Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Dari "Early Exit" Jadi "Sobat Weekend", Belajar dari Perjuangan Fajar/Rian Tembus 3 Besar BWF

9 November 2022   10:31 Diperbarui: 9 November 2022   18:15 1516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fajar/Rian menempati podium tertinggi di Denmark Open 2022, gelar keempat mereka tahun ini: dok PBSI via Kompas.com

Pekan ini akan menjadi pekan bersejarah bagi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Pasangan ganda putra Indonesia ini akan merasakan manisnya menempati peringkat tiga BWF.

Keduanya berada tepat di belakang Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dari Jepang.

Seperti kita tahu, The Minions adalah senior hampir dalam segala hal yang dalam lebih dari empat tahun "menenggelamkan" Fajar/Rian.  Fajar/Rian seperti terkungkung di balik prestasi dan nama besar The Minions. 

Namun kini, nasib keduanya justru berubah. The Minions meniti musim yang sulit sejak awal tahun yang membuat mereka harus kehilangan takhta ganda putra. 

Menembus "top 3" adalah ranking tertinggi sejak Fajar/Rian berpasangan pada Agustus 2014. Tidak hanya itu. Keduanya pun lolos ke BWF World Tour Finals 2022, turnamen penutup dalam kalender BWF World Tour yang akan digelar di Guangzhou, China, 14-18 Desember 2022 di urutan tertatas.

Dengan satu turnamen tersisa di Australia Open, keduanya sudah mengumpulkan 91,870 poin. Angka itu jauh meninggalkan saingan terdekat yakni The Daddies (Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan) dengan 69.300. Bukti jelas sepak terjang mereka belakangan ini.

Ranking BWF terbaru sektor ganda putra: bwfbadminton.com
Ranking BWF terbaru sektor ganda putra: bwfbadminton.com

Menariknya, dalam delapan tahun terakhir Fajar/Rian berjuang bersama semenjak menjejaki level senior. Rian adalah partner pertama kala Fajar menjadi pemain magang di Pelatnas PBSI. Rian pun tentu demikian, setelah sebelumnya sempat bermain bersama Clinton Hendrik saat mulai meniti karier di level junior di klub Jaya Raya Jakarta.

Bagi sebagian orang, pencapaian Fajar/Rian ini dianggap biasa. Adalah bagian dari perjalanan normal setiap atlet atau pasangan yang selalu bergerak menuju puncak. Apalagi keduanya belum sampai di titik tertinggi.

Sekalipun hanya melompat tiga tingkat dari posisi keenam pekan lalu, tetaplah sebuah pencapaian tersendiri. Sesuatu yang tidak lumrah bagi karier setiap pemain profesional yang diraih Fajar/Rian dengan melewati serangkaian drama, bahkan tragedi.  

Bagaimana proses mereka melewati badai itulah yang membuat pencapaian Fajar/Rian ke posisi ketiga dunia patut diapresiasi, dicermati, dan diambil hikmahnya.

Awal Tahun Memilukan

Bila kita membuka kembali jejak komentar sang pelatih, Herry Iman Pierngadi pada akhir Maret 2022 maka kita bisa kembali membayangkan seperti apa disposisi batin mereka saat itu. Kritik dan sinis begitu terbuka, datangnya pun dari mana-mana.

Herry IP yang terkenal lugas itu menyebut Fajar/Rian memang memiliki ranking dunia yang cukup baik, namun secara kualitas dan prestasi dalam dua tahun belakangan, mereka sudah disalip para junior.

Dari sisi prestasi, memang Fajar/Rian tak lagi naik podium tertinggi seperti yang dilakukan pada 2018 dan 2019. Sepanjang itu, keduanya bisa menggondol dua gelar BWF World Tour Super 300 di India dan Swiss dan sepasang gelar World Tour Super 500 di Malaysia dan Korea.

Pandemi Covid-19 yang mulai merebak semakin menyulitkan Fajar/Rian.

Coach Naga Api itu langsung merujuk Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang mulai bersinar dan mencuri perhatian di All England 2022.

Sebagai debutan, Bagas/Fikri mampu melejit hingga partai puncak. Di laga final di Utilita Arena, Birmingham, keduanya membuat senior mereka The Daddies tak berkutik. Bagas/Fikri butuh dua gim 21-19 dan 21-13 untuk meraih podium juara.

Sementara Fajar/Rian saat itu langsung kandas di babak pertama. Keduanya menyerah straight set dalam “perang saudara” menghadapi pasangan muda lainnya, The Babies, 16-21, 20-22.

Mendapat kritikan seperti itu, Fajar/Rian pun mahfum. Keduanya menyadari akan apa yang sedang terjadi. Mereka pun belum lepas dari bayang-bayang The Minions dan The Daddies.

Apakah keduanya lantas menyerah? Apakah kita pernah mendengar potongan cerita Fajar/Rian memutuskan lempar handuk? Tidak! Sama sekali tidak.

Mereka kemudian melakukan apa yang sepatutnya dilakukan seorang pemain. Saat sedang berada di titik rendah, mereka berjuang bangkit. Keduanya berusaha membuktikan bahwa mereka tidak sedang beruntung masih berada di posisi 10 besar tanpa prestasi mentereng.

Mereka memang hanya menunggu waktu untuk membuktikannya sehormat-hormatnya.

Tahun terbaik

Dari awal yang mengkhawatirkan, Fajar/Rian perlahan-lahan membalikkan arah. Dari pesimisme yang mungkin sudah berubah jadi antipati, keduanya secara elegan mengubah pandangan.

Seminggu setelah All England yang memilukan, Fajar/Rian mulai beraksi. Mereka menemukan titik balik di Swiss Open. Menjadi juara di St Jakobshalle dengan mengalahkan Goh Sze Fei/Nur Izzuddin dari Malaysia dalam dua set, 21-18, 21-19.

Setelah berbagi kegembiraan bersama Jonatan Christie yang berjaya di tunggal putra, Fajar/Rian kemudian menggebrak.

Usai runner-up di dua turnamen BWF World Tour Super 500 di Korea dan Thailand, mereka kemudian naik podium tertinggi di turnamen dengan level serupa bertajuk Indonesia Masters, mengalahkan Liang Wei Keng/Wang Chang dari China, 21-10 dan 21-17.

Kemudian “back to back” naik podium di Malaysia. Di pekan pertama di turnamen Malaysia Open World Tour Super 750 finis di posisi kedua, takluk dari pemuncak ranking dunia saat ini dari Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

Sepekan kemudian, mereka menebusnya dengan menjuarai Malaysia Masters World Tour Super 500, menumbangkan senior mereka, The Daddies, 21-12 dan 21-19.

Tidak sampai di situ. Keduanya kembali meraih gelar World Tour Super 750 kedua di Denmark, beberapa pekan lalu.

Manisnya, seperti di Malaysia, Fajar/Rian menjadi juara dengan mengalahkan senior lainnya, The Minions, juga dua gim, 21-19 dan 28-26.

Kemenangan yang menunjukkan Fajar/Rian tidak lagi terkungkung di balik The Minions dan The Daddies.

Keduanya sudah lepas dengan cara yang spektakuler. Bila hingga sebelum All England 2022, mereka lebih banyak tersisih di babak-babak awal, tidak demikian setelah itu.

Sebelumnya Fajar/Rian cukup rutin angkat koper lebih awal. Sebanyak 14 dari 17 turnamen yang diikuti, Fajar/Rian kandas sebelum semifinal.

Setelah itu, statistik berubah drastis. Keduanya menjadi teman setia para penggemar hingga akhir pekan dengan hanya tiga kali gagal ke final dari 13 turnamen yang diikuti.

Empat gelar dari delapan final. Oma Gill, komentator pertandingan BWF kawakan itu, mendapuk Fajar/Rian sebagai pasangan ganda putra paling konsisten tahun ini.

Ya, dari langganan early exit menjadi sobat weekend. Begitu para warganet menyebut perubahan luar biasa pasangan satu ini.

Buah dari perjuangan keras mereka mengatasi tekanan, kritik, dan sinis. Kerja luar biasa untuk menata mental, fisik, teknik, dan kekompakan untuk membalikkan pandangan dan lepas dari berbagai stempel.

Setelah bertarung dengan sekuat-kuatnya dan sehormat-hormatnya, mereka kini pantas mendapat kehormatan setinggi-tingginya.

Kita berharap, ini bukan akhir. Tetapi babak baru dalam karier mereka untuk terus berprestasi. Sekaligus memotivasi para pemain muda Indonesia yang kini mulai bersinar agar terus merangsek ke papan atas.

Congrats Fajar/Rian!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun