Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Rekor Harry Kane dalam Debut Pahit Mateo Retegui, Pemuda Argentina yang Lebih Memilih Italia

24 Maret 2023   19:04 Diperbarui: 25 Maret 2023   08:10 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mateo Retegui saat debut bersama Italia menghadapi Inggris di Kualifikasi Euro 2024| ALBERTO PIZZOLI/AFP via bolasport.com

Nama Mateo Retegui tengah menjadi buah bibir. Pemuda 23 tahun yang lahir di Argentina namun memilih karier senior bersama tim nasional Italia.

Punya darah Italia dari kakeknya dengan garis keturunan Sisilia. Jelas, sah-sah saja bila kemudian dinaturalisasi Italia. Mauro German Camoranesi, orang Argentina lainnya lebih dahulu menjadi bagian dari timnas Italia hingga memenangkan Piala Dunia 2006.

Retegui menghabiskan masa kecil hingga remaja di Amerika Selatan. Ia meniti karier sebagai pesepak bola profesional bersama sejumlah klub beken Argentina mulai dari Boca Juniors, Estuadiantes, Talleres, hingga Tigre.

Ia tak ragu ketika Italia meminangnya. Gayung bersambut. Di bawah kendali Roberto Mancini yang sudah lama mengincarnya, ia pun mendapat menit bermain. Ia melakoni debut dalam pertandingan krusial menghadapi Inggris di matchday pertama Grup C Kualifikasi Euro 2024.

Laga yang digelar di Stadio Diego Armando Maradona, Naples, Jumat (24/3/2023) dini hari WIB memang berakhir negatif untuk Italia. Debut Mateo Retegui harus berakhir pahit. Perjalanan pertama Italia untuk mempertahankan gelar berujung pilu.

Namun, Retegui tetap bisa tersenyum. Di balik kekalahan tipis 1-2, namanya tercetak di papan skor di stadion yang mengambil nama legenda sepak bola Argentina itu.

Retegui mencetak gol di babak kedua, tepatnya di menit ke-56. Ia dengan tenang menaklukkan Jordan Pickford berkat umpan brilian Lorenzo Pellegrini.

Rekor Kane

Gol ini untuk merespon ketertinggalan dua gol di paruh pertama. Inggris memimpin di menit ke-13. Sambaran gelandang West Ham, Declan Rice menuntaskan tendangan Harry Kane yang diblok Gianluigi Donnarumma.

Lalu, eksekusi penalti kapten tim, Kane, dua menit sebelum babak normal babak pertama usai membuat tim tamu di atas angin.

Inggris sebenarnya bisa menambah pundi-pundi gol. Salah satu kesempatan emas yang sangat disayangkan itu milik Jack Grealish.

Patut dicatat, gol Kane itu membuatnya masuk buku sejarah sepak bola Inggris. Itulah gol ke-54 di level timnas, menyalip rekor sebelumnya yang dipegang Wayne Rooney.

Kane sepertinya tak mau bayang-bayang kegagalan penalti menghadapi Prancis di perempat final Piala Dunia 2022 kembali merenggutnya. Ia memberikan segalanya untuk membobol gawang Gianluigi Donnarumma. Satu gol yang menempatkannya sebagai pencetak gol terbanyak Inggris sepanjang sepanjang masa.

Media Inggris khususnya menyambut hangat rekor baru ini. Bbc.com menampilkan data perbandingan gol dan jumlah pertandingan dari enam pemain Inggris tersubur yang sudah mencapai 40 gol yakni Wayne Rooney (53), Sir Bobby Charlton (49), Gary Lineker (48), Jimmy Greaves (44), dan Michael Owen (40).

Kane punya rasio gol tertinggi. Sebanyak 54 gol dicetak hanya dalam 81 pertandingan. Ia rata-rata menciptakan gol setiap 1,5 pertandingan.

Pesaing terdekatnya adalah Greaves dengan rerata 1.3. Kane juga melampaui catatan Greaves sebagai pemilik gol terbanyak bersama Tottenham Hotspur.

"Itu berarti segalanya. Saya sangat bersemangat untuk mengenakan seragam Inggris dan kembali ke sini dan memulai musim untuk Euro tahun depan," ungkap Kane usai laga melansir bbc.com.

