Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Lolos sebagai Runner-up, 3 Catatan Timnas Indonesia Guna Hadapi Semifinal Piala AFF 2022

2 Januari 2023   23:41 Diperbarui: 3 Januari 2023   08:40 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Indonesia rayakan gol Dendy Sulistyawan ke gawang Filipina di matchday terakhir Grup A Piala AFF 2022| ANTARA/Akbar Nugroho Gumay via Kompas.com

Indonesia sukses memetik kemenangan di matchday terakhir Grup A Piala AFF 2022. Bertandang ke Stadion Rizal Memorial, Manila, Senin (2/1/2023) malam WIB, skuad Garuda sukses membungkam tuan rumah Filipina 2-1.

Hasil ini tentu memberi armada Shin Tae-yong tiga poin krusial. Tambahan tiga angka meloloskan Indonesia ke semifinal.

Di sisi lain, kemenangan itu tidak cukup menempatkan Fachruddin Aryanto dan kawan-kawan sebagai juara grup. Tim Merah-Putih harus rela Thailand keluar sebagai pemuncak grup.

Bertanding satu jam lebih cepat, Thailand mampu mengandaskan Kamboja 3-1. Baik Indonesia maupun tim Gajah Perang sama-sama mengemas 10 angka, hasil tiga kemenangan dan sekali seri.

Namun, Thailand memiliki "goal difference" atau selisih gol lebih baik. Thailand total mencetak 13 gol dan hanya kemasukan dua gol, masing-masing saat bermain imbang 1-1 kontra Indonesia dan sekali dibobol Kamboja. Alhasil, selisih gol Thailand adalah 11.

Sementara Indonesia memiliki selisih gol sedikit lebih rendah yakni sembilan. Hasil dari 12 gol yang dicetak dikurangi tiga kali kebobolan. Gawang Indonesia bergetar saat menghadapi Kamboja, Thailand, dan Filipina.

Indonesia hanya mencatatkan "clean sheet" saat berpesta tujuh gol tanpa balas ke gawang Brunei Darussalam di pertandingan kedua.

Klasemen akhir Grup A Piala AFF 2022: https://www.affmitsubishielectriccup.com/2022/tables
Klasemen akhir Grup A Piala AFF 2022: https://www.affmitsubishielectriccup.com/2022/tables

Sejumlah catatan

Perjalanan Indonesia untuk mengakhiri penantian panjang menjadi juara boleh dikata baru separuh jalan. Masih ada pertandingan penting di babak semifinal. Indonesia masih menanti calon lawan.

Yang pasti, dengan menjadi "runner-up" Grup A, Indonesia akan menghadapi jawara Grup B. Sementara Thailand akan meladeni posisi kedua di Grup B.

Saat ini, tiga tim menjadi calon lawan Indonesia yakni Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Masih ada satu pertandingan pamungkas. Vietnam menghadapi Myanmar dan Malaysia beradu dengan Singapura.

Pertandingan terakhir pada 3 Januari 2023 akan menentukan nasib ketiga tim itu sekaligus memastikan lawan Indonesia dalam perebutan tiket final.

Pertandingan menghadapi Filipina khususnya dan tiga laga lainnya di babak grup jelas menggambarkan kondisi tim Indonesia.

Ada sisi positif yang telah ditunjukkan tim Indonesia. Salah satunya adalah bisa mengatasi Filipina, Kamboja, dan Brunei serta bersaing dengan Thailand, tim paling suskes di kompetisi ini.

Indonesia memiliki tingkat produktivitas yang tidak kalah jauh dari Thailand. Begitu juga dari sisi kemasukan gol. Antara Indonesia dan Thailand, memiliki selisih gol yang tipis.

Dibanding Grup B, Indonesia masih lebih produktif. Sebagai pemuncak grup, Vietnam baru mencetak sembilan gol, tetapi dengan tingkat kebobolan paling rendah. Gawang The Golden Stars belum sekali pun dijebol.

Namun, tidak sedikit catatan yang perlu diperhatikan Indonesia bila mimpi menjadi juara bisa menjadi kenyataan.

Pertama, menghadapi Filipina di laga pamungkas grup, Indonesia sebenarnya bisa mencetak lebih dari dua gol dan bisa menghindari kebobolan.

Dominasi Indonesia dengan "ball possession" 56 persen berbanding 44 persen serta mampu melepas 20 tembakan dengan tujuh di antaranya tepat sasaran, ternyata hanya berbuah dua gol.

Kedua gol itu diciptakan Dedy Sulistyawan menyambut lemparan "ajaib" Pratama Arhan di menit ke-21 dan Marselino Ferdinan yang menuntaskan kerja sama apik dua menit sebelum waktu normal di babak pertama berakhir.

Sayangnya, gawang Syahrul Fadil yang menggantikan Nadeo Argawinata sejak menit ke-24 terkoyak jelang bubaran. Menit ke-83 Sebastian Rasmussen berhasil mencatatkan namanya di papan skor untuk memperkecil ketertinggalan.

Paceklik gol di paruh kedua terus berlanjut hingga lima menit tambahan waktu. Upaya dari Indonesia tetap tak membuahkan hasil.

Indonesia yang tetap mendominasi, memiliki sejumlah kesempatan baik melalui aksi individu, kerja sama, maupun percobaan dari luar kotak penalti, tetap tidak mampu memaksa Anthony Pintus memungut bola dari dalam gawangnya untuk ketiga kalinya.

Jelas, sebagaimana terlihat di laga-laga sebelumnya, penyelesaian akhir masih menjadi salah satu pekerjaan rumah terbesar yang perlu diselesaikan Shin Tae-yong dan tim pelatih.

Banyak komentar pedas dari warganet usai laga. Menyoroti "finishing" para pemain Indonesia. Hal ini terus dibayangi salah satu pengalaman paling miris yang terjadi di pertandingan sebelumnya. Cerita Witan Sulaeman dan gawang kosong Thailand masih terus membayang.

Apakah bayangan gelap ini bakal tersaput di laga "hidup-mati" nanti?

Kedua, soliditas dan koordinasi antarlini. Di balik gol-gol penting yang dicetak dengan cara dan melalui proses ciamik, terselip berbagai kekurangan dari permainan Indonesia.

Dari berbagai aksi individu yang menuai decak kagum ada sisi lain yang perlu diperhatikan sebagai sebuah tim.

Dua laga terakhir menunjukkan rentannya Indonesia sehingga bisa dibobol dalam posisi memimpin. Saat-saat kritis ketika fokus dan konsentrasi mulai berkurang karena fisik yang mulai menurun, lawan justru bisa mengambil kesempatan.

Begitu juga ketika asyik menekan, Indonesia mudah kehilangan koordinasi sehingga terbuka celah yang bisa dimanfaatkan lawan.

Ada kritik pedas dari netizen Tanah Air usai laga kali ini. Itu terkait aksi individu para pemain Indoensia yang dianggap terlalu individualistis. Bermaksud menunjukkan skill yang dimiliki tetapi kemudian terbaca sebagai upaya mempertontonkan egoisme.

Apakah sejumlah pemain seperti Egy Maulana dan Ricky Kambuaya memang pantas diberi cap demikian?

Terlepas dari pengamatan yang bisa saja subjektif, soal fokus dan kerja sama antarpemain memang harus ditingkatkan. Menghadapi laga dengan lawan yang sepadan dan dalam situasi yang sungguh menguras energi, dua hal tersebut adalah syarat mutlak yang harus diperbaiki bila ingin berakhir bahagia.

Ketiga, para pemain Indonesia tetap patut berkaca pada Thailand. Selain prestasi mereka yang tak tertandingi baik di turnamen ini maupun di berbagai kelompok usia, bagaimana penampilan secara individu dan tim sungguh patut dipelajari.

Salah satu pemain penting mereka adalah Teerasil Dangda. Pemain gaek yang masih belum kehilangan ketajamannya dan kepemimpinannya sungguh mengangkat mental dan semangat para pemain muda.

Striker 34 tahun itu sudah mencetak lima gol dan menempatkannya di puncak daftar pencetak gol terbanyak sementara. Ia unggu dari Faisal Halim (Malaysia), Maung Maung Lwin (Myanmar) dan duo Filipina, Kenshiro Daniels dan Sebastian Rasmussen dengan tiga gol.

Tidak hanya itu. Pemilik nomor punggung 10 itu semakin kokoh di urutan pertama top skor sepanjang sejarah turnamen yang digelar sejak 1996 itu.

Tiga pemain Indonesia mengekor di belakangnya. Dendy Sulistyawan, Marc Klok, dan Egy Maulana Vikri baru mengemas dua gol.

Tentu yang terpenting bagi Indonesia bukanlah mengejar sepatu emas. Namun, kontribusi dari para pemain untuk menghadirkan permainan yang apik dan atraktif yang pada gilirannya bisa membantu Indonesia memetik kemenangan.

Tantangan berikutnya adalah di babak empat besar. Terlepas dari siapa lawan yang akan dihadapi, tidak ada ruang toleransi bagi kesalahan dan sikap mental kontraproduktif.

Kita berharap semakin mendekati garis akhir, permainan Indonesia, baik secara pribadi maupun tim semakin membaik. Sehingga harapan untuk menjadi lebih baik dari sekadar menjadi semifinalis atau enam kali runner-up yang menjadi pencapaian terbaik sejauh ini, bisa terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun