Ginting mengakui kemenangan ini tidak lepas dari dukungan yang ia dapatkan dari para penonton. Ia menyebut dirinya seperti bermain di kandang sendiri.
"Saya seperti main di kandang sendiri dengan dukungan penonton di sini. Saya sangat senang dengan dukungan penonton kepada saya. Saya merasa senang di India," beber Ginting kepada situs resmi BWF.
Setahap lebih dekat ke tangga juara. Lawannya dalam perebutan tiket final adalah Kunlavut Vitidsarn yang di luar dugaan menang dua gim, 21-12 dan 21-17 atas unggulan tiga sekaligus juara dunia asal Singapura, Loh Kean Yew.
Mendebarkan
Jojo mampu mengawali pertemuan kesebelas menghadapi Chou Tien Chen dengan apik. Pemain kelahiran Jakarta itu relatif mudah meredam pemain yang baru merayakan usia ke-33 pada 8 Januari lalu.
Namun, situasi berubah di gim kedua. Justru permainan Jojo menjadi goyah. Inkonsistensi yang ditunjukkan unggulan empat itu membuat Chou mampu meraih poin demi poin dengan cukup cepat.
Chou memimpin 11-5 di interval gim, lalu terus menjaga jarak 15-9 hingga kegagalan Jojo mengembalikan pukulan Chou membuat pertandingan berlanjut ke gim ketiga.
Jojo rupanya belajar dari kekalahan di set kedua. Jojo lebih banyak mengambil inisiatif menyerang sambil memperbaiki aspek pertahanan dan akurasi pukulan.
Jojo mengambil dua poin pertama. Chou berusaha mengejar. Kontrol yang cermat dari Jojo memberinya keuntungan sehingga mampu memimpin 6-2.
Bukan rahasia lagi duel kedua pemain ini tidak pernah berlangsung singkat. Rerata menghabiskan lebih dari 50 menit, seperti pertemuan sebelumnya di fase grup BWF World Tour Finals 2022.
Jojo terus menjaga momentum dan terus memimpin dengan selisih empat poin. Namun, sejumlah kesalahan berupa pengembalian yang tanggung bisa disambut Chou dengan serangan mematikan. Skor sama kuat, 8-8 dan Chou berbalik unggul saat interval.