Hal ini menunjukkan tuan rumah tampil lebih efektif. Meski tidak harus banyak menguasai bola, mereka tetap bisa menghukum tim tamu.
Kedua, duo Brasil, Fred dan Antony memberikan pengaruh tersendiri. Kedua pemain itu masing-masing mencetak satu gol untuk membuat skor akhir berbeda.
Fred yang mendapat banyak kritik sejak kepindahannya ke Old Trafford dari Shakhtar Donetsk pada 2018 mampu mengisi tempat Christian Eriksen yang tengah diterpa cedera panjang dengan waktu pemulihan hingga akhir April nanti.
Fred pun sanggup menjawab setiap sinis dan memikul tanggung jawab dengan gol penting di laga ini. Mengelabui Frenkie de Jong, gelandang incaran United yang tak kunjung berhasil direkrut, untuk menuntaskan umpan terobosan brilian Bruno Fernandes membuat skor sama kuat.
Itulah titik balik sekaligus mengubah pertandingan. Â Fred tidak hanya berhenti dengan mencetak gol penyeimbang. Pemain 29 tahun itu tampil spartan untuk mematahkan setiap serangan balik dan mengacaukan permainan pemuncak LaLiga Spanyol itu.
Fred juga menjadi bagian penting dari gol pemungkas yang dicetak juniornya di timnas Brasil.
Antony masuk di awal babak kedua, tepatnya di menit ke-46 menggantikan pemain senior asal Belanda Wout Weghorst.
Kehadiran Antony meningkatkan intensitas serangan. Kecepatan dan kelincahan pemain 23 tahun itu tidak hanya merepotkan barisan belakang Barcelona, tetapi juga sanggup memberikan pukulan mematikan.
Ketiga, selain kedua pemain itu, nama-nama lain seperti David, Raphael Varane, Licha, Casemiro, dan Bruno tetap patut disebut.
De Gea melakukan sejumlah penyelamatan gemilang, salah satunya dari upaya Jules Kounde. Juga Varane yang mampu menggagalkan peluang emas terakhir Barceloan dari Lewandowski jelang bubaran.
Mereka menjadi bagian dari peralihan babak pertama yang menentukan. Tidak lepas dari kecermatan sang manajer, Erik Ten Hag  yang terus menunjukkan peningkatan dalam 12 bulan terakhir.