.

Indonesia, Jepang, dan Vietnam masing-masing kebagian satu gelar. Menariknya, Vietnam mampu menempatkan dua wakil di final.

Thuy Linh Nguyen yang menjadi unggulan kedua akhirnya keluar sebagai juara tunggal putri usai mengalahkan pemain Jepang, Asuka Takahashi, 21-7, 15-21, dan 21-12.

Le Duc Phat nyaris membuat Vietnam makin harum bila saja mampu mengalahkan unggulan 14dari Jepang, Takuma Obayashi. 

Meski kalah dua gim, 14-21 dan 15-21, Le Duc dan Thuy Linh, sudah mengangkat prestasi badminton di negara tersebut. Sekaligus memberi angin segar akan iklim bulu tangkis yang makin baik.

Indonesia pun sudah harus memasukan Vietnam dalam daftar pesaing dari kawasan Asia Tenggara. Sekarang mungkin belum terlalu terasa. Bukan tidak mungkin, cepat atau lambat, persaingan itu akan sampai di level atas.

Hasil final Vietnam Open 2023, Minggu (26/3/2023): tournamentsoftware.com
Hasil final Vietnam Open 2023, Minggu (26/3/2023): tournamentsoftware.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun