Di tengah perhatian dunia menuju putaran final Piala Dunia 2022 yang akan berlangsung dalam hitungan hari di Qatar, Cristiano Ronaldo tampil mencuri atensi.
Wawancara Ronaldo dengan Piers Morgan, selebritas Inggris, langsung menimbulkan kegaduhan ketika mulai diungkap ke publik sejak akhir pekan kemarin.
Potongan-potongan wawancara eksklusif yang diungkap perlahan-lahan kemudian tayang utuh dengan durasi sekitar 90 menit pada tengah pekan itu seperti sengaja dibuat sebagai letupan-letupan provokatif. Diungkap sedikit demi sedikit karena mengandung nilai berita untuk memantik beragam reaksi.
Memang Ronaldo mengungkapkan berbagai hal krusial dan sensitif mulai dari kehidupan pribadi hingga situasi terkini di Manchester United.
Ia terang-terangan mengaku telah kehilangan rasa hormat pada manajer tim saat ini, Erik Ten Hag.
Ia bersikap demikian karena dianggap telah "dikhianati" oleh klub dan sang manajer pun memperlakukannya tidak dengan rasa hormat.
Mereka dianggap mengambil langkah yang tidak pantas untuk memaksanya hengkang. Tentang ketidakpercayaan direktur klub akan situasi sulit yang dialami keluarganya dengan kepergian putrinya saat pra-musim.
Kini, kondisi sudah seperti benang kusut yang sulit diurai. Serangan pada Ronaldo datang dari berbagai pihak. Menyebutnya hanya mencari perhatian dan kembali menegaskan keputusan memulangkan Ronaldo adalah sebuah kesalahan besar. Spekulasi berkembang bahwa karier mantan pemain Real Madrid dan Juventus di Old Trafford itu di ambang kesudahan.
Pihak klub dalam pernyataan resmi pada awal pekan ini mengaku sedang mendalami wawancara, melihat fakta utuh, lalu mempertimbangkan langkah yang akan diambil.
Sementara Ten Hag sudah mengambil sikap. Setelah kemenangan mendebarkan 2-1 atas Fulham akhir pekan lalu, eks manajer Ajax Amsterdam itu mengklaim kondisi klub kondusif. Gol di masa injury time itu lebih dari cukup menggambarkan sikap, mental, dan arah klub ke depan.