Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Seperti Rindu Argentina Dijawab Messi, 4 Alasan Witan Sulaeman Cs Mampu Wujudkan Mimpi Indonesia di Piala AFF 2022

21 Desember 2022   12:57 Diperbarui: 22 Desember 2022   01:55 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keakraban STY dan para pemain Indonesia jelang Piala AFF 2022: https://twitter.com/PSSI

Demikian pertanyaan besar yang mengemuka seiring dimulainya perhelatan Piala AFF 2022. Pada edisi ke-14 kali ini turnamen itu berubah nama menjadi AFF Mitsubishi Electric Cup sejalan dengan pergantian sponshorship.

Turnamen dua tahunan ini sudah bergulir lagi. Resmi dimulai 20 Desember 2022 dan akan berlangsung sampai 16 Januari 2023.

Indonesia belum sekali pun merasakan manisnya gelar juara, sejak turnamen yang digagas ASEAN Football Federation (AFF) itu dimulai pada 1996 silam.

Pencapaian terbaik skuad Garuda adalah enam kali menjadi runner-up, masing-masing pada 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan edisi sebelumnya dua tahun lalu.

Saat itu, Indonesia kalah dari tim paling sukses di turnamen ini yakni Thailand. Pada leg pertama Indonesia takluk 0-4 dan hanya mampu bermain imbang 2-2 di leg kedua. Kalah agregat 6-2 membuat penantian juara Indonesia terus berlanjut.

Indonesia lebih malang dibanding negara-negara tetangga. Malaysia pernah sekali menjadi juara pada edisi 2010. Singapura malah empat kali naik podium juara (1998, 2004, 2007, dan 2012).

Vietnam dua kali menjadi kampiun (2008 dan 2018). Dari semua itu, prestasi Thailand masih terlalu superior dengan enam gelar juara sudah diraih.

Prestasi negara peserta di Piala AFF, Indonesia belum pernah jadi juara: wikipedia.org
Prestasi negara peserta di Piala AFF, Indonesia belum pernah jadi juara: wikipedia.org

Sekali lagi, apakah kedigdayaan Thailand masih berlanjut? Mampukah Indonesia mengakhiri paceklik panjang itu?

Peluang

Pertama, dari sisi peluang, kita tetap bisa berharap banyak. Banyak faktor yang membuat para penggemar bisa menaruh kepercayaan pada armada racikan Shin Tae-yong (STY).

Pelatih asal Korea Selatan itu bisa menjadi salah satu faktor kunci, sebagaimana prestasi yang sudah ia torehkan di berbagai kelompok umur yang membuat kita bisa menyunggingkan senyum.

Namun, untuk menjadi juara, tidak cukup mengandalkan STY. Dia adalah salah satu, tetapi bukan satu-satunya penentu.

STY bisa belajar dari penampilan Indonesia pada edisi sebelumnya. Sudah berada di ambang juara tetapi tetap belum sanggup menggapai klimaks. Thailand masih menjadi raksasa yang sulit ditumbangkan.

STY perlu mencari formula dan strategi yang tepat untuk bersaing sejak fase grup hingga babak semifinal yang bakal diisi tim-tim unggulan.

Keakraban STY dan para pemain Indonesia jelang Piala AFF 2022: https://twitter.com/PSSI
Keakraban STY dan para pemain Indonesia jelang Piala AFF 2022: https://twitter.com/PSSI

Kedua, dari sisi materi pemain Indonesia patut diperhitungkan. Memang agak mengejutkan tidak ada nama pemain naturalisasi Sandy Walsh dalam daftar. Begitu juga tanpa tembok pertahanan bernama Elkan Baggott plus tiga nama lainnya yakni Muhammad Ferarri, Muhammad Dzaky, dan Andy Setyo.

Mereka tereliminasi karena sejumlah alasan. Dari 28 pemain yang menjalani pemusatan latihan serentak seleksi di Bali selama tig pekan, STY harus memutuskan 23 nama yang akan didaftarkan ke penyelenggara.

Tanpa mereka, kekuatan Indonesia jelas akan bertumpu pada nama-nama terpilih. Pemilihan 23 pemain jelas dengan pertimbangan tersendiri.

Kita masih bisa menemukan sederet nama pemain yang sudah punya pengalaman bermain di mancanegara. Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri yang menjadi harapan di lini depan. Berikut Saddil Ramdani dan Pratama Arhan.

Selain itu ada pemain naturalisasi lainnya yang bisa diandalkan seperti Jordi Amat, gelandang senior Marck Klok, dan striker Ilija Spasojevic.

