Dua tim teratas di tabel klasemen sementara Liga Premier Inggris 2022/2023 kompak memetik kemenangan di pekan ke-25 yang digelar sejak Sabtu (25/2/2023).
Arsenal dan Manchester City masih terlalu tangguh bagi Bournemouth dan Leicester City. Alhasil, persaingan memperebutkan mahkota di akhir musim masih terus berlanjut dengan intensitas yang semakin tinggi mengingat jumlah pertandingan yang makin sedikit.
Manchester City yang merupakan juara bertahan bisa mengatasi tekanan tuan rumah Bournemouth di Vitality Stadium. Kemenangan 4-1 jelas memberi tekanan kepada The Gunners di posisi teratas yang sempat memimpin lima poin berkat kemenangan beberapa jam sebelumnya.
Sekaligus menjadi titik balik setelah dua laga terakhir yang berakhir sama kuat, masing-masing saat menghadapi Nottingham Forest di pentas domestik darn RB Leipzig di kancah Liga Champions.
Para pemain muda The Citizen mengambil peran. Julian Alvarez membuka keunggulan di menit ke-15, lalu digandakan oleh Erling Haaland kurang dari 15 menit berselang untuk menambah koleksi golnya di musim perdana yang impresif menjadi 27.
Jumlah tersebut menempatkannya sebagai pemuncak daftar pencetak gol terbanyak Liga Premier Inggris, jauh meninggalkan striker senior Tottenham Hotspur, Harry Kane di urutan kedua.
Haaland pun memecahkan rekor sebagai pemain City tersubur dalam satu musim yang sebelumnya dipegang Sergio Aguero dengan 26 gol pada musim 2014/2015.Â
Bila ditambah dengan gol-gol dari kompetisi lain, mantan pemain Borussia Dortmund itu sudah mencetak 33 gol dari total 33 laga di semua kompetisi.Â
Kesempatan pemain kelahiran Norwegia 22 tahun silam menambah pundi-pundi gol masih terbuka dengan musim ini yang masih menyisahkan 13 laga.
Selanjutnya, Phil Foden menutup babak pertama dengan keunggulan tiga gol tanpa balas.
Chris Mepham tak sempurna menggagalkan tendangan voli Alvarez yang berujung gol bunuh diri di menit ke-51 membuat City menjauh, sebelum perjuangan tuan rumah memperkecil ketertinggalan dan mencari gol hiburan baru berbuah manis sembilan menit sebelum waktu normal berakhir melalui Jeferson Lerma.
Foden menjawab kepercayaan
Pep Guardiola sudah makin terbiasa untuk mengutak-atik formasi. Kali ini ia memberi tempat kepada Foden untuk bermain sejak menit pertama hingga laga usai.
Pemain muda Inggris itu malah tidak mendapat menit bermain saat City gagal memetik poin penuh di leg pertama babak 16 besar Liga Champions tengah pekan lalu.
Foden tak membuang kesempatan ketika diberi kepercayaan. Sang gelandang tampil impresif dan sangat menyulitkan para pemain belakang tuan rumah.
Dua gol pertama City tidak lepas dari peran pemain 22 tahun itu, sebelum ia sendiri akhirnya ikut mencatatkan namanya di papan skor untuk gol ketiga, memanfaatkan kesalahan pemain tuan rumah.
Dari sejumlah pergantian pemain yang dilakukan di paruh kedua tidak ada nama Foden. Guardiola memberinya kesempatan untuk menuntaskan pertandingan dengan gelandang kreatif Kevin de Bruyne masih bertahan di bangku cadangan setelah sembuh dari sakit.
Bagi City, tambahan tiga poin dengan kemenangan yang mencolok membuat selisih gol mereka menjadi 39, semakin unggul dari Arsenal dengan selisih 10 yang masih punya kemewahan dengan satu laga di tangan. Â
Hal ini tetap penting dicatat mengingat persaingan bakal makin ketat dan bukan tidak mungkin variabel seperti ini akan berperan di saat akhir penentuan gelar juara.
Sementara itu, Bournemouth belum juga menemukan jalan pulang ke zona aman. Kekalahan keenam dari sembilan pertandingan pasca-Piala Dunia dengan hanya mencetak empat gol selama itu menenggelamkan mereka dalam masalah serius.
The Cherries masih berkutat di zona merah, tepatnya di posisi ke-19 dengan 21 poin dari 24 laga, terpaut satu angka dari Leeds United yang berada tepat di atas zona degradasi.
Gary O'Neil harus bekerja sangat keras bila timnya tidak ingin berumah di sana. Dua pekan ke depan, mereka sudah ditunggu tim-tim unggulan seperti Arsenal dan Liverpool.
Bayang degradasi Leicester
Arsenal jelas patut berterima kasih pada Gabriel Martinelli. Striker asal Brasil itu menjadi penentu kemenangan Meriam London di King Power Stadium.
Tidak mudah bagi tim tamu untuk mendapat gol dan pulang dengan poin penuh. Mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan gol satu-satunya di awal babak kedua, tepatnya di menit ke-46.
Pemain bernama lengkap Gabriel Teodoro Martinelli Silva akhirnya mencetak gol kesembilannya. Pemuda 21 tahun itu melepas tembakan mematikan memanfaatkan umpan cerdik Leandro Trossard untuk memperdaya Danny Ward yang mengawal gawang The Foxes.
Arsenal sebenarnya bisa lebih cepat memimpin seandainya gol keren Trossard dengan melepas tendangan melengkung dari luar kotak penalti di babak pertama tidak dianulir wasit.
Arsenal dominan sepanjang laga dengan 66 persen penguasaan bola dan melepas 10 percobaan.
Tidak hanya Trossard, gol Bukayo Saka juga dianulir tersebab Martinelli lebih dahulu tertangkap offside.
Oleksandr Zinchenko yang mendapat penghormatan khusus dengan diberi ban kapten oleh klubnya sebagai tanda penghormatan pada minggu peringatan pertama invasi Rusia ke negara asalnya Ukraina pun nyaris mencetak gol bila tembakan melengkungnya tak dibendung Ward.
Keunggulan tipis ini lebih dari cukup mengembalikan Arsenal ke jalur positif setelah kehilangan tujuh poin dari kemungkinan sembilan angka.
Arsenal masih bercokol di puncak dengan keunggulan dua angka dan satu laga lebih sedikit. Potensi menambah selisih poin terbuka lebar dengan syarat tak membuang kesempatan di laga ke-25.
Sementara Leicester masih terus berjuang dari posisi ke-14. Penampilan Si Rubah di laga ini mencerminkan banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi bila ingin kembali bersaing di papan atas.
Leicester benar-benar tak bertaji. Mereka seperti kehilangan bensin padahal musim baru saja melewati separuh jalan.
Menghadapi tim yang sedang "on fire" seperti Arsenal, Leicester begitu tertekan dan sama sekali tak bisa memberi tekanan balik. Tak ada "shot on target" yang mampu diciptakan Leicester di hadapan pendukung sendiri.
Persoalannya tidak hanya sekadar kehilangan James Maddison, gelandang kreatif dan pekerja keras yang sedang sakit.
Mereka boleh bermain baik namun bila tidak mampu mencetak gol maka segalanya menjadi tak berarti. Seperti saat dibungkam Manchester United 0-3 di Old Trafford pekan sebelumnya.
Bila tidak segera berbenah maka bayang-bayang degradasi akan semakin pekat. Jarak tiga angka dari Everton dan Bournemouth-yang bergabung dengan Southampton-di zona degradasi sudah menjadi alarm bahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H