Dalam perhitungan akhir, Irak dan Suriah masuk lima besar runner-up terbaik. Kedua tim itu berada di urutan terbawah, di atas Thailand dan Lebanon yang sama-sama mengemas poin yang sama. Hanya saja, kedua tim yang disebutkan terakhir harus kehilangan peluang.
Kedua, Uzbekistan adalah tantangan tersendiri. Sebagai tuan rumah, negara di Asia Tengah ini berambisi meraih kejayaan di hadapan penggemarnya.
Mereka menunjukkan semangat tinggi sekaligus ancaman sejak babak kualifikasi. Berada di Grup A bersama Arab Saudi, China, Myanmar, dan Maladewa, Uzbekistan berhasil sapu bersih kemenangan.
Maladewa dihajar tujuh gol tanpa balas. Myanmar yang menjadi salah satu wakil Asia Tenggara pun takluk 0-3, akhirnya gagal ke putaran final karena hanya finis di posisi ketiga.
Tim kuat Saudi Arabia dan China juga tak berdaya. Keduanya menyerah dengan skor identik, 1-2
Faktor tuan rumah plus tren positif di babak kualifikasi membuat Uzbekistan layak diperhitungkan. Runner-up 2008 akan menjadi lawan terberat Garuda Nusantara.
Secara matematis, bila Garuda Nusantara bisa mengatasi perlawanan Irak dan Suriah, maka pertandingan kontra tuan rumah adalah pertarungan memperebutkan dua posisi teratas.
Ketiga, Garuda Nusantara tetap harus mewaspadai semua kontestan. Bermodalkan sejarah gelar pertama dan satu-satunya pada 1961, Garuda Nusantara akan bersaing dengan Suriah yang pernah angkat trofi pada 1994 dan Irak yang pernah lima kali jadi kampiun (1975, 1977, 1978, 1988, dan 2000).
Selain itu, masing-masing tim tentu akan belajar banyak dari babak penyisihan. Tidak ada ruang toleransi bagi kesalahan yang otomatis memberikan konsekuensi fatal. Atmosfer berbeda bisa jadi akan menjadi faktor yang ikut berpengaruh.
Kita tetap optimis. Bersama Shin Tae-yong (STY) yang sudah menunjukkan tangan dinginnya dalam mengangkat level permainan tim muda Indonesia, harapan untuk berbicara banyak patut dikedepankan.
Pelatih asal Korea Selatan itu pun memiliki pandangan yang sama. Menanggapi hasil undian, ia yakin mereka bisa terbang tinggi.