Otomatis pasangan China itu berhak ke final menghadapi Baek Ha Na/Lee Yu Lim dari Korea Selatan yang menghentikan unggulan tujuh dari China Zhang Shu Xian/Zheng Yu, 21-17 dan 23-21.
Lebih dari sekadar partner
Kita tentu bersimpati pada Fadia, pemain bertalenta kelahiran Jonggol, 22 tahun silam. Dari informasi yang dirilis pihak PBSI, dipastikan Fadia mengalami "strain ligament" atau regangan atau robekan pada pergelangan kaki kanan.
Dari keterangan dr Vetinly Tan, tim medis PBSI, panitia pertandingan (dokter BWF dan panpel) langsung bergerak cepat menangani cedera Fadia. Hanya saja, pihaknya belum bisa memastikan seberapa parah cedera Fadia.
"Cuma untuk memastikan bagaimana parah cedera Fadia, akan segera dilakukan MRI (Magnetic resonance Imaging) di Jakarta," sambung Vetinly.
Sudah tepat Apri/Fadia menarik diri. Keputusan bijak untuk menghindari risiko yang lebih berbahaya. Selanjutnya, kita berharap Fadia tidak mengalami masalah serius sehingga bisa segera pulih.
Kita tentu tidak mengharapkan juara bertahan itu mengakhiri kompetisi dengan cara seperti ini. Penampilan mereka sedang beranjak naik setelah sempat kesulitan di empat turnamen terakhir penutup tahun.
Nasib sial itu sudah menjadi takdir yang tak bisa dikompromi. Pemilik dua gelar tahun lalu (Malaysia Open 2022 dan Singapore Open 2022) kembali diuji setelah sebelumnya Apri pernah berada dalam situasi tersebut.
Bila kita membuka kembali lembaran sejarah pasangan ini, sejak Fadia ditunjuk sebagai partner Apri pada Desember 2021, keduanya harus menunda beberapa waktu untuk memainkan pertandingan pertama.
Rencana semula di Jerman Open, awal Maret 2021 tak terlaksana. Cedera betis kanan yang dialami Apri tak juga pulih sesuai rencana. Fadia pun sempat mengalami pukulan tersendiri.