Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kalah Dramatis dari Jepang, 5 Alasan Indonesia Pantas Pulang dengan Kepala Tegak dari Piala Asia Futsal 2022

4 Oktober 2022   21:59 Diperbarui: 5 Oktober 2022   14:00 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbedaan dalam sebuah pertandingan bisa terjadi karena detail kecil. Kesempatan emas bisa saja hilang dalam hitungan detik.

Itulah yang terjadi pada tim futsal Indonesia di babak perempat final Piala Asia Futsal 2022. Menghadapi tim kuat Jepang di Saad Al Abdullah Hall, Kuwait City, Selasa (4/10/2022) pukul 18.00 WIB, skuad Garuda hampir saja mengukir sejarah. Kalah 2-3 terjadi secara dramatis.

Betapa tidak. Indonesia sempat memimpin di awal babak kedua. Samuel Eko sukses mencuri bola memanfaatkan kesalahan pemain Jepang, kurang dari satu menit kemudian.

Gol dari pivot Bintang Timur Surabaya itu bisa direspon Samurai Biru ketika laga menyisahkan tujuh menit. Neto Antonio Hirata menyamakan kedudukan setelah tendangannya membuat Muhammad Nizar Nayaruddin yang begitu kokoh di bawah mistar gawang terkecoh.

Jepang sanggup memanfaatkan konsentrasi para pemain Indonesia yang belum kembali pulih setelah kebobolan. Tak sampai satu menit, berawal dari kesalahan passing pemain Indonesia, Soma Mizutani membuat Indonesia tertinggal.

Jepang berada di atas angin saat skema power play Muhammad Rizky Xavier dan kawan-kawan tidak berjalan sempurna. Kiper lawan, Higor Pires justru bisa mencetak gol dengan mudah saat para pemain Indonesia keteteran untuk kembali mengawal gawangnya.

Namun, tertinggal dua gol bukan akhir segalanya. Sisa waktu dua menit ternyata sungguh berharga. Dewa Rizki Amandar memperkecil ketertinggalan. Tak lama kemudian, Indonesia kembali menggetarkan gawang Jepang.

Sayangnya, gol tersebut terjadi hanya beberapa detik sebelum peluit akhir dibunyikan. Ekspresi berbeda ditunjukkan kedua tim. Kubu Jepang spontan merayakan kemenangan. Mereka tahu gol tersebut tak valid.

Sementara itu, para pemain Indonesia seperti berharap agar wasit bisa mengubah keputusan. Ternyata, harapan itu bertepuk sebelah tangan. Tidak ada keajaiban yang terjadi.

Selebrasi para pemain Jepang usai bobol gawang Indonesia: www.the-afc.com
Selebrasi para pemain Jepang usai bobol gawang Indonesia: www.the-afc.com

Kekalahan ini sungguh dramatis. Langkah Indonesia di panggung turnamen dua tahunan edisi ke-16 ini harus berakhir di babak delapan besar.

Walau demikian, masih banyak alasan yang membuat armada Mohammad Hashemzadeh pulang ke Tanah Air dengan kepala tegak dan senyum mengembang.

Pertama, ini merupakan prestasi tersendiri bagi tim futsal Indonesia. Dalam 10 kali keikutsertaan, ini kali pertama tim Merah-Putih melewati babak penyisihan grup. Pada edisi 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2008, 2010, 2012, dan 2014, kiprah Indonesia berakhir di babak penyisihan.

Indonesia tergabung di grup berat. Raksasa Asia, Iran, berikut Taiwan dan Lebanon di Grup C. Sialnya, di laga pertama Indonesia sudah langsung berhadapan dengan pemilik 12 gelar Asia.

Meski Iran sudah ditinggal para pemain terbaiknya, negara tersebut masih superior. Mereka tak memberi ruang bagi para pemain Indonesia. Alhasil, Indonesia "dibantai" lima gol tanpa balas.

Kekalahan tersebut tidak membuat para pemain Indonesia patah arang. Buktinya, Indonesia berhasil bangkit di dua laga tersisa.

Lebanon digasak 7-2 dan di partai penentuan, giliran Taiwan yang merasakan sengatan para pemain Indonesia. Taiwan gagal mengulangi pencapaian terbaik mereka menembus babak perempat final pada 2003 setelah takluk dari Indonesia 1-4.

