Jatuh-bangun
Tentu, perjalanan Fajar/Rian menggapai gelar pertama di turnamen yang tahun sebelumnya berlevel BWF World Tour Super 750 Â tidaklah mudah.
Bila kita merunut sepak terjang mereka sejak babak 32 besar, pasangan ini harus melewati duel panjang dalam empat dari lima pertandingan. Bahkan, hingga babak perempat final keduanya selalu dalam keadaan tertinggal di gim pertama.
Situasi yang sangat berisiko, malah nyaris terpeleset. Pasangan kakak beradik dari Prancis, Christo Popov/Toma Junior Popov menjadi ujian pertama Fajar/Rian. Popov bersaudara itu membuat Fajar/Rian harus berjuang "comeback" setelah kehilangan set pertama.
Usai melewati hadangan pertama dengan skor 19-21, 21-16, dan 21-15, Fajar/Rian membuat para penggemarnya sempat geleng-geleng tak percaya ketika bertemu Mark Lamsfuss/Marvin Seidel.
Betapa tidak. Pasangan non-unggulan dari Jerman itu hanya memberi Fajar/Rian delapan poin di gim pembuka. Ternyata, Fajar/Rian bisa keluar dari tekanan dan situasi sulit. Keduanya pun mampu membalikkan keadaan dengan merebut dua gim berikutnya dengan skor akhir 8-21, 21-19, dan 21-6.
Pasangan tuan rumah sekaligus "bestie" mereka Ong Yew Sin/Teo Ee Yi juga memaksa pertandingan berlangsung dalam tempo cepat dan bertensi tinggi. Tekanan tambahan dari luar lapangan membuat Fajar/Rian mengawali pertandingan dengan kekalahan.
Fajar/Rian sanggup membuktikan status mereka sebagai pasangan paling konsisten dan terpuji saat ini. Tidak hanya dari sisi teknik dan strategi, juga mental yang tangguh untuk bangkit dari ketertinggalan.
Ujian lainnya yang tak kalah berat akhirnya sanggup dilewati untuk mengantar mereka ke semifinal. Ternyata kemenangan demi kemenangan yang diraih dengan susah payah itu membuat mereka lebih siap menghadapi Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae.
Fajar/Rian membuat pasangan Korea Selatan yang menaklukkan mereka di final Korea Open tahun lalu tak bisa berbuat banyak di pertemuan kedua. Mereka benar-benar "on fire." Fajar/Rian hanya butuh dua gim, 18-21 dan 17-21 ke partai penghabisan.
Grafik skor Fajar/Rian memang tidak selalu konsisten. Sebagian besar bermain tiga set. Sebagian besar pula selalu dalam posisi tertinggal.