Messi akhirya bisa menjawab berbagai suara miring yang selalu membayangi perjalanannya di lapangan hijau. Ia membungkusi segala pujian dan kritik, sanjungan dan sinisme, sorak-sorai dan hinaan dengan prestasi akbar.
Naik podium juara Piala Dunia tahun lalu bisa jadi menjadi kesempatan terakhir baginya. Mencetak tujuh gol dan menjadi pemain pertama yang membobol gawang lawan di setiap pertandingan sistem gugur, hingga dinobatkan sebagai pemain terbaik kompetisi empat tahunan itu adalah kenangan yang sulit diulang.
Ada hal menarik yang disampaikan Messi di atas podium. Ia sadar mimpi yang akhirnya terwujud itu terjadi tidak tanpa campuran tangan pihak lain.
"Tanpa rekan satu tim saya, saya tidak akan berada di sini. Saya mencapai mimpi yang telah saya harapkan begitu lama. Sangat sedikit orang yang bisa mencapainya dan saya beruntung melakukannya."
Ya, Messi bisa berjaya di usia yang tidak muda karena kontribusi banyak pihak. Sang kapten dan panutan banyak pemain muda bisa mencetak 27 gol dalam 49 laga untuk klub dan negara selama musim 2021/2022 tidak semata-mata buah kerja kerasnya.
Tak heran, beberapa kategori penghargaan tahun ini jatuh ke tangan Argentina. Selain Messi sebagai The Best men's player, koleganya di bawah mistar gawang yakni Emiliano Martinez memenangkan The Best men's goalkeeper.Â
Emi Martinez mengalahkan Yassine Bounou dari Maroko yang tak kalah gemilang di Piala Dunia lalu, serta kiper Belgia sekaligus Real Madrid, Thibaut Courtois
Penjaga gawang Aston Villa tampil heroik terutama saat menghadapi adu penalti. Di antara saat menghadapi Belanda di perempat final, lalu Prancis di partai pemungkas.
Pria 30 tahun yang sempat viral karena aksinya di panggung penghargaan Piala Dunia sanggup menyelamatkan empat penalty, termasuk dalam kemenangan adu tos-tosan menghadapi sang juara bertahan di laga penghabisan.
Sarung Tangan Emas Piala Dunia yang kemudian diberikan kepada Martinez adalah salah satu penghargaan terbaik yang pernah ia raih.
Bukti prestasi seorang anak sederhana yang terinspirasi dari perjuangan keras orang tua dengan ibu sebagai pembersih gedung yang bekerja hingga sembilan jam per hari dan sang ayah yang harus bekerja keras ikut menghidupkan keluarganya.