Kelima, Rinov/Pitha ditakdirkan bersua pasangan China yang berusaha mengambil kembali takhta ganda campuran Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, plus Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie (Malaysia) dan Thom Gicquel/Delphine Delrue (Prancis).
Zheng/Huang adalah favorit. Mereka nyaris tak terkalahkan sejak kehilangan puncak ranking dunia. Sembilan gelar mereka raih yang membuat mereka layak menerima penghargaan tahun ini.
Juara bertahan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai berada di Grup B bersama kompatriot mereka Supak Jomkoh/Supissara Paewsampran.
Langkah wakil tuan rumah ini akan mendapatkan tantangan dari Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping (China) dan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing.
Terpisahnya Zheng/Huang dan Bass/Popor membuat persaingan bisa lebih merata. Terbuka pula kemungkinan menciptakan final ideal antara dua pasangan teratas dunia itu. Kesempatan bagi Bass/Popor untuk tampil gemilang di kandang sendiri dan meredam Zheng/Huang ke tangga juara.
Apakah Rinov/Pitha tidak pantas diperhitungkan? Tentu tidak. Namun, terlalu berlebihan bila kita mematok target tinggi kepada pasangan pendatang baru.
Lantas, sejauh mana langkah tujuh wakil Indonesia? Berapa gelar bisa dibawa pulang?
PBSI sendiri belum bisa memastikan target. Biarlah para pemain fokus di babak grup, baru setelah itu melihat peluang.
Harapan terbesar tentu pada sektor ganda putra. Fajar/Rian yang sudah empat kali naik podium tahun ini diharapkan bisa bersinar di Bangkok.
Demikian juga pasangan gaek yang kaya pengalaman diharapkan bisa mengatur energi seefektif mungkin agar bisa berjaya lagi meski sudah terpisah jarak sekian tahun sejak menjadi juara edisi  2018, atau jauh sebelum itu pada 2008 di era BWF Super Series Masters Finals saat Ahsan berpasangan dengan Markis Kido.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H