Catatan Kane jauh bagus dari Rooney dengan perbandingan satu gol dalam 2,26 pertandingan. Memang pertambahan gol Rooney lebih lambat. Ia butuh jumlah pertandingan lebih banyak untuk menciptakan rekor. Sesungguhnya mantan striker Everton dan Manchester United itu punya caps jauh lebih banyak yakni 120.

"Saya tahu itu tidak akan memakan waktu lama tapi itu cepat. Pria hebat, pencetak gol yang luar biasa dan legenda Inggris," puji Rooney pemegang rekor sejak 2015.

Harry Kane dibanding 5 pemain tersubur Inggris lainnya mampu pecahkan rekor lebih cepat: bbc.com
Harry Kane dibanding 5 pemain tersubur Inggris lainnya mampu pecahkan rekor lebih cepat: bbc.com

Lebih dari sekadar kekalahan

Bagi Inggris, kemenangan ini mengantar mereka ke puncak klasemen. Dengan jumlah poin yang sama, Makedonia Utara berhak menempati posisi kedua. Sementara itu, Italia mendekam di posisi terbawah, 0 poin seperti Malta dan Ukraina.

Hasil negatif ini tidak hanya menodai laga pertama Retegui berseragam Gli Azzurri. Lebih dari itu, menorehkan banyak catatan yang wajib diperhatikan Mancini.

Italia mendominasi penguasaan bola, 58 persen berbanding 42 persen. Begitu juga dari sisi peluang. Italia memilih 10 shots, lebih banyak dari tim tamu dengan tujuh kesempatan.

Hanya saja, dan di sini letak salah satu persoalan, dari sekian banyak percobaan hanya satu yang tepat sasaran. Satu-satunya "shot on target" yang kemudian berujung gol. Jumlah itu kalah banyak dari Inggris yang memiliki empat tendangan tepat sasaran.

Permainan Italia memang kurang berkembang di paruh pertama. Kiprah Retegui, sebagaimana evaluasi Mancini, sungguh terbatas. Ia terbentur saat berhadapan dengan barikade pertahanan Inggris yang memiliki modal fisik yang bagus.

Tuan rumah kemudian tampil lebih baik setelah keluar dari kamar ganti. Ditandai oleh gol Retegui untuk memperkecil ketertinggalan.

Italia sesungguhnya punya kans membuat skor sama kuat. Itu terjadi di babak kedua saat performa Inggris menurun, terutama ketika harus bermain dengan 10 orang setelah Luke Shaw menerima kartu kuning kedua di menit ke-80.

Bek Manchester United mendapat kartu merah gara-gara melanggar Retegui. Terjadi hanya berselang dua menit setelah ia mendapat kartu kuning pertama karena mengulur waktu.

Sayangnya, unggul jumlah pemain di 10 menit terakhir pertandingan masih belum cukup bagi tuan rumah.

Hal ini sesungguhnya menggarisbawahi betapa efisiensi dan ketajaman lini serang Italia masih menjadi persoalan serius. Tidak heran Italia kemudian meminang Retegui.

Italia masih sulit mendapat penerus Filippo Inzaghi, Vincenzo Montella, Francesco Totti, atau Allesandro Del Piero yang mampu bermain sangat bagus sebagai penyerang tengah.

Eksperimen dengan Ciro Immobile, Andrea Belotti, Dominico Berardi, sampai Mateo Politano belum juga berhasil.

Retegui yang punya catatan gol yang bagus musim lalu di Liga Argentina kini memikul harapan baru. Di pundaknya asa akan penyerang tengah yang bisa lebih bersinar diletakkan. Kepada Retegui, Mancini berharap bisa menemukan versi lainnya dari Gabriel Batistuta.

"Dia anak muda yang telah menjadi starter di Argentina selama dua tahun. Dia punya kualitas yang kurang kami miliki di tim saat ini," sanjung Mancini pada Retegui yang mencetak 22 gol dalam 40 pertandingan bersama Tigre musim lalu.

Italia akan menghadapi Malta awal pekan depan, sementara Inggris dijadwalkan menjamu Ukraina di Wembley. Ujian selanjutnya bagi Italia, sekaligus kesempatan meraih poin penuh pertama demi menjaga api harapan ke putaran final Euro 2024 di Jerman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun