Jepang pernah sekali kalah di penyisihan Grup D saat ditekuk Arab Saudi 1-2. Namun, saat menghadapi Korea Selatan dan Vietnam, tim yang ditangani Kenichiro Kogure itu berhasil meraih poin sempurna, berkat kemenangan 6-0 dan 2-0.
Dalam perhitungan akhir, Jepang, Vietnam, dan Arab Saudi mengemas poin identik: 6. Hasil sekali kalah dan dua kali menang.
Usai mengejutkan Jepang, Arab Saudi takluk 1-3 dari Vietnam, sebelum menang 4-0 atas Korea Selatan. Sedangkan Vietnam, kemenangan 5-1 atas Korea Selatan di laga pertama dan Arab Saudi di laga berikutnya menjadi modal.
Apes bagi Arab Saudi. Meski mengemas poin yang sama dan selisih gol yang sama pula dengan Vietnam, tim tersebut harus tersisih karena kalah head-to-head. Sementara Jepang, keluar sebagai juara grup berkat keunggulan selisih satu gol atas Vietnam dan Arab Saudi.
Meski sejarah tim futsal Indonesia inferior dibanding Jepang, namun tidak tercermin di lapangan pertandingan.
Indonesia bisa memberikan perlawanan, bahkan membuat Jepang kesulitan. Di babak pertama, Indonesia lebih banyak menekan. Jepang harus menahan kecepatan para pemain Indonesia dengan lima pelanggaran. Begitu juga, Indonesia bisa mencuri gol cepat setelah jeda.
Saat Jepang berhasil menunjukkan mental sebagai pemenang, Indonesia pun tak mau kalah. Kepercayaan diri para pemain Indonesia tak rontok. Dalam keadaan tertinggal dua gol mereka justru bisa mengejar, bahkan hampir menyamakan kedudukan, bