Hanya saja, Ginting harus belajar dari Jojo. Mengantisipasi serangan-serangan dan pertahanan rapat Kidambi. Lebih penting dari itu, menekan kesalahan sendiri ke titik maksimal. Problem utama Ginting selama ini sesungguhnya terletak pada diri sendiri, bukan sepenuhnya karena lawan memang lebih baik.
Bagaimana kans Jorji dan Rehan/Lisa?
Seperti Ginting, kita pun patut beri apresiasi kepada keduanya. Jorji yang berjuang keluar dari keterpurukan, mulai menunjukkan hasil.
Setelah mencapai semifinal Denmark Open 2018, Jorji harus menjalani jalan panjang yang sulit dan penuh kritik hingga tahun ini ia mampu mengulanginya. Ini kali kedua Jorji lolos ke semi final, setelah Malaysia Masters BWF World Tour Super 500, Juli silam.
Perlahan tetapi pasti Jorji membuktikan dirinya patut diperhitungkan. Ia lolos ke semifinal Hylo Open usai menyingkirkan sesama pemain non-unggulan dari India, Malvika Bansod, 21-17 dan 21-10.
Jorji hanya perlu melewati Han Yue untuk mengukir sejarah tersendiri. Hanya saja, pemain yang juga tidak masuk unggulan asal China itu sungguh diwaspadai. Di babak sebelumnya, Han mengakhiri perlawanan Line Hojmark Kjaersfeldt dari Jerman juga dalam dua gim.
Laga ini bakal menarik dan mendebarkan. Keduanya tak berbeda jauh dalam ranking BWF. Han yang menghuni peringkat 15, enam anak tangga di depan Jorji. Begitu juga skor pertemuan sementara ini berimbang.
Jorji memenangi pertemuan pertama di final Kejuaraan Dunia Junior 2017 di Yogyakarta, 21-13, 13-21, dan 24-22. Han membalasnya setahun berselang di perempat final New Zealan Open, 21-19 dan 21-16.
Rentak pertemuan sebelumnya dan saat ini yang terpaut cukup lama, membuat kedua pemain ini hanya bisa mengandalkan rekaman pertandingan lawan sebagai bahan pelajaran.
Jorji harus menjaga konsistensi, menghindari "unforced error" dan menjadikan final pertamanya ini sebagai motivasi tambahan.