Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Air Mata Chico Aura untuk Irwansyah, Apresiasi Tulus Anak Didik kepada Sang Penjasa

31 Januari 2023   04:11 Diperbarui: 31 Januari 2023   17:30 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irwansyah mengapiti Jojo dan Chico di podium Indonesia Masters 2023: pbsi.id

Saat konferensi pers usai "all Indonesian final" tunggal putra Indonesia Open 2023, Minggu (29/1/2023), Chico Aura Dwi Wardoyo tak bisa menuntaskan kalimatnya. Saat ia menyebut nama Irwansyah, kalimatnya terputus.

"Pertama bersyukur alhamdulillah juga bisa ciptain All Indonesian Final di Istora. Terima kasih juga untuk coach Irwansyah. Atas bimbingannya kita," ungkap Chico.

Ia tak kuasa menahan air mata. Sosok yang disebutkan namanya duduk tepat di samping, memisahkan dua anak didiknya yang tampil di Istora, Senayan, Jakarta hari itu.

Irwansyah pun mengusap rambut pebulutangkis 24 tahun itu. Jonatan Christie yang duduk di sisi berbeda langsung mengambil alih pembicaraan untuk menjawab pertanyaan wartawan.

Nama Irwansyah sebenarnya sudah lebih awal disebut. Dalam pidato kemenangan di tengah venue legendaris itu, Jojo yang memenangi laga dalam dua gim, 15-21 dan 13-21, jelas menyebut nama sang pelatih. Saat sesi foto usai penganugerahan medali, Jojo tak lupa mengajak Irwansyah turut serta ke atas podium.

Momen bahagia sekaligus mengharukan itu kemudian menghiasi media sosial dan media-media arus utama tak lama berselang.

Bagi saya, pesan foto itu sangat kuat. Tangis Chico setelah itu sebenarnya adalah kelanjutan dari pidato singkat Jojo kemudian reaksi spontan yang menunjukkan sikap hormat yang tinggi.

Mereka tidak mau hanya mereka yang dikenang dalam bidikan kamera juru foto. Mereka menganggap sang pelatih patut diabadikan dalam momen bahagia itu.

Irwansyah mengapiti Jojo dan Chico di podium Indonesia Masters 2023: pbsi.id
Irwansyah mengapiti Jojo dan Chico di podium Indonesia Masters 2023: pbsi.id

Apresiasi

"Saya terharu banget. Terima kasih banyak. Mereka ini pemain-pemain yang luar biasa dari disiplin, juga menghargai saya sebagai pelatih. Saya sangat terharu sekali, sangat bangga sekali."

Begitu Irwansyah merespon singkat pencapaian Chico dan Jojo. Pengakuan dari seorang pelatih tentang sepak terjang anak didiknya yang membanggakan. Tidak hanya soal prestasi, tetapi proses. Tidak hanya tentang gelar, tetapi sikap.

Ya, seperti Irwansyah katakan, apa yang dilakukan kedua pemain saat itu menunjukkan rasa hormat mereka yang tinggi kepadanya. Sebuah sikap yang pantas menuai apresiasi dan simpati luas.

Irwansyah adalah jebolan klub badminton legendaris di Tanah Air, PB Tangkas. Ia seangkatan Marleve Mainaky dan Hendrawan. Karier Irwansyah sebagai pemain jelas tak segemilang kedua nama itu.

Ia kemudian banting stir jadi pelatih. Ia memilih Eropa sebagai medan perjuangannya. Selama kurang lebih lebih 15 tahun ia di sana. Dua tahun di Siprus, tiga tahun di Irlandia, dan satu decade mengabdi untuk bulu tangkis Inggris.

Ia pulang kampung setelah diminta Hendri Saputra untuk mendampinginya di sektor tunggal putra. Ia terhitung mulai mengabdi di Cipayung per 1 September 2016. Di bawah arahan Hendry Saputra mereka bekerja keras untuk mendongkrak prestasi sector tunggal putra.

Dalam perjalanan waktu, Irwansyah pun dipromosikan sebagai kepala pelatih tunggal putra. Ia mengisi tempat yang ditinggalkan Hendry yang kontraknya tidak diperpanjang.

Irwansyah memulai tahun 2022 dengan beban berat. Ia harus bekerja sendiri untuk menangani Jojo, Anthony Sinisuka Ginting, Chico, Shesar Vito, dan masih banyak lagi.

Rentang waktu itu jelas tidak singkat untuk seorang pelatih yang mengemban tanggung jawab begitu besar. Ia kerap mendapat sindiran bahkan diremehkan.

Irwansyah yang punya senyum khas dan tidak banyak bicara tetap fokus bekerja. Anak didiknya pun sanggup unjuk gigi. Salah satu pencapaian terbaiknya adalah melihat Chico dan Jojo bersua di partai pemungkas.

Chico dan Jojo melewati tantangan berat. Absennya Viktor Axelsen dan Kunlavut Vitidsarn yang menjadi finalis India Open 2023 sepekan sebelumnya sama sekali bukan keuntungan yang didapat begitu saja.