Satu kekalahan dan dua kemenangan memastikan Indonesia mendamipingi Iran ke babak knock out. Iran tampil perkasa sepanjang babak penyisihan. 

Usai mengalahkan Indonesia lima gol tanpa balas, sang juara bertahan melumat Taiwan 10-1 dan berpesta sembilan gol tanpa kebobolan saat menghadapi sesama negara Timur Tengah, Lebanon.

Klasemen akhir Grup C Piala Asia Futsal 2022: www.the-afc.com
Klasemen akhir Grup C Piala Asia Futsal 2022: www.the-afc.com

Kedua, dari sisi prestasi dan jam terbang di level Asia, Indonesia jelas kalah dari Jepang. Jepang sudah 16 kali ambil bagian, enam kali menjadi runner-up dan tiga kali menjadi juara, masing-masing pada 2006, 2012, dan 2014.

Jepang pernah sekali kalah di penyisihan Grup D saat ditekuk Arab Saudi 1-2. Namun, saat menghadapi Korea Selatan dan Vietnam, tim yang ditangani Kenichiro Kogure itu berhasil meraih poin sempurna, berkat kemenangan 6-0 dan 2-0.

Dalam perhitungan akhir, Jepang, Vietnam, dan Arab Saudi mengemas poin identik: 6. Hasil sekali kalah dan dua kali menang.

Usai mengejutkan Jepang, Arab Saudi takluk 1-3 dari Vietnam, sebelum menang 4-0 atas Korea Selatan. Sedangkan Vietnam, kemenangan 5-1 atas Korea Selatan di laga pertama dan Arab Saudi di laga berikutnya menjadi modal.

Apes bagi Arab Saudi. Meski mengemas poin yang sama dan selisih gol yang sama pula dengan Vietnam, tim tersebut harus tersisih karena kalah head-to-head. Sementara Jepang, keluar sebagai juara grup berkat keunggulan selisih satu gol atas Vietnam dan Arab Saudi.

Klasemen akhir Grup D: www.the-afc.com
Klasemen akhir Grup D: www.the-afc.com

Meski sejarah tim futsal Indonesia inferior dibanding Jepang, namun tidak tercermin di lapangan pertandingan.

Indonesia bisa memberikan perlawanan, bahkan membuat Jepang kesulitan. Di babak pertama, Indonesia lebih banyak menekan. Jepang harus menahan kecepatan para pemain Indonesia dengan lima pelanggaran. Begitu juga, Indonesia bisa mencuri gol cepat setelah jeda.

Saat Jepang berhasil menunjukkan mental sebagai pemenang, Indonesia pun tak mau kalah. Kepercayaan diri para pemain Indonesia tak rontok. Dalam keadaan tertinggal dua gol mereka justru bisa mengejar, bahkan hampir menyamakan kedudukan, bila tidak dibatasi waktu.

Ketiga, mari kita cermati skuad Indonesia. Perjalanan Indonesia ke Kuwait kali ini dibayangi pesimisme. Sebab, tak ada 4 pemain pilar dalam daftar 14 pemain yang diboyong.

Muhammad Albagir, Ardiansyah Runtuboy, Marvin Alexa, dan Evan Soumilena. Tiga pertama tersebab cedera. Sementara Evan dikabarkan harus menjalani sanksi buntut masalah yang ia lakukan di Piala Futsal AFF di Thailand beberapa bulan lalu.

Absennya beberapa tulang punggung dan pemain berpengalaman itu tidak membuat para pemain lainnya ciut. Mayoritas para pemain muda justru bisa unjuk gigi.

Daftar para pemain Indonesia di Piala Asia Futsal 2022: www.instagram.com/federasifutsal_id
Daftar para pemain Indonesia di Piala Asia Futsal 2022: www.instagram.com/federasifutsal_id

Mereka membuktikan kualitas mereka yang sudah patut diperhitungkan. Selain 12 nama yang sudah dikenal publik futsal dalam negeri, ada dua debutan yang dipanggil pelatih Indonesia asal Iran. Keduanya adalah Iqbal Iskandar dan Wendy Brian Lindrey.

Muhammad Hashemzadeh ternyata bisa meramu tim Indonesia. Solid dalam bertahan baik saat membentuk zona marking maupun duel satu lawan satu, begitu juga cepat saat menyerang, yang ditopang oleh kepercayaan diri yang tinggi.

Menghadapi Jepang, para pemain muda Indonesia menunjukkannya secara jelas. Kekuatan Jepang tidak hanya bertumpu pada kebesaran nama tetapi juga para pemainnya. Sebagian besar pemain Jepang adalah pemain senior.

Tiga dari antaranya malah pemain naturalisasi asal Brasil. Penjaga gawang Higor Pires (kelahiran 1980) sudah wira-wiri di Liga Futsal Jepang sejak 2009.

Selanjutnya, Arthur Oliveira. Flank kelahiran Xaxias do Sul, 1990 itu sudah mengenal Liga Futsal Jepang sejak 2015. Sebagai salah satu pemain berpengalaman, ia dipercaya Kogure untuk memimpin tim.

Vinicius Crepaldi, pivot yang sudah berkarier di Jepang sejak 2011. Pemilik nomor 10 yang lahir 1987 juga menjadi andalan kali ini.

Ketiganya bahkan sempat diturunkan sang pelatih secara bersamaan saat dalam keadaan tertinggal dari Indonesia.

Keempat, Indonesia memang gagal melangkah jauh. Kesempatan emas kali ini hanya berakhir di babak perempat final.

Namun, kekalahan dari Jepang sesungguhnya menunjukkan sisi positif sekaligus memberikan Indonesia banyak pelajaran.

Positifnya, banyak sudah disinggung di atas, Indonesia pun sudah menunjukkan diri sebagai tim yang kini patut diperhitungkan, tidak hanya di level Asia Tenggara tetapi juga Asia.

Seperti ranking futsal Indonesia yang kian menanjak dan kini berada di lima besar Asia, di belakang Uzbekistan, Thailand, Jepang, dan Iran, begitu juga kualitas permainan di lapangan pertandingan. Mengalahkan sejumlah negara Asia dan sempat membuat Jepang ketar-ketir.

www.futsalworldranking.com
www.futsalworldranking.com

Indonesia kini sudah bisa berdiri sejajar dengan Vietnam dan Thailand, dua negara dari kawasan ASEAN yang selama ini sudah lebih dahulu mengepakkan sayap di panggung Asia.

Vietnam pernah menembus semifinal Piala Asia 2016. Thailand dua kali hampir menjadi jawara Asia pada edisi 2008 dan 2012, bila tidak dikalahkan Iran 0-4 dan Jepang 1-6.

Indonesia sudah bisa berjalan beriringan dengan kedua negara di kawasan Asia Tenggara itu ke babak delapan besar.

Sebelum menghadapi Jepang, Hashemzadeh merendah. Mantan andalan tim futsal Iran itu mengakui kualitas lawan. Ia tahu Indonesia tak memiliki modal apa-apa. Satu-satu yang bisa ia banggakan adalah para pemain mudanya.

"Iran dan Jepang adalah salah satu tim terbaik. Kami tahu Jepang adalah tim taktis yang bagus," begitu komentarnya melansir situs resmi AFC, Selasa (4/10/2022).

Dari kekalahan telak atas Iran, sang pelatih mengakui timnya mendapat banyak masukan. Kekalahan itu adalah pengalaman berharga yang membuatnya bisa lebih siap menghadapi tim paling sukses kedua di Asia.

Terbukti, Hashemzadeh dengan kejelian, kejeniusan, dan kepercayaannya yang begitu besar kepada para pemain, mampu mengangkat level permainan Indonesia. Mampu bersaing, bahkan hampir saja membuat Jepang tertunduk.

"Kami akan terus belajar tentang Jepang saat pertandingan berlangsung dan mendapatkan pengalaman itu untuk para pemain kami."

Seperti yang ia katakan beberapa hari lalu, dari Jepang, para pemain Indonesia mendapat tambahan input berharga untuk menjadi lebih tangguh di masa depan.

Ya, dari sekadar mencari pengalaman, para pemain Indonesia sesungguhnya sudah bisa mengirim pesan. Dengan kompetisi yang semakin berkualitas dan talenta-talenta muda yang kian diasah, Indonesia akan kembali dengan kekuatan lebih dahsyat untuk mengukir sejarah lebih gemilang pada edisi berikutnya.

Terima kasih coach Hashemzadeh, tim, dan para pemain!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun