Sementara Leicester masih terus berjuang dari posisi ke-14. Penampilan Si Rubah di laga ini mencerminkan banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi bila ingin kembali bersaing di papan atas.
Leicester benar-benar tak bertaji. Mereka seperti kehilangan bensin padahal musim baru saja melewati separuh jalan.
Menghadapi tim yang sedang "on fire" seperti Arsenal, Leicester begitu tertekan dan sama sekali tak bisa memberi tekanan balik. Tak ada "shot on target" yang mampu diciptakan Leicester di hadapan pendukung sendiri.
Persoalannya tidak hanya sekadar kehilangan James Maddison, gelandang kreatif dan pekerja keras yang sedang sakit.
Mereka boleh bermain baik namun bila tidak mampu mencetak gol maka segalanya menjadi tak berarti. Seperti saat dibungkam Manchester United 0-3 di Old Trafford pekan sebelumnya.
Bila tidak segera berbenah maka bayang-bayang degradasi akan semakin pekat. Jarak tiga angka dari Everton dan Bournemouth-yang bergabung dengan Southampton-di zona degradasi sudah menjadi alarm bahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H