Keduanya harus berjuang keras sejak laga pertama. Chico misalnya, harus menjalani laga dramatis dan menegangkan selama 73 menit kala menjungkalkan NG Ka Long Angus di semifinal dengan skor akhir 17-21, 27-20, dan 22-20.

Chico yang sebelumnya lebih dianggap sebagai pelapis ternyata bisa memberi gelar. Bahkan Juli tahun lalu, Chico sanggup mencapai tangga juara turnamen BWF World Tour Super 500 bertajuk Malaysia Masters 2022.

Ia mengalahkan pemain Hong Kong dengan ranking dunia lebih tinggi yang memaksanya bertarung tiga gim untuk menggapai final pertamanya di Istora.

Tidak heran bila bisa berlaga di partai penghabisan di kandang sendiri menjadi momen spesial bagi Chico. Mimpi putra Papua untuk bertarung memperebutkan gelar juara di venue yang sebelumnya hanya bisa ia tatap dari jauh melalui layar televisi.

Itu lebih dari cukup membuat Chico terharu. Ia tahu betapa besar peran Irwansyah. Sosok yang mampu mengangkat tunggal putra terbang tinggi.

Dari gelar HYLO Open 2022 dan Singapore Open di tahun yang sama dari Ginting. Pun pencapaian Jojo menjadi jawara Swiss Open 2022, satu-satunya gelar dari tiga final beruntun termasuk Korea Open dan Kejuaraan Asia di tahun tersebut.

Dari gelar turnamen BWF World Tour Super 300, pencapaian pemain kelahiran Jakarta itu kian meningkat. Ia sudah bisa "pecah telur" gelar Super 500.

Juga ranking dunia anak-anak asuhnya yang kini bisa terdongkrak naik. Tidak ada pelatih yang tidak bangga bila buah didikannya sanggup menempatkan dua pemainnya di tiga besar dunia. Pemandangan seperti ini sebelumnya hanya menjadi langganan sektor ganda putra.

Seperti kita tahu, semenjak 24 Januari lalu Ginting dan Jojo saling bertukar tempat persis di belakang Viktor Axelsen yang memuncaki ranking BWF. Dengan hasil positif di Istora, Jojo bakal mengambil alih posisi itu mulai pekan berikutnya.

Terlepas dari siapa dari antara keduanya yang berada di posisi kedua, yang pasti penantian 17 tahun tunggal putra Indonesia menempatkan pemainnya di posisi kedua setelah Taufik Hidayat melakukannya pada Mei 2011, telah berakhir.

Irwansyah adalah sosok yang tidak hanya terkenal disiplin, tetapi juga sangat percaya akan kemampuan anak didiknya. Jojo tegas mengatakan hal itu. Bahkan terus diulang oleh para pemain lain di berbagai kesempatan.

Kepercayaan seorang pelatih yang tak pernah padam jelas membuat api harapan setiap pemain tetap bernyala. Pemain tidak kehilangan dukungan. Mereka akan terpacu untuk menjawab kepercayaan itu. Tidak mustahil, mereka sanggup melewati saat-saat paling sulit dan gelap sekalipun.

Berbagai hal di atas menunjukkan pelatih berusia 49 tahun dan sulit kita temukan dirinya di sosial media pribadi, kecuali dipromosi oleh akun-akun pemain dan suporter, adalah sosok yang rendah hati.

Kerendahan hati yang tidak hanya dipancarkan ke dalam, menyapu para pemain tanpa terkecuali, tetapi juga ke luar. Hal ini di antaranya tercermin dari setiap kali mendampingi anak didiknya di lapangan pertandingan.

Ia tidak akan pernah lupa pada penggemar. Ia akan segera mengingatkan pemainnya untuk tidak lupa memberi salam kepada para fan.

Kepada media dan siapa yang bertanya pun demikian. Ia akan dengan jujur dan terbuka menyampaikan segala hal apa adanya.

Bahkan, ia tidak segan meminta maaf untuk hal yang tidak sepenuhnya menjadi kesalahannya. Ia bisa memberi penjelasan secara detail tanpa harus diminta dan tidak seharusnya dijelaskan.

Tak pelak Irwansyah mendapat tempat tersendiri di hati anak didiknya. Ekspresi tak terduga Chico dan Jojo usai final turnamen berhadiah total 420 ribu USD itu menggariskan satu hal.

Tangis Chico adalah tangis apresiasi. Di balik pencapaian seorang pemain, ada peran pelatih. Sehebat-hebatnya dan sekeras-kerasnya perjuangan pribadi, peran pelatih tak tergantikan. Kesuksesan dalam bentuk apa pun, jelas tidak terjadi karena upaya seorang diri.

Semoga kehadiran Harry Hartono yang mulai mendampingi Irwansyah sejak awal tahun ini membuat tunggal putra makin berkibar. Keduanya bisa berbagi peran dan membagi perhatian sama besar kepada setiap pemain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun