Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Sejarah Baru Tunggal Putri Tercipta, Gregoria Mariska Resmi ke World Tour Finals 2022

27 November 2022   01:03 Diperbarui: 27 November 2022   10:33 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah baru bagi bulu tangkis Indonesia umumnya, dan tunggal putri khususnya. Pertama kali, sejak 1998, sektor ini mengirim wakil ke turnamen final BWF World Tour bernama BWF World Tour Finals 2022.

Gregoria Mariska Tunjung mengukir sejarah itu. Pebulutangkis yang lahir tahun 1999 itu resmi terdaftar sebagai peserta terakhir untuk berlaga di Stadion Nimibutr, Bangkok, Thailand, 7-11 Desember nanti.

Nama pemain kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu memang sudah santer disebut setelah menggapai semifinal Australia Open 2022 sepekan lalu.

Kemenangannya atas Saena Kawakami dari Jepang, 14-21, 22-20 dan 21-16 dan pada hari yang sama saingan utamanya, Nozomi Okuhara takluk dari Han Yue asal China, 17-21 dan 10-21 menempatkan Jorji dalam posisi reserve (cadangan).

Pemain 23 tahun itu hanya perlu menunggu konfirmasi dari BWF untuk resmi menggantikan Pusarla Venkata Sindhu yang sebelumnya sudah mengisyaratkan menarik diri dari turnamen pamungkas itu.

Pemilik dua medali Olimpiade dan juara BWF World Tour Finals 2018 masih dibekap cedera pada pergelangan kaki kirinya. Cedera itu dialami saat berlaga di Commonwealth Games 2022, Agustus lalu.

Sindhu berhasil membawa pulang medali emas usai mengalahkan Michelle Li dari Kanada di babak final. Baru setelah itu, Sindhu didiagnosis mengalami cedera yang mengharuskannya istirahat lebih lama dan terpaksa melewatkan turnamen yang sebentar lagi akan digelar di Negara Seribu Pagoda.

Bila Sindhu benar-benar tidak sedang "prank" Jorji jelas akan melengkapi delapan kontestan di turnamen yang semula akan digelar di Guangzhou China, 14-18 Desember, atau sepekan lebih awal dari jadwal terkini.

Dalam masa penantian itu, pihak BWF akan menjalankan prosedur lazim yakni mengirim undangan ke semua peserta yang perhitungan poin akhir masuk delapan besar melalui federasi bulu tangkis masing-masing negara.  Balasan yang diterima BWF apakah undangan tersebut diterima atau ditolak menjadi patokan bagi BWF untuk merilis daftar resmi.

Menariknya, sebelum induk organisasi tepok bulu dunia itu mengumumkan 40 atlet terbaik dari lima sektor, publik Tanah Air sudah mendapat bocoran dari Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI, Bambang Roedyanto di akun Twitter-nya.

Pemilik akun @RudyRoedyanto berkicau singkat. "Breaking : Grego jd ikut WTF."

Cuitan yang jelas disambut sukacita oleh warganet Indonesia. Kemudian secepat kilat diberitakan secara luas oleh berbagai saluran.

Meski mendahului BWF, Bambang Roedyanto jelas tidak sedang mengabarkan kabar burung. Ia tidak sedang memberikan sukacita semu yang kemudian bisa saja bertolak belakang dengan informasi final dari BWF.

Kemudian, apa yang dikatakan Bambang menjadi kenyataan. Status Jorji berubah dari daftar tunggu nomor satu menjadi peserta. Di situs pembelian tiket pada Jumat (25/11/2022) ada nama Jorji di posisi delapan, meski di samping namanya ada tulisan "not yet to accept."

Jorji, berdasarkan aturan dan penampilan hingga Australia Open, melakukan lompatan besar dari ranking 13 "road to Bangkok" menjadi satu dari delapan tunggal putri yang lolos kualifikasi, menyusul Chen Yu Fei (China), Tai Tzu Ying (Taiwan), He Bing Jiao (China), An Se-young (Korea Selatan), Ratchanok Intanon (Thailand), Busanan Ongbamrungphan (Thailand), dan Akane Yamaguchi (Jepang).

Daftar pemain sektor tunggal yang terdata di situs resmi pembelian tiket BWF World Tour Finals 2022: www.thaiticketmajor.com
Daftar pemain sektor tunggal yang terdata di situs resmi pembelian tiket BWF World Tour Finals 2022: www.thaiticketmajor.com

Menanti debut

Pencapaian pemain yang kini berada di posisi 17 BWF jelas tidak semata-mata karena berkah dari jagoan India. Meski soal keberuntungan tidak bisa ditampik, Jorji tetap berperan besar untuk mengantarnya ke panggung akbar itu, tempat para pebulutangkis terbaik bertarung memperebutkan total hadiah 1.5 juta USD.

Kita bisa melihat bagaimana sepak terjangnya setahun terakhir. Setelah menjadi juara dunia junior 2017, Jorji harus meniti jalan terjal.

Pertemuannya dengan Han Yue menjadi salah satu contoh. Sejak mengalahkan pemain China itu di final Kejuaraan Dunia Junior di GOR Among Rogo, Yogyakarta, lima tahun silam, Jorji baru mengulanginya di semifinal Australia Open setelah dua pertemuan sebelumnya di level senior selalu berakhir dengan kekalahan.

"Comeback" untuk menyamakan skor pertemuan dengan Han Yue menjadi 2-2 adalah satu dari beberapa pencapaian Jorji yang patut digarisbawahi.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Jorji dua kali menginjak babak perempat final masing-masing di Japan Open World Tour Super 750 dan Singapore Open World Tour Super 500, dua kali pula menjadi semifinalis (Malaysia Masters World Tour Super 500 dan HYLO Open World Tour Super 300), serta sekali naik ke podium meski sebagai runner-up.

Pencapaian terbaik yang disebutkan terakhir itu terjadi di Australia setelah di partai final takluk dari bintang muda Korea Selatan, An Se-yeong. Jorji menyerah straight set, 17-21 dan 9-21.

Pertandingan final di Quay Centre, Sydney Olympic Park, Sydney, Australia, 20 November lalu memang tidak memuaskan bagi Jorji. Sesungguhnya ia ingin mengakhiri paceklik gelar.

Sepak terjang Jorji di turnamen terakhir yang menentukan langkahnya ke Bangkok: tournamentsoftware.com
Sepak terjang Jorji di turnamen terakhir yang menentukan langkahnya ke Bangkok: tournamentsoftware.com

Hanya saja, Jorji harus mafhum dan sadar diri. Tenaganya tidak lagi mendukung. Fisiknya tak bisa mengimbangi semangat dan ambisi. Ia sudah kehabisan bensin setelah tampil habis-habisan di babak-babak sebelumnya, dengan beberapa dari antaranya harus mengejar ketertinggalan.

Jorji sempat mengimbangi An Se-yeong di awal gim pertama. Namun, seiring fisik yang menurun, fokusnya pun berkurang. Jorji pun kerap melakukan kesalahan sendiri sehingga membuat An Se-young bisa melaju mulus ke podium juara.

Jorji menjalani empat turnamen beruntun sejak tiga tur Eropa yakni Denmark, Prancis, dan Jerman lalu dengan waktu istirahat tak sampai seminggu harus terbang ke Negeri Kanguru, tempat turnamen berhadiah total 180 ribu USD itu digelar.

Perjuangan panjang yang jelas sungguh melelahkan. Kini, Jorji tak punya banyak waktu sebelum terbang ke Bangkok.

Persiapan Jorji sungguh mepet. Tidak seperti para kontestan lain yang memiliki waktu istirahat lebih lama atau punya jeda antarturnamen yang cukup untuk menggapai kembali kebugaran.

"Waktu persiapan memang mepet. Saya hanya punya waktu kurang dari dua minggu untuk latihan, tetapi saya akan memanfaatkan kesempatan dan waktu sebaik mungkin. Untuk target, pastinya mau yang terbaik di sini," aku Jorji melansir detik.com.

Lantas bagaimana kans Jorji dalam debutnya di World Tour Finals 2022?

Di satu sisi, Jorji tentu dalam kondisi yang tidak ideal. Waktu persiapan sungguh sempit. Tenaganya belum sepenuhnya pulih setelah menjalani turnamen maraton.

Di sisi lain, ia harus menghadapi tekanan berada di antara para pemain papan atas. Lawan-lawan yang akan dihadapi di babak grup adalah mereka yang selama ini selalu merepotkan dan begitu sulit dikalahkan.

Dalam posisi seperti itu, kita tentu berharap Jorji tidak sampai kehilangan kepercayaan diri. Sebagaimana api harapan yang sudah mulai ia hidupkan, sekiranya tidak sampai padam di Bangkok, hanya karena hal-hal non-teknis.

Jelas, bersaing di panggung elite seperti itu tidak hanya menuntut kesiapan fisik dan teknik mumpuni. Mental juga berperan penting. Jangan sampai Jorji hanya sekadar penggembira. Debut kali ini setelah menanti 13 tahun lamanya sekiranya tidak hanya berakhir dengan sukacita sebagai partisipan semata. Jorji layak kita dukung! Meski berat, tidak ada salahnya kita optimis dan memberinya kesempatan untuk membuktikan diri. 

6 Wakil 

Masuknya Jorji membuat Indonesia kali ini memiliki enam wakil. Lima lainnya adalah Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), serta Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran).

Sepert disinggung di awal, Jorji mengakhiri penantian panjang sektor tunggal putri, sekaligus menemani sektor-sektor lain yang selalu menjadi langganan.

Selain itu masuknya Jorji membuat utusan Indonesia pada edisi ini lebih banyak dari tahun sebelumnya di Bali.

Kala itu, Indonesia mengirimkan empat wakil yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan (ganda putra), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri), dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran).

Satu-satunya sektor yang absen mengirim wakil kali ini adalah ganda putri. Hal ini terjadi lantaran pasangan muda yang tengah naik daun, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti memutuskan absen di HYLO Open.

Padahal dengan hanya cukup berpartisipasi Apri/Fadia berpeluang besar menguburkan harapan Vivian Hoo/Lim Chiew Sien. Malaysia kemudian memiliki dua wakil setelah Vivian/Lim mendapat karpet merah dari Apri/Fadia untuk menemani juara French Open 2022, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan.

Jorji dan kelima wakil Merah-Putih tentu tidak hanya sekadar berpartisipasi. Ada tanggung jawab tersendiri yang harus ditunaikan.

Sejak 2018 ketika berganti nama dari BWF Super Series Finals  Indonesia baru sekali menjadi juara. Itu diukir Hendra/Ahsan di Guangzhou, 2019.

Pada edisi yang sama, Anthony Ginting harus puas menjadi runner-up setelah takluk  17-21, 21-17 dan 21-14 dari Kento Momota, jagoan Jepang yang kariernya sedang terjun bebas.

Secara akumulatif, China masih berada di urutan teratas. Negeri Tirai Bambu sudah mendapat enam gelar, disusul Jepang dan Korea Selatan dengan tiga gelar.  Taiwan, Denmark, dan Thailand sama-sama mengemas dua gelar.

Sementara itu, Indonesia dan India baru mendulang satu gelar. Gelar India dari tunggal putri yakni Sindhu yang kali ini harus rela menjadi penonton.

Klasemen gelar BWF World Tour Finals sejak 2018: wikipedia.com
Klasemen gelar BWF World Tour Finals sejak 2018: wikipedia.com

Apakah koleksi gelar Indonesia akan bertambah di Bangkok? Mampukah Jorji membuat kejutan di antara para bintang?

Selamat mempersiapkan diri Jorji dan kawan-kawan! Semoga ada kado akhir tahun yang dibawa dari Bangkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun