Di satu sisi, absennya sejumlah pemain top jelas mengurangi tingkat persaingan. Para penonton pun tak bisa melihat aksi para pemain unggulan itu. Sebut saja, tanpa Axelsen dan View, tak bisa memenuhi rasa penasaran publik akan kiprah mereka setelah tampil fenomenal minggu sebelumnya.
Di sisi lain, para pemain Indonesia mendapat untung.
Pertama, terjangan gelombang undur diri itu membuat Indonesia setidaknya bisa mengirim 30 wakil.
Para pemain seperti Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay dan Christian Adinata yang berada di daftar cadangan tunggal putra dipromosi ke babak kualifikasi.
Putri Kusuma Wardani pun ketiban untung bersama dua pemain cadangan tunggal putri lainnya.
Empat pasangan ganda putra yang mundur membuka jalan bagi pasangan non-pelatnas, Sabar Gautama/Moh Reza Pahlevi Ishafani dan pasangan muda Rahmat Hidayat/Muhammad Rayhan Nur Fadillah.
Tiga pasangan ganda putri junior yakni Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspita Sari, Kelly Larissa/Ridya Aulia Fatasya, dan Anisanaya Kamila/Az Zahra Ditya Ramadhani akhirnya bisa merasakan atmosfer Istora.
Demikian juga Akbar Bintang Cahyono/Marsheilla Gischa Islami dan Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata ketiban durian runtuh bisa tampil di ajang akbar itu, meski-seperti yang lain-harus bertarung dari babak kualifikasi ganda campuran.
Walau harus merangkak dari babak kualifikasi yang dijadwalkan pada hari pertama, banyak pemain Indonesia akhirnya bisa mencicipi pengalaman di turnamen besar itu.
Kedua, di balik tim tuan rumah yang gemuk, sebanyak enam di antaranya masuk daftar unggulan. Juara Malaysia Open BWF World Tour Super 1000 2023 sekaligus ganda putra nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dijagokan di tempat pertama.
Tak ada nama Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dalam list delapan unggulan. Sebagai gantinya, ada pasangan kawakan, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang ditempatkan sebagai unggulan ketiga di belakang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dari Jepang.