Inter yang dibesut Simone Inzaghi seperti tahu betul bagaimana meladeni Barca dengan tambahan amunisi dalam diri Lewandowski yang sudah mencetak sembilan gol dalam tujuh laga terakhirnya.
Laga ini seperti ulangan pertemuan dramatis pada 2010. Â Meski takluk di fase grup, Jose Mourinho membangkitkan Inter di babak semifinal. Menang 3-1 di kandang sebelum menghadapi leg kedua di markas Barcelona yang berakhir 1-0 untuk tuan rumah. Inter lolos ke final dan meraih satu dari tiga gelar di musim yang indah bagi Nerrazzuri itu.
Kali ini, Barca kembali pulang dengan tanpa membawa poin. Menempatkan mereka dalam posisi sulit di Grup C. Baru mengemas tiga poin dari tiga laga, tertinggal tiga poin di belakang Inter, dan 6 poin dari Bayern Muenchen di posisi teratas.
Lewandowski pun memperpanjang catatan inferior saat bermain di Giuseppe Meazza atau San Siro. Striker gaek asal Polandia itu belum juga "pecah telur" di sana.
Sebaliknya, bagi Inter ini adalah bukti tim tersebut tetap patut diperhitungkan meski penampilan mereka di Serie A terseok-seok: kalah empat kali dari delapan pertandingan dan menempati posisi kesembilan di tabel klasemen saat ini.
Dengan Bayern yang sudah berada di atas angin, tersisa Barcelona dan Inter yang akan berebut satu tiket terakhir ke babak gugur. Tiga laga terakhir adalah penentu.
Barca akan menjamu Inter dalam waktu dekat, tak lebih dari delapan hari ke depan. Bila ingin lolos dan membuktikan Barca sudah kembali ke jalur persaingan di pentas Eropa, tidak ada syarat lain. Minimal memaksimalkan dua laga kandang dari tiga laga "final" itu.
Persis kata Xavi, "Kami kalah di pertandingan ini, tapi kami puya dual aga di kandang dari tiga pertandingan. Itu adalah final sesungguhnya."
Apakah skenario indah ini akan berpelukan dengan hasil di lapangan pertandingan? Apakah tiga final itu berakhir manis bagi Barca?
Kita tunggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H