Mereka akan berpadu dengan talenta-talenta muda yang sudah mencuri perhatian luas seperti Marselino Ferdinan.

Mereka sudah memiliki pengalaman bermain bersama di berbagai kesempatan seperti SEA Games 2021, kualifikasi Piala Asia, hingga uji coba internasional.

Ketiga, pengakuan banyak pihak akan tim nasional Indonesia di berbagai kelompok usia menunjukkan tren positif. Salah satunya ditandai dengan lolosnya Indonesia ke putaran final Piala Asia 2023 dan membuat negara dengan ranking dunia jauh lebih tinggi, Curacau tak berdaya di dua laga FIFA matchday pada akhir September lalu.

Hal itu jelas membanggakan, namun tidak boleh sampai menjerumuskan. Tengah berada di jalur yang tepat bersama STY perlu dimaknai sebagai tanggung jawab untuk menjaga agar tak sampai melenceng atau bergerak mundur.

Momentum baik itu sesungguhnya menjadi modal untuk bertarung di Piala AFF 2022. Dibarengi dengan persiapan yang memadai, sokongan berbagai pihak, dan ditopang komitmen dari para pemain untuk terus meningkatkan kualitas individu dan kerja sama tim.

Keempat, perjalanan Indonesia untuk mewujudkan mimpi besar itu memang tidak akan mudah. Namun, kans sejak fase grup tetap terbuka.

Indonesia berada di Grup A bersama Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, dan sang juara bertahan Thailand. Sementara Vietnam, Laos, Malaysia, Singapura, dan Myanmar akan bertarung di Grup B.

Hanya dua tim terbaik dari masing-masing grup yang lolos ke babak semifinal. Peluang Indonesia di Grup A cukup terbuka.

Di atas kertas, hanya Thailand yang menjadi lawan terberat. Indonesia bisa memetik poin dari Brunei, Filipina, dan Kamboja. Selanjutnya bertarung dengan Negeri Gajah Putih untuk memperebutkan status juara grup.

Skenario indah itu hanya bisa terwujud bila armada STY memiliki konsistensi dan determinasi yang kuat. Turnamen ini cukup panjang dan bakal melelahkan lantaran harus bermain di dalam negeri dan di mancanegara dengan rentang waktu yang singkat.

Masing-masing tim memiliki jatah memainkan dua laga kandang dan dua laga tandang. Pertandingan menghadapi Laos pada 23 Desember 2022 petang WIB di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta akan menjadi ujian pertama bagi Indonesia.

Tiga hari berselang, Indonesia menghadapi Brunei di Kuala Lumpur, Malaysia, sebelum menjamu Thailand di SUGBK pada akhir Desember nanti.

Laga menghadapi Thailand adalah kunci. Dua kemenangan pertama akan menjadi modal penting untuk menghadapi Thailand yang bakal tampil dengan kekuatan penuh.

Di laga terakhir penyisihan grup, Witan Sulaeman dan kolega akan melawat ke Stadion Rizal Memorial, Manila, untuk menghadapi tuan rumah Filipina pada 2 Januari 2022 malam WIB nanti.

Bila Indonesia benar-benar bisa mengambil poin dari Brunei, Filipina, dan Kamboja maka perjalanan menuju tangga juara semakin dekat. Perlu fisik, mental, dan taktik mumpuni untuk menghadapi tim favorit dari Grup B seperti Vietnam, Myanmar, atau Malaysia.

Bukan tidak mungkin, ulangan final edisi sebelumnya kembali berulang. Kesempatan "balas dendam" untuk mengakhiri paceklik panjang nyaris tiga dekade untuk menjadi juara ASEAN.

Mungkin tampak berlebihan, bisa juga terlampau lebay, menarik Argentina dan Piala Dunia 2022 yang baru saja berakhir ke dalam konteks kecil Indonesia dan Asia Tenggara.

Saya hanya ingin agar para pemain Indonesia bisa menimba semangat dan motivasi dari Lionel Messi dan kawan-kawan untuk mengubah sesuatu yang terlihat sulit bahkan tidak mungkin menjadi mungkin. Di belakang mereka jutaan orang juga ikut mendukung dengan cara masing-masing.

Jadwal Indonesia di penyisihan grup Piala AFF 2022: https://twitter.com/PSSI
Jadwal Indonesia di penyisihan grup Piala AFF 2022: https://twitter.com/PSSI

Selamat berjuang skuad Garuda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun