Ternyata, pilihan Kevin tidak keliru. Ia sukses menyumbang poin dari tipuan itu. Match point untuk The Minions. Mereka kemudian mengunci poin kemenangan berkat kombinasi serangan dan pertahanan apik.
Secara keseluruhan, Kevin memang mencuri panggung kali ini dengan bola-bola ajaib, permainan depan net ciamik, dropshot cantik, adu drive mematikan, pertahanan rapat, smes keras, hingga penguasaan lapangan yang bagus.
Namun, peran seniornya Marcus tidak bisa dinafikan. Keduanya kembali menampilkan perpaduan laiknya The Minions sesungguhnya. Komunikasi di antara mereka berlangsung lancar, termasuk dengan kedua pelatih, Naga Api (Herry IP) dan Naga Air (Aryono Miranat) di pinggir lapangan.
Di paruh akhir set ketiga, keduanya sempat tertinggal. Mereka tak terlihat kehilangan harapan. Versi terbaik The Minions yang pantang menyerah dan tak mudah kehilangan akal dan mental tak mudah tergerus, benar-benar terlihat.
Menantikan gelar Super 750
Baik The Minions maupun FajRi sama-sama mengimpikan gelar di Odense ini. Bagi pasangan yang disebutkan pertama, ini akan mengakhiri penantian setahun sekaligus penanda kembalinya mereka ke bentuk terbaik.
Di sisi berbeda, FajRi begitu mendambakan gelar Super 750 pertama di tengah penampilan mereka yang begitu ajek sepanjang tahun ini. Oma Gill, komentator kawakan itu, menyebut mereka sebagai pasangan paling konsisten saat ini.
Ya, tidak ada pasangan lain memiliki catatan sementereng mereka. Mereka sudah tujuh kali ke final dari 15 turnamen yang diikuti dan tiga di antaranya berujung gelar juara.
Ini menjadi final kedelapan FajRi tahun ini yang diraih usai menggagalkan harapan Negeri Jiran lainnya yakni Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, 21-16 dan 22-20.
FajRi benar-benar menunjukkan kualitas mereka, terutama mental yang kuat ketika sempat berada dalam tekanan di gim kedua. Keyakinan dan kepercayaan diri mereka begitu terlihat. Di samping komunikasi yang begitu cair.
Apakah FajRi akan menambah gelar mereka di tahun terbaik ini setelah Swiss Open (Super 300), Indonesia Masters (Super 500), dan Malaysia Masters (Super 500)? Atau justru The Minions yang sanggup menggapai klimaks?