Rachel/Trias terlihat berusaha memperlihatkan status mereka. Hanya saja, pasangan Negeri Sakura itu tidak mau menyerah begitu saja. Kedua pasangan pun terlibat pertarungan sengit hingga tiga gim, setelah Rachel/Trias sempat kehilangan gim pertama.
Kemenangan  12-21, 21-19, 21-14 kian mendekatkan Rachel/Trias dengan medali emas. Lawan terakhir mereka adalah Liu Sheng Shu/Wang Ting Ge.
Liu/Wang yang mengandaskan pasangan Jepang Kokona Ishikawa/Riko Kiyose 17-21, 21-13, 21-17 dikenal memiliki "power" yang bagus. Hal ini disadari oleh Rachel/Trias yang membuat mereka patut mewaspadainya.
"Mereka powernya besar dan mainnya terus menyerang. Ini akan kami waspadai dan antisipasi. Diskusi juga dengan pelatih apa strategi yang harus dimainkan," tegas Rachel.
Bila Rachel/Trias mampu menyiapkan strategi dan menjalankannya dengan tepat, berikut konsentrasi dan stamina yang terjaga, serta semangat pantang menyerah seperti diperlihatkan di babak empat besar, maka bukan mustahil mereka akan berjaya.
Ditambah lagi, Rachel/Trias sudah di ambang sejarah. Tidak hanya bagi karier keduanya, tetapi juga bagi ganda putri Indonesia yang belum juga merebut emas sejak turnamen itu pertama kali digelar pada 1992.
"Kami sudah tidak sabar main di final, kami siap tampil habis-habisan. Tapi tetap tidak boleh terlalu excited," tutup Rachel.
Kita mendukung sambil menanti akhir cerita perjuangan Rachel/Trias. Mengukir sejarah baru, atau mengikuti jejak Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi pada edisi 2019 yang harus puas sebagai runner-up.
Putra/Patra Jaga PrestasiÂ
Sekali lagi, seperti Rachel/Trias, Putra/Patra lebih dijagokan dibanding lawannya Xu Hua Yu/Zhu Yi Jun.
Putra/Patra lolos ke partai penghabisan dengan menyingkirkan pasangan Korea Song Hyun Cho/Beom Soo Park. Sementara Xu/Zhu memupuskan harapan pasangan Thailand, Apiluk Gaterahong/Witchaya Jintamuttha.