Â
Â
Indonesia hanya meloloskan satu dari empat wakil ke final Malaysia International Series 2022. Syabda Perkasa Belawa menjadi tumpuan Merah-Putih di tengah dominasi China di Arena Badminton Perak, Kompleks Sukan MBI Ipoh, Malaysia.
Tiga wakil lainnya yakni Stephanie Widjadja (tunggal putri), Bobby Setiabudi (tunggal putra), dan Muhammad Juan Elgiffani/Muhammad Nendi Novatino (ganda putra) harus bertekuk lutut di hadapan para pemain Negeri Tirai Bambu, Sabtu (12/11/2022).
Stephanie, peringkat 121 BWF, yang menjadi unggulan ketujuh takluk dari Gao Fang Jie. Sempat merebut gim pertama, Stephanie justru tampil antiklimaks di set penentuan. Ia pun menyerah dari lawannya yang berada di posisi 157 BWF usai bermain rubber game 20-22, 21-18, dan 21-10.
Bobby yang juga lebih diunggulkan pun tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Unggulan 10 ini menyerah straight set dengan selisih poin sangat mencolok dari Lei Lan Xi, 18-21 dan 7-21.
Pil pahit juga ditelah Juan/Nendi saat bersua Chen Bo Yang/Liu Yi. Tertinggal di gim pembuka, Juan/Nendi mampu memaksa pertandingan berlangsung hingga gim ketiga.
Sayangnya, di set penentuan keduanya justru kehilangan pola permainan dan kembali terperangkap pada performa kurang meyakinkan di set pertama. Juan/Nendi pun menyerah 13-21, 21-13, dan 12-21.
Peluang Syabda
Kini Syabda menjadi harapan terakhir Indonesia untuk berjaya di turnamen grade tiga, sekaligus yang terakhir di Negeri Jiran setelah Malaysia Masters World Tour Super 500 dan Malaysia Open World Tour Super 750.
Turnamen ini memang menjadi kesempatan bagi para pemain muda untuk ambil bagian. Indonesia mengirim 27 wakil yang terdiri dari tujuh tunggal putra, sembilan tunggal putri, lima ganda putra, empat ganda putri, dan dua ganda campuran.
Sayangnya, mereka tak mampu berbicara banyak, terutama saat menghadapi para pemain dari China.
Hanya Syabda yang mampu mengatasi tantangan China. Ia bisa memenangi pertarungan tiga set atas Liu Liang. Walau terlambat panas sehingga kalah di set pertama, Syabda sanggup menemukan titik balik untuk merebut dua set selanjutnya.
Kemenangan tiga gim pemain berperingkat 164, 16-21, 21-11, dan 21-14 atas lawannya yang masih berada di luar lingkaran 300 besar mendekatkannya dengan podium juara.
Ia akan menghadapi penjegal kompatriotnya, Bobby Setiabudi. Bertemu Lan Xi Lei, pemain kelahiran Jakarta, 21 tahun silam, memiliki peluang.
Pertama, ini menjadi kesempatan bagi Syabda untuk menambah gelarnya tahun ini. Sebelumnya, ia berjaya di Lithuanian International dengan mengalahkan rekan senegara, Alwi Farhan, 21-15 dan 21-14.
Pengalaman juara itu sekiranya mempertebal mental dan menambah kepercayaan dirinya.
Kedua, sebagai satu-satunya wakil yang tersisa, Syabda tentu termotivasi untuk mencapai klimaks. Sanggup merebut podium juara akan mengobati kekecewaan sebagian besar rekan-rekannya yang tersisih lebih awal.
Apalagi ia akan menghadapi pemain China yang menyingkirkan rekannya. Selain itu, Sybda berada di final di antara mayoritas pemain China.
Syabda adalah satu dari tiga pemain non-China yang berlaga di final. Syabda bersama Chiu Pin-Chiang (tunggal putra/Taiwan), dan Beh Chun Meng/Goh Boon Zhe (ganda putra/Malaysia) berada dalam kepungan China.
China bahkan sudah memastikan dua gelar dari nomor ganda campuran dan ganda putri. Chen Xing/Chen Fang Hui akan berebut mahkota ganda campuran dengan Jiang Zhen/Bang/Wei Ya Xin.
"All Chinese final" ganda putri mempertemukan Liu Sheng/Shu/Tan Ning versus Li Yi Jing/Luo Xu Min.
China pun berpotensi sapu bersih bila Gao Fang Jie mampu meredam Chou Pin Chian dari Taiwan, Chen Bo Yang/Liu Yi bisa menghentikan laju Beh/Goh dari Malaysia, dan tentu saja, Lei Lan Xi membuat Syabda kehilangan keperkasaannya.
Ketiga, di atas kertas, Syabda lebih diunggulkan. Meski ranking dunianya lebih tertinggal, Syabda dijagokan di tempat kedelapan.
Lawannya yang menempati posisi 149 BWF justru tidak masuk list unggulan. Status ini memang tidak menjadi jaminan bagi Syabda yang berada 15 strip di belakang Lan Xi Lei. Sudah banyak contoh, ranking bahkan statistik pertemuan tidak bergerak linear dengan hasil di lapangan pertandingan.
Syabda yang akan tampil di partai keempat pada Minggu (13/11/2022) siang WIB harus menjaga fokus dan mengurangi kesalahan yang tidak perlu. Ia harus memanfaatkan tren dan momentum positif untuk mengunci gelar juara.
Di pihak berbeda, Lan Xi Lei juga tidak kekurangan alasan. Pemain kidal berusia 24 tahun bakal berjuang "all out" untuk merebut gelar pertamanya tahun ini.
Ia dua kali gagal di final turnamen level serupa yang digelar di Malang dan Vietnam. Di dua turnamen itu, ia harus puas sebagai runner-up, kalah dari rekan senegaranya.
Lan takluk dari Weng Hongyang, 10-21 dan 10-21 di Malang. Selanjutnya, diperdaya Liu Liang, 10-21, 21-14, dan 18-21 dari Liu Liang di Vietnam.
Apakah Malaysia International Series akan menjadi panggungnya Lan Xi Lei untuk merebut gelar perdana sekaligus satu-satunya di tahun ini? Atau justru Lan Xi kembali apes tak berdaya di hadapan keperkasaan wakil semata wayang Indonesia?
Kita lihat saja. Pastinya dukungan dari segenap fan Indonesia akan menemani setiap ayunan raket Syabda di partai pamungkas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H