Meski masih terjadi polemik antara versi FIFA dan Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) terkait jumlah gol Pele di level nasional, satu hal yang pasti, jumlahnya belum bisa dilampaui para penerus Pele. Tidak oleh Zico, Romario, Ronaldo Nazario, juga Neymar.
Neymar menyamai jumlah gol Pele versi FIFA saat menghadapi Kroasia di perempat final Piala Dunia 2022. Namun, gol itu ternyata menjadi akhir dari perjalanannya bersama Brasil di Qatar.
Lebih dari sekadar sepak bola
Banyak pemain top datang dan pergi. Mereka menunjukkan kemampuannya dengan berbagai cara. Namun, tidak banyak yang bisa bermain sepak bola untuk memberi kegembiraan bagi penonton melalui permainan cantik dan atraktif.
Pele diakui sebagai pemain yang memberi warna lain pada sepak bola. Tidak sekadar olahraga belaka.
Neymar membuka postingannya di Instagram begini. "Sebelum Pele, sepak bola hanyalah olahraga."
Pele membuat sepak bola lebih dari itu. Ia mengubah banyak hal. Menjadikan sepak bola sebagai hiburan, sebagai seni. Kepadanya dijuluki maestro "jogo bonito", sepak bola indah.
Juga, sebagai corong untuk mengkampanyekan nilai-nilai kemanusiaan, terutama mereka yang miskin dan terpinggirkan karena status sosial dan ras.
Salah satu yang patut diakui dari Pele adalah kemampuannya mencetak gol dengan cara yang ciamik. Kita bisa melihat banyak cuplikan seorang pencetak gol mengecoh kiper dengan melambungkan bola ke atas melewati jangkauan tangan lalu bersarang mulus di gawang.
Begitu juga banyak pemain tercatat mampu mencetak gol dengan mengirim tendangan dari jarak jauh memanfaatkan kelengahan kiper yang berada tidak pada posisi semestinya.
Apa yang disebut lob gol itu ternyata sudah dilakukan Pele di fase grup Piala Dunia 1970. Ia melepaskan tendangan dari garis tengah setelah melihat kiper Ivo Viktor keluar dari sarang. Sebuah upaya yang memang disengaja dan telah direncanakan.