Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Tur Eropa Dimulai, The Minions Incar Hat-trick Denmark Open, dan Kesempatan Terakhir ke BWF World Tour Finals 2022

18 Oktober 2022   04:54 Diperbarui: 19 Oktober 2022   13:11 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagan perjalanan wakil tunggal putra Indonesia di Denmark Open 2022: bwfbadminton.com

Setelah menyelesaikan agenda di berbagai belahan wilayah di Asia, kecuali Indonesia Masters 2022, kalender BWF World Tour kini sampai di Benua Biru. Tur Eropa pun dimulai.

Tiga turnamen akan digelar di sana. Dimulai dengan Denmark Open di Odensen (18-23 Oktober), lalu French Open di Paris sepekan berselang, dan ditutup dengan HYLO Open di Saarbrucken, Jerman pada awal November nanti.

Dibanding turnamen yang disebutkan terakhir, dua turnamen awal memiliki daya tarik lebih tinggi. Sebab, level turnamen keduanya adalah Super 750. Sementara HYLO masih berada di jajaran Super 300.

Para pebulutangkis top dunia bakal memanfaatkan kedua turnamen itu sebagai kesempatan terakhir di tahun ini untuk meraih gelar plus mendulang poin, baik demi ranking BWF maupun perebutan delapan slot dari masing-masing sektor untuk berlaga di turnamen pamungkas di Guangzhou, China. BWF World Tour Finals 2022.

Sepekan setelah HYLO Open, masih berlangsung Australia Open sebelum agenda BWF World Tour ditutup di Guangzhou. Namun, tidak banyak poin yang diperebutkan di Negeri Kanguru lantaran level turnamennya masih Super 300.

Tentu, tidak banyak kesempatan bagi para pebulutangkis papan atas untuk menorehkan catatan di penghujung tahun ini. Tidak terkecuali bagi para pemain Indonesia.

Di sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie cukup berpeluang menyegel wakil maksimal bagi Indonesia. Keduanya sementara ini berada di posisi keempat (49.780 poin) dan kelima (49.010 poin) "race to Guangzhou," berada di belakang Chou Tien Chen (Taiwan), Viktor Axelsen (Denmark), dan Prannoy H.S (India).

Ranking sementara
Ranking sementara "race to Guangzhou" di sektor tunggal putra: bwfbadminton.com

Lu Guang Zu (China), Lee Zii Jia (Malaysia), Zhao Jun Peng (China) yang melengkapi delapan besar masih bisa memberi tekanan sekaligus ditekan oleh Kodai Naraoka (Jepang), Lakshya Sen (India), Loh Kean Yew (Singapura), hingga Nhat Nguyen (Vietnam) untuk merangsek ke lingkaran delapan besar.

Ada tiga pasang ganda putra Merah-Putih dalam daftar delapan teratas. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.

Dua pertama berada di dua posisi teratas, sementara Bagas/Fikri di posisi keempat setelah Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen dari Denmark.

Mengingat satu negara hanya boleh mengirim maksimal dua wakil di setiap nomor, maka tur Eropa ini sekaligus menjadi kesempatan bagi tiga wakil Indonesia untuk menunjukkan siapa yang lebih pantas pentas pada akhir tahun nanti.

Peringkat sementara menuju BWF World Tour Finals 2022: bwfbadminton.com
Peringkat sementara menuju BWF World Tour Finals 2022: bwfbadminton.com

Fajar/Rian dan The Daddies tentu lebih diunggulkan mengingat tren dan konsistensi mereka lebih menonjol sepanjang tahun ini. Poin keduanya pun sudah terkumpul banyak, masing-masing 76,500 dan 62,320. Mereka memilki selisih lebih dari 10 ribu poin dari para pesaing terdekat.

Namun, bukan tidak mungkin, pasangan muda jawara All England 2022 mendapat momentum untuk kembali berprestasi di Eropa.

Sektor ganda putri dan ganda campuran masih berpeluang mengirim wakil. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dari ganda campuran dan pasangan muda ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.

Hanya saja, posisi mereka masih belum aman. Apri/Fadia tepat berada di urutan kedelapan dengan 45.600 poin, tidak terlalu berjarak signifikan dari Du Yue Li Wen Mei (China), Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva (Bulgaria), Tan Pearly/Thinaah Muralitharan (Malaysia), hingga Lee So Hee/Shin Seung Chan (Korea Selatan).

Indonesia berpeluang mengirim satu wakil ke Guangzhou: bwfbadminton.com
Indonesia berpeluang mengirim satu wakil ke Guangzhou: bwfbadminton.com

Demikian halnya Rinov/Pitha. Meski berada di urutan ketujuh dengan 45,770 poin, tepat sebelum pasangan Thailand Supak Jomkoh/Supissara Paewsampran, keduanya pun belum bisa bernapas lega.

Jomkoh/Paewsampran, Hee Yong Kai Terry/Tan Wei Han Jessica (Singapura), Thom Gicquel/Delphine Delrue (Prancis), Mathias Christiansen/Alexandra Boje (Denmark), hingga pasangan muda Tanah Air Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati bisa membuat persaingan semakin ketat dan menegangkan.

Bagaimana kans tunggal putri? Gregoria Mariska Tunjung menjadi satu-satunya yang berada dalam lingkaran 16 besar. Jorji dengan 31,430 hampir mustahil melakukan loncatan drastis untuk mengejar Busanan Ongbamrungphan dari Thailand yang berada di posisi delapan dengan koleksi 50 ribu poin lebih.

Tidak ada jalan ninja bagi pemain kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu untuk mengakhiri paceklik wakil sektor ini dalam duel delapan pemain paling menonjol sepanjang tahun.

Momok Denmark Open

Denmark Open menjadi salah satu turnamen yang kurang bersahabat bagi para pemain Indonesia. Betapa tidak. Tidak banyak pemain Indonesia yang mampu berjaya di sana. Para pemain kita seperti terus dibayangi hantu yang mengganggu untuk berprestasi.

Indonesia terakhir kali mengirim wakil ke final dan menjadi juara pada 2019. Saat itu, Indonesia memboyong sepasang gelar dari sektor ganda melalui Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Pandemi yang menyerang setelah itu ikut menyeret paceklik gelar bagi Indonesia dalam dua tahun terakhir.

Sebelum The Minions menginjak podium jawara pada 2018, Indonesia cukup lama berpuasa. Sejak setelah kejayaan tunggal putra Simon Santoso nyaris satu dekade.

Sektor tunggal putri dan ganda putri paling lama menantikan juara baru di turnamen yang mulai dipertandingkan pada 1936 itu. Terakhir kali ditorehkan Susi Susanti pada 1992 dan Verawaty Wiharjo/Imelda Wigoena pada 1978.

Apakah momok Denmark Open dan penantian panjang akan berakhir tahun ini? Berapa banyak gelar yang bisa dibawa pulang?

Indonesia mengirim 15 wakil di turnamen yang memperebutkan total 750 ribu USD. Sektor ganda putra mengirim lima pasang. Jumlah terbanyak dengan tiga di antaranya diunggulkan sehingga paling berpeluang menyegel gelar.

The Minions unggulan dua, The Daddies unggulan tiga, dan Fajar/Rian unggulan lima, plus Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Bagas/Fikri.

Mereka menghadapi lawan yang di atas kertas tidak lebih diunggulkan. The Daddies dan Fajar/Rian yang berada di pool atas berpeluang saling sikut di babak perempat final.

Tiga pasang lainnya di pool bawah dengan kans pertemuan The Minions versus The Babies di delapan besar. Pemenang di laga ini berpeluang terlibat "perang saudara" dengan Bagas/Fikri demi satu tiket final.

Dalam perjalanan menuju tangga juara mereka akan dihadang para unggulan lain seperti unggulan pertama sekaligus pemuncak rangking BWF dari Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di pool atas.

Juara dunia sekaligus unggulan empat asal Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (unggulan 7/India), dan jagoan tuan rumah, Kim Astrup/Anders Rasmussen yang dijagokan di tempat keenam akan meramaikan persaingan.

Ini jadi kesempatan bagi ganda putra umumnya untuk menunjukkan dominasi yang sempat hilang di dua turnamen akbar di Jepang yakni Kejuaraan Dunia dan Japan Open, Agustus lalu.

Secara khusus menjadi momentum bagi The Minions untuk berbalik arah kembali ke permainan terbaik dan membuktikan konflik Kevin dan Herry IP memberi hikmah tersendiri. Mereka pernah dua kali berjaya di panggung yang sama. Ini kesempatan mereka mengukir "hat-trick."

Selain ganda putra, tunggal putra dan ganda putri juga memiliki peluang.

Empat amunisi tunggal putra terbaik, Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Chico Aura Dwi Wardoyo, dan Shesar Hiren Rhustavito akan berjibaku mengakhiri penantian bertahun-tahun sektor ini sekaligus meruntuhkan dominasi bintang tuan rumah, Axelsen yang adalah juara bertahan.

Jojo dan Chico yang berada di pool atas akan lebih dahulu meladeni sang "monster" sebelum salah satu dari Shesar atau Ginting menghadapinya bila keduanya tak berhasil.

Bagan perjalanan wakil tunggal putra Indonesia di Denmark Open 2022: bwfbadminton.com
Bagan perjalanan wakil tunggal putra Indonesia di Denmark Open 2022: bwfbadminton.com

Tidak hanya Axelsen yang menjadi musuh bersama sebagai lawan terberat, para unggulan lain di pool atas seperti Loh Kean Yew, Lee Zii Jia, Kidambi Srikanth, dan Kanta Tsuneyama tetap patut diperhitungkan.

Begitu juga Ginting dan Vito. Target revans pada Axelsen tidak akan terlaksana bila langkah mereka tersandung. Chou Tien Chen (Taiwan/unggulan 5), Anders Antonsen (Denmark/unggulan 3), hingga pemain yang tidak masuk daftar unggulan seperti Shi Yu Qi, Lu Guang Zu dan Zhao Jun Peng (China) serta Prannoy H.S (India) tak ubahnya ujian bagi Ginting dan Shesar sebelum meladeni Axelsen.

Ginting dan Jojo sebagai yang paling diharapkan sudah bertekad untuk meruntuhkan kedigdayaan Axelsen di kandangnya. Latihan dan strategi sudah dikantongi. Yang dibutuhkan kemudian adalah mental, kepercayaan diri, dan tekad untuk mewujudkannya sekuat-kuatnya dan sehormat-hormatnya di arena pertandingan.

Kita tak bisa meremehkan ganda putri dan ganda campuran. Masing-masing mengirim tiga dan dua pasangan terbaik.

Cukup disayangkan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi masuk di pool bawah.

Di sana bercokol pula Kim So Yeong/King Hee Yong (unggulan 2/Korea Selatan) yang langsung menjadi lawan Ana/Tiwi di laga pertama, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (unggulan 5/Jepang), Nami Matsuyama/Chiharu Shida (unggulan 3/Jepang) dan Du Yue/Li Wen Mei (China).

Jalan terjal jelas menanti mereka. Namun, kedua pasangan muda itu tetap memiliki peluang. Terutama Apri/Fadia yang sudah mencuri perhatian dengan raihan tiga gelar yakni Singapore Open, Malaysia Open, dan medali emas SEA Games Vietnam 2021, sejak debut mereka pada Mei 2022.

Kembali berduet setelah sempat berpisah sementara, Apri/Fadia diharapkan tidak kehilangan ikatan dan momentum positif yang sudah didapat.

Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari akan memimpin dua pasangan pelapis yakni Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati dan Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela.

Melihat hasil undian, ketiganya tentu kurang diunggulkan. Zacharia/Hediana sudah langsung berjumpa unggulan teratas dari Thailand, Bass/Popor, panggilan untuk Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.

Rehan/Lisa yang menemani Rinov/Pitha di pool bawah pun kebagian lawan berat. Unggulan tiga dari China yang pernah merajai sektor ini. Siapa lagi kalau bukan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.

Rinov/Pitha masih memiliki asa melangkah sedikit lebih jauh. Menghadapi pasangan non-unggulan dari India, Ishaan Bhatnagar/Tanisha Crasto sebelum menantang unggulan dua dari Negeri Sakura, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Jorji menjadi wakil semata wayang di tunggal putri. Pemain 23 tahun ini tergabung di pool atas dan sudah langsung ditunggu lawan berat. He Bing Jiao, unggulan delapan.

Jorji yang sudah mulai merasa nyaman, menikmati permainan, dan bisa membuat sejumlah kejutan belakangan ini, memiliki kesempatan unjuk gigi.

Wakil Negeri Tirai Bambu itu adalah kesempatan pertama. Bila sanggup mengukir awal yang bagus, maka Jorji berpeluang berbicara banyak, setidaknya hingga menembus babak perempat final.

Bila skenario ini terjadi, maka dunia akan kembali disuguhkan duel menarik antara Jorji kontra Akane Yamaguchi. Unggulan teratas dari Jepang yang dua kali beruntun mendapat sengatan dari Jorji pada awal Juli 2022.

Jorji membuat Akane bertekuk lutut di dua seri Malaysia. Di Malaysia Open, Jorji menang straight set, 21-14 dan 21-14 dan sepekan berselang di Malaysia Masters, Jorji menang usai bertarung tiga gim, 25-23, 15-21, dan 21-10.

Memang secara peringkat dan jam terbang Jorji masih tertinggal. Namun, dua kemenangan terakhir itu adalah isyarat jelas. Tidak ada yang tidak mungkin di arena pertandingan. Tidak terkecuali di panggung Denmark Open kali ini.

Bukankah begitu?

Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun