Rodrigo De Paul, Leandro Paredes, dan Alejandro Gomez di tengah. Trio Lionel Messi, Lautaro Martinez, dan Angel Di Maria di lini depan.
Di kubu lawan, pelatih Herve Renard tampil dengan formasi serupa. Empat pemain belakang Yasir Al Shahrani, Ali Al Bulayhi, kapten Hassan Al Tambakti, dan Saud Abdulhamid mengawal  sang kiper, Mohammed Khalil Al Owais.
Salman Al Faraj, Abdulelah Al Malki, dan Mohamed Kanno adalah gelandang andalan untuk menopang tiga pemain di lini serang yakni Salem Al Dawsari, Saleh Al-Shehri, dan Feras Albrikan.
Sayangnya, catatan fantastis sebelum pertandingan dan sederet nama besar, terutama Messi di kubu Argentina tidak otomatis menjamin pertandingan berlangsung sesuai rencana.
The Green Falcons yang sempat kecolongan di awal berhasil mendapatkan momentum bangkit. Kesempatan yang mereka dapatkan sebagai buah dari keberanian untuk mengatasi rasa inferioritas di hadapan sang raksasa.
Kedua, di atas kertas, Arab Saudi memang tidak diunggulkan. Tidak memiliki pemain tenar yang sudah dikenal luas.
Ranking dunia mereka pun tercecer di posisi 51, satu tempat di belakang Qatar yang di pertandingan pembuka tak berdaya di hadapan Ekuador.
Namun, mereka mampu melakukan pekerjaan brilian untuk mengukir salah satu kejutan terbesar di panggung Piala Dunia di hadapan tim peringkat tiga dunia.
Kemasukan gol tidak lantas menyerah kalah. Mereka justru mampu mengejutkan pemilik dua gelar Piala Dunia itu dengan sungguh memanfaatkan kesempatan setelah keluar dari kamar ganti.
Periode 10 menit awal babak kedua yang menakjubkan bagi Arab Saudi. Saleh Al-Shehri menyamakan kedudukan di menit ke-48. Tendangan rendah menyusur tanah tidak bisa dibendung pemain belakang dan penjaga gawang Argentina yang jangkung itu.
Tak lebih dari lima menit kemudian, Arab Saudi yang tengah menggenggam kendali sukses menambah gol. Aksi Salem Al Dawsari melepaskan tembakan keras dari kotak penalti membuat Emiliano Martinez harus memungut lagi bola dari dalam gawangnya.