Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beda Nasib Tim Unggulan di Awal Tahun: Liverpool Dibungkam Sang Pembunuh Raksasa dan Manchester United Terus Melaju

4 Januari 2023   11:03 Diperbarui: 4 Januari 2023   11:10 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brentford membungkam Liverpool 3-1 di pekan ke-19 Liga Premier Inggris, Selasa (3/1/2023) dini hari WIB: AFP/ADRIAN DENNIS

 

Awal tahun 2023 menorehkan cerita tersendiri bagi tim-tim elite Liga Premier Inggris. Lanjutan perjalanan di paruh kedua musim yang sempat terjeda oleh Piala Dunia 2022.

Dimulai dari pekan ke-17 yang bertepatan dengan Boxing Day dan kini memasuki pekan ke-19 di pekan pertama tahun baru.

Hasil berbeda diraih Liverpool, Arsenal, dan Manchester United. Tim yang disebutkan pertama tersandung di Gtech Community Stadium, Senin (2/1/2023) waktu setempat atau Selasa dini hari WIB.

Menghadapi tuan rumah Brentford, The Reds gagal menjaga tren positif yang bertahan selama puluhan tahun. Brentford yang tidak diperkuat pencetak gol terbanyak Ivan Toney justru mampu memetik kemenangan pertama atas Liverpool sejak 1938.

Jelas, kemenangan 3-1 ini memberi arti tersendiri bagi tim yang promosi ke kasta teratas pada musim 2021/2022. Tim berjuluk The Bees akhirnya bisa merasakan manisnya kemenangan atas tim kota pelabuhan itu. 

Selain itu, tiga poin penting ini menjaga posisi mereka di papan tengah. Brentford menempati posisi kesembilan dengan 27 poin, unggul  satu angka dari Chelsea.

Sebaliknya, kekalahan ini menjadi hantaman tambahan bagi armada Jurgen Klopp. Upaya agar bisa kembali ke empat besar masih terkendala. Padahal perjuangan mereka menata diri di paruh pertama musim yang buruk mulai terlihat hasilnya dengan kemenangan dalam empat laga sebelumnya.

Liverpool tampil tidak sesuai harapan. Mereka memang mendominasi  pertandingan dengan 73 persen penguasaan bola. Namun, penampilan Mohamed Salah dan kawan-kawan tidak lebih efektif dari tuan rumah.

Liverpool melepaskan 16 percobaan dengan enam di antaranya tepat sasaran. Berbeda tipis dengan Brentford yang punya tujuh "shots on target" namun tiga di antaranya berbuah gol.

Performa Si Merah kalih ini mengingatkan pada penampilan pekan sebelumnya saat mengungguli Leicester City 2-1. Liverpool menang karena dua gol bunuh diri pemain The Foxes.

Secara keseluruhan sejumlah aspek masih menorehkan catatan minor. Lini pertahanan yang rapuh baik dari skema bola mati maupun saat menghadapi serangan balik cepat lawan.

Begitu juga kesalahan sendiri yang tidak perlu dan lepasnya sejumlah peluang emas salah satunya dari Darwin Nunez.

Liverpool hampir saja kebobolan tiga gol di paruh pertama, melanjutkan gol bunuh diri Ibrahima Konate di menit ke-19 dan aksi Yoane Wissa tiga menit sebelum waktu normal babak pertama berakhir.

Liverpool sempat mendapat momentum bangkit setelah Alex Oxlade-Chamberlain sukses mengkonversi umpan silang Trent Alexander-Arnold di menit ke-50.

Hasil positif dari rotasi yang dilakukan Klopp dengan menarik keluar Virgil van Dijk dan Kostas Tsimikas di lini pertahanan serta Harvey Elliott di waktu bersamaan. Pelatih asal Jerman itu memberi tempat kepada Joel Matip dan Andy Robertson, serta Naby Keita untuk menambah daya dorong di lini tengah.

Pasukan Thomas Frank membuktikan mereka bukanlah tim yang bisa ditelikung. Walau kalah "ball possession" mereka bisa bertahan dengan baik dan menemukan celah untuk menjaga keunggulan, bahkan menambah gol melalui Bryan Mbeumo 14 menit berselang.

Hal tersebut sudah mereka lakukan pada tim-tim unggulan lainnya. Sebelum menyakiti Liverpool, mereka lebih dahulu menggasak Manchester United empat gol tanpa balas, mengimbangi Chelsea dan Tottenham Hotspur, serta mencatatkan kemenangan heroik atas Manchester City sebelum Piala Dunia 2022.  Brentford sudah menjelma menjadi pembunuh raksasa.

Setan Merah di Jalur Bagus

Berbeda dengan Liverpool, Manchester United terus berada di jalur kemenangan. Bermain di kandang sendiri di Stadion Old Trafford, Rabu (4/1/2023), Setan Merah membungkam tamunya, Bournemouth, 3-0.

Tiga gol The Red Devils dicetak Casemiro di babak pertama dan Luke Shaw serta Marcus Rashford setelah keluar dari kamar ganti.

Enam kemenangan dari enam pertandingan terakhir adalah bukti kinerja Erik ten Hag dan tim yang patut diacungi jempol. Bisa kembali ke papan atas yakni menempati posisi empat besar dengan 35 poin, menyamai perolehan poin Newcastle Untied yang di hari yang sama menahan imbang pemuncak klasemen, Arsenal, tanpa gol, juga memimpin lima poin di depan Tottenham Hotspur.

Bek United, Luke Shaw bersaksi, keyakinan dan kepercayaan diri mereka sudah berangsur pulih.  Shaw yang kembali memainkan peran sebagai bek kiri turut mencetak gol usah menuntaskan umpan Alejandro Garnacho.

Gol itu melanjutkan gol indah Casemiro, gelandang senior Brasil yang menyambut tendangan bebas Christian Eriksen dengan sepakan voli ciamik.

Casemiro yang sudah berusia kepala tiga adalah pemain reguler sejak diboyong dari Real Madrid beberapa waktu lalu. Menjadi starter dalam 10 pertandingan Liga Premier terakhir yang menghasilkan tujuh kemenangan, dua kali seri, dan sekali kalah saat menghadapi Aston Villa. Sebuah statistik yang menunjukkan Casemiro sudah menjadi bagian penting dari kebangkitan United.

Rashford yang sempat menuai kritik bersama barisan penyerang United karena keran golny yang mampet kemudian mengunci kemenangan dengan cara yang mudah. Berhadapan dengan gawang kosong untuk menuntaskan umpan Bruno Fernandes.

Ini merupakan gol ketiga Rashford dalam tiga laga beruntun. Isyarat positif bagi lini depan United. Kehilangan Cristiano Ronaldo justru membuat mereka semakin bersemangat untuk membuktikan diri.

"Kami merasa keyakinan dan kepercayaan diri telah kembali, dan Anda dapat merasakannya di sekitar tempat itu, tidak hanya dengan para pemain dan staf tetapi Anda dapat merasakannya di stadion dan di sekitar para penggemar," tandas Shaw melansir bbc.com.

Memang poin sempurna diraih usai melewati awal pertandingan yang dingin. Menguasai bola di area pertahanan namun cukup sulit menciptakan peluang. Gol pembuka menjadi pembuka kunci kebuntuan yang membawa mereka pada tujuh kemenangan kandang beruntun di semua kompetisi.

Kemenangan United ini sedikit ternoda dengan cedera horor yang dialami gelandang Donny van de Beek di babak pertama. Ten Hag cukup risau bila sampai pemain 25 tahun itu harus mengalami cedera serius.  

"Kami harus menunggu 24 jam, tetapi kelihatannya tidak terlalu bagus," beber eks pelatih Ajax Amsterdam itu.

Selain itu, pelatih asal Belanda itu tidak sepenuhnya puas dengan penampilan timnya. Meski mengirim Bournemouth semakin mendekati zona degradasi, Ten Hag tak menampik campur tangan Dewi Fortuna.

"Kami membuat gol-gol hebat, tetapi kadang-kadang kami cukup beruntung, dan beberapa penyelamatan hebat dari David [de Gea]. Kami bisa lebih pintar sebagai sebuah tim."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun