Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Jatuh-Bangun Fajar/Rian ke Podim Juara Malaysia Open 2023: Kami Selalu Ingin Jadi yang Terbaik

15 Januari 2023   21:56 Diperbarui: 16 Januari 2023   22:42 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I don't believe it. Pekik Oma Gill. Komentator legendaris menyoroti penampilan heroik Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto saat merebut poin ke-15 di gim kedua dari Liang Wei Keng/Wang Chan di final Malaysia Open 2023, Minggu (15/1/2023) petang WIB.

Unggulan tiga itu berjuang menahan gempuran pasangan China. Jatuh-bangun keduanya menjangkau setiap sisi untuk mengembalikan bola sulit lawan yang berperingkat 11 BWF itu. Lantas berbalik mengirim bola ke bidang yang membuat lawan tak berkutik.

Demikian salah satu aksi ciamik yang dipertontonkan Fajar/Rian di laga pemungkas yang digelar di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala Lumpur.

Tidak mudah harapawan semata wayang Indonesia itu merebut poin apalagi mengunci kemenangan. Sempat memimpin di gim pertama, Liang/Wang bangkit di gim kedua.

Daya juang, determinasi, kecepatan, akurasi, dan variasi pukulan akhirnya membedakan Fajar/Rian dari lawan yang berjuang mengandaskan mimpi Fajar/Rian untuk mengguratkan prestasi.

Fajar/Rian tak terbendung di set penentuan. Penampilan spektakuler dengan sejumlah momen yang menuai decak kagum memastikan gelar juara menjadi milik mereka.

Kemenangan ini mengandung banyak makna. Revans atas kekalahan di perempat final Japan Open 2022 yang kala itu berakhir tiga gim pula, 18-21, 21-19, dan 16-21. Pembalasan pada momen yang tepat untuk membuat Fajar/Rian berbalik memimpin 2-1 dalam skor pertemuan.

Lebih dari itu, ini adalah gelar BWF World Tour Super 1000 pertama sepanjang karier mereka. Melengkapi empat gelar dari turnamen dengan level di bawahnya yang mereka raih tahun lalu, tahun terbaik sejauh ini dalam karier mereka.

Sebanyak 14 gelar sudah mereka raih. Setelah menjuarai Swiss Open Super 300 2022, Indonesia Masters Super 500 2022, Malaysia Masters Super 500 2022, Denmark Open Super 750 2022, akhirnya ada trofi bergengsi di lemari prestasi mereka. Lengkap sudah koleksi gelar BWF World Tour!

Keduanya membuka tahun baru dan sanggup menggapai klimaks di turnamen pertama BWF World Tour 2023. Awal manis sebagai ganda putra nomor satu dunia yang belum lama ini mereka raih.

Di sisi lain, gelar ini memperbaiki catatan edisi sebelumnya. Saat itu mereka harus puas menjadi runner-up, kalah dari Takura Hoki/Yugo Kobayashi, 22-24, 21-16, dan 9-21. Pasangan Jepang yang menjalani "bulan madu" singkat, tidak lama merasakan takhta ganda putra sebelum dilengserkan Fajar/Rian.

Jatuh-bangun

Tentu, perjalanan Fajar/Rian menggapai gelar pertama di turnamen yang tahun sebelumnya berlevel BWF World Tour Super 750  tidaklah mudah.

Bila kita merunut sepak terjang mereka sejak babak 32 besar, pasangan ini harus melewati duel panjang dalam empat dari lima pertandingan. Bahkan, hingga babak perempat final keduanya selalu dalam keadaan tertinggal di gim pertama.

Situasi yang sangat berisiko, malah nyaris terpeleset. Pasangan kakak beradik dari Prancis, Christo Popov/Toma Junior Popov menjadi ujian pertama Fajar/Rian. Popov bersaudara itu membuat Fajar/Rian harus berjuang "comeback" setelah kehilangan set pertama.

Usai melewati hadangan pertama dengan skor 19-21, 21-16, dan 21-15, Fajar/Rian membuat para penggemarnya sempat geleng-geleng tak percaya ketika bertemu Mark Lamsfuss/Marvin Seidel.

Betapa tidak. Pasangan non-unggulan dari Jerman itu hanya memberi Fajar/Rian delapan poin di gim pembuka. Ternyata, Fajar/Rian bisa keluar dari tekanan dan situasi sulit. Keduanya pun mampu membalikkan keadaan dengan merebut dua gim berikutnya dengan skor akhir 8-21, 21-19, dan 21-6.

Pasangan tuan rumah sekaligus "bestie" mereka Ong Yew Sin/Teo Ee Yi juga memaksa pertandingan berlangsung dalam tempo cepat dan bertensi tinggi. Tekanan tambahan dari luar lapangan membuat Fajar/Rian mengawali pertandingan dengan kekalahan.

Fajar/Rian sanggup membuktikan status mereka sebagai pasangan paling konsisten dan terpuji saat ini. Tidak hanya dari sisi teknik dan strategi, juga mental yang tangguh untuk bangkit dari ketertinggalan.

Ujian lainnya yang tak kalah berat akhirnya sanggup dilewati untuk mengantar mereka ke semifinal. Ternyata kemenangan demi kemenangan yang diraih dengan susah payah itu membuat mereka lebih siap menghadapi Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae.

Fajar/Rian membuat pasangan Korea Selatan yang menaklukkan mereka di final Korea Open tahun lalu tak bisa berbuat banyak di pertemuan kedua. Mereka benar-benar "on fire." Fajar/Rian hanya butuh dua gim, 18-21 dan 17-21 ke partai penghabisan.

Grafik skor Fajar/Rian memang tidak selalu konsisten. Sebagian besar bermain tiga set. Sebagian besar pula selalu dalam posisi tertinggal.

Namun, statistik tersebut tidak bisa mengubah kenyataan. Fajar/Rian adalah pasangan ganda putra terbaik saat ini. Dalam semua sisi.

Perjalanan Fajar/Rian hingga menjadi juara Malaysia Open 2023: tournamentsoftware.com
Perjalanan Fajar/Rian hingga menjadi juara Malaysia Open 2023: tournamentsoftware.com

Yang Terbaik

"Senang, alhamdulillah di awal tahun 2023 ini bisa mendapat gelar juara pertama di Super 1000. Sangat bersyukur, semoga ke depan bisa lebih baik."

Demikian Fajar Alfian mewakili tandemnya tak lama setelah turun dari podium. Curahan hati untuk pencapaian yang diraih dengan susah payah dan membuat bangga insan badminton Tanah Air.

Ditambah lagi, Fajar secara lugas mendedikasikannya untuk Indonesia.

"Gelar ini pertama saya persembahkan untuk Indonesia, PBSI, pelatih, semua tim dan keluarga. Juga untuk semua teman-teman dan suporter yang terus mendukung kami," sambung Fajar melansir PBSI.

Gelar ini adalah awal dari lembaran sejarah mereka di tahun baru. Perjalanan mereka masih panjang. Masih banyak agenda pertandingan menanti.

Fajar/Rian tidak punya waktu istirahat atau kesempatan ekstra untuk merayakan kesuksesan ini. Bersama kompatriot lainnya mereka akan terbang ke New Delhi guna menghadapi India Open yang digelar di K D Jadhav Indor Hall, pada awal pekan berikutnya, sejak 17 hingga 22 Januari 2023 nanti.

Di sana Fajar/Rian adalah unggulan kedua.  Lawan pertama yang mereka hadapi adalah pasangan ulet Korea Selatan, Choi Sol Gyu/Kim Won Ho.

Kita berharap keduanya bisa menjaga penampilan agar tetap konsisten dengan jeli dan bijaksana menghadapi jadwal pertandingan yang padat. Di samping tekad luar biasa seperti dikatakan Fajar,

"Kami selalu ingin jadi yang terbaik, berpikiran positif terus dan melakukan yang terbaik serta fokus di setiap pertandingan."

Sekiranya gelar ini adalah awal, bukan akhir. Tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Jelas, untuk mempertahankan level permainan adalah pekerjaan yang luar biasa berat. Meski berat, seperti Fajar katakan, tidak ada salahnya untuk terus optimis.

China Juara Umum dan Axelsen bak Alien

Fajar/Rian menjaga wajah Indonesia di partai puncak. Seperti tahun sebelumnya, tim Merah-Putih bisa pulang dengan satu gelar. Bedanya, saat itu, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang berada di podium juara.

Distribusi gelar tahun ini sedikit didominasi China. Tahun lalu, lima gelar dibagi ke lima negara berbeda. China pulang kali ini dengan dua gelar setelah Chen Qing Chen/Jia Yi Fan merebut kemenangan sektor ganda putra dari Baek Ha Na/Lee Yu Lim, 21-16 dan 21-10 dan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong sukses pertahankan gelar.

Zheng/Huang yang dijagokan di tempat pertama mampu meredam Yuta Watanabe/Arisa Higashino dari Jepang, 21-19 dan 21-11.

Dua pasangan China itu sungguh membuktikan posisi mereka sebagai unggulan teratas. Tak terbendung dan kompak menang dua gim di laga final.

Jepang yang meloloskan tiga wakil, sama seperti China, hanya sanggup meraih satu gelar. Akane Yamaguchi mempertontonkan kisah kebangkitan setelah kehilangan gim pertama dari An Se Young. Final ideal antara dua unggulan teratas di tunggal putri yang berakhir dengan skor 12-21, 21-19, dan 21-11 untuk Yamaguchi.

Entah mengapa "rising star" Negeri Sakura, Kodai Naraoka bermain antiklimaks. Ia gagal mengunci perjalanan luar biasa di awal tahun dengan kejutan terbesar. Naraoka, 21 tahun, masih juga kesulitan untuk meruntuhkan dominasi Viktor Axelsen.

Jagoan dari Denmark itu terlalu perkasa. Ia seperti alien dari dunia lain yang belum mendapatkan lawan sepadan.

Unggulan pertama itu menang telak, 21-6 dan 21-5 dalam waktu 40 menit sekaligus mengikuti jejak Zheng/Huang sebagai juara bertahan yang kembali berjaya.

Hasil final Malaysia Open 2023: tournamentsoftware.com
Hasil final Malaysia Open 2023: tournamentsoftware.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun