Bagi penggemar badminton di Tanah Air yang mengikuti semifinal Hylo Open 2022 di Saarlandhalle Saarbrcken, Jerman memang cukup menguras energi. Namun, perjuangan bertahan hingga Minggu (6/11/2022) dini hari WIB itu tentu dibayar tuntas dengan penampilan para jagoan Merah-Putih di lapangan pertandingan.
Ya, dua dari tiga semifinalis berhasil melangkah ke partai final. Â Mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.
Memang agak disayangkan Gregoria Mariska Tunjung gagal membuka perjuangan wakil Indonesia dengan manis. Jorji harus mengakui keunggulan Han Yue, 19-21 dan 19-21.
Di balik kekalahan straight set, Jorji sebenarnya sudah tampil maksimal. Atlet kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu sudah berjuang sehormat-hoarmatnya dan sekuat-kuatnya. Persaingan sempat ketat sebelum pada akhirnya lawan yang berperingkat 15 BWF itu berhasil mengunci kemenangan.
Bagi Jorji, hasil ini tidak terlalu mengecewakan bila dilihat dalam rekam jejaknya sejak menginjak level senior. Pemain yang kini berperingkat 21 BWF itu sudah dua kali di tahun ini mencapai babak semifinal, setelah meniti tahun-tahun yang memilukkan.
Semifinal Malaysia Masters BWF World Tour Super 500 awal Juli lalu dan Hylo Open BWF World Tour Super 300 kali ini adalah modal penting bagi pemain 23 tahun itu untuk melompat lebih tinggi di turnamen-turnamen berikutnya.
Kesempatan Rehan/Lisa
Rehan/Lisa di ambang sejarah. Pasangan muda ini mampu melangkah lebih jauh dari yang mereka lakukan pekan lalu di French Open 2022. Bila saat itu, langkah mereka tersandung secara dramatis di semifinal, akhir pekan atau awal pekan depan ini mereka bisa terbang tinggi.
Dua semifinal beruntun merupakan sesuatu yang tidak disangka-sangka dari pasangan yang sepanjang tahun lalu hanya mengikuti dua turnamen dan di tahun sebelumnya masih menjadi penonton.
Bila kita melihat sepak terjang mereka, Rehan/Lisa memiliki catatan lebih baik di banding senior-senior mereka di ganda campuran.
Tidak ada pasangan lain yang mampu tiga kali mencapai final BWF Tour tahun ini. Sementara itu, Rehan/Lisa sanggup mengukir "hat-trick" final di beberapa level berbeda, setelah sebelumnya Orleans Masters dan Vietnam Open.
Selangkah lagi mereka merebut gelar BWF World Super 300 pertama. Pasangan yang akan melejit ke 20 besar BWF itu, memang menampilkan pesona tersendiri di arena pertandingan.
Bila harus jujur, penampilan mereka itu enak ditonton. Kombinasi dua pemain muda dengan kecepatan dan skill mumpuni.
Tidak hanya itu, mereka juga memiliki mental tanggung. Saling mengisi dan cover lapangan. Rehan punya pukulan "jahat" yang mengingatkan kita pada sang ayah, Tri Kusharyanto. Sementara itu Lisa begitu cekatan, berani di depan net, dan tak segan melancarkan smes bila sedang berada di area belakang.
Segenap modal dan potensi yang membuat kita yakin mereka bisa berkembang menjadi harapan ganda campuran di masa depan.
Perjalanan mereka ke final kali ini tidak mudah. Harus melewati hadangan unggulan ketiga di laga pertama, unggulan kelima di perempat final, lalu unggulan kedua dalam perebutan tiket final.
Thom Givquel/Delphine Delrue sempat mencuri gim pertama. Namun, pasangan Prancis itu tak bisa membendung kebangkitan pasangan yang dijuluki KusKus itu. Setelah mengambil gim kedua, KusKus tak tertandingi di set penentu dengan selisih poin begitu jauh.
Usai bertarung rubber game 21-23, 21-14, dan 21-7 untuk menghentikan unggulan dua, Rehan/Lisa akan menghadapi Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping untuk pertama kalinya.
Pasangan China kombinasi senior-junior itu menyingkirkan Mathias Thyrri/Amalie Magelund, 21-19 dan 21-18. Pasangan Denmark itu menaklukkan senior Rehan/Lisa yakni Rinov/Pitha secara kontrovesial di babak perempat final.
KusKus berpeluang menggapai klimaks. Selain memiliki modal permainan yang semakin apik dan bisa menyingkirkan para unggulan di babak-babak sebelumnya, keduanya juga memiliki ranking dunia lebih baik. Saat ini, Feng/Huang masih berjuang dari posisi 91 BWF dan dipastikan naik beberapa anak tangga pekan depan, seperti Rehan/Lisa yang kini menempati posisi 26 BWF.
Semoga KusKus benar-benar mampu menjaga konsistensi dan fokus, serta mengerahkan segenap kemampuan untuk "pecah telur" BWF World Tour Super 300.
Ginting vs Chou Tien Chen
Anthony Sinisuka Ginting, perlahan tetapi pasti, menjemput gelar keduanya di tahun ini setelah Singapore Open World Tour Super 500 beberapa waktu lalu.
Ginting yang sempat mengalami kesulitan dan harus menerima hasil buruk di dua turnamen sebelumnya di Prancis dan Denmark, terlihat mulai percaya diri lagi.
Persoalan Ginting sebenarnya ada di dalam dirinya. Ia hanya perlu menaklukkan kecenderungan melakukan kesalahan sendiri karena fokus dan mental yang goyah.
Di babak perempatfinal, Ginting dengan penuh keyakinan menyudahi perlawanan juara dunia 2021, dari Singapura Loh Kean Yew. Kemenangan "back to back" setelah di kandang Loh Kean Yew membuat Kidambi Srikanth tak sanggup membendungnya di semifinal.
Ginting tangguh, cepat, dan atraktif. Mantan pemuncak ranking dunia asal India itu pun menyerah dua gim, 18-21 dan 15-21. Ginting sukses mengulangi hasil positif tahun ini di babak 16 besar All England untuk memperbaharui skor "head to head" menjadi 4-2.
Satu anak tangga terakhir bagi Ginting. Ia akan akan menghadapi lawan tangguh. Pemain senior Taiwan itu menghentikan perlawanan andalan Prancis, Toma Junior Popov, juga dua gim, 21-11 dan 21-17.
Pertemuan Ginting versus Chou bakal ketat. Ranking dunia hingga skor pertemuan berbeda tipis. Ginting yang di turnamen ini menempati unggulan kelima punya kans setelah memenangi tujuh dari 13 pertemuan, termasuk perjumpaan sebelumnya di Piala Thomas 2020.
Seperti kita tahu, rentang waktu pertemuan itu dan saat ini tak bisa dibilang singkat. Ginting boleh saja menang saat itu 22-20 dan 21-16, namun situasi akan berbeda kali ini.
Ginting yang berada di posisi enam BWF, dua strip di belakang pemain yang sudah lewat kepala tiga itu, harus bisa menandingi determinisme dan keuletan Chou, berikut serangannya yang berbahaya.
Modal Ginting ada sebagaimana ditunjukkan di babak-babak sebelumnya. Yang perlu dilakukan pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat itu adalah mengatasi dirinya sendiri. Menjaga konsentrasi dan mental bertanding agar tidak goyah, juga lebih sabar dan taktis, sering kali menjadi mimpi buruk yang merusak segenap kemampuannya.
Kita berharap, kali ini Ginting, juga Rehan/Lisa benar-benar maksimal. Menekan "unforced error" ke titik optimal.Â
Kita ingin melihat mereka tersenyum di podium juara di tengah dominasi Thailand, Taiwan, dan China yang masing-masing sudah mengunci gelar ganda putri, ganda putra, dan tunggal Putri.
"Kan, sudah final juga. Jadi kami mau main lepas saja, tidak usah berpikir menang atau kalah. main enjoy, nothing to lose, dan all out saja," tandas Rehan melansir siaran pers PBSI via djarumbadminton.com.
Persis seperti itu yang ingin kita saksikan, tak peduli bila harus bergadang lagi. Â
Selamat berjuang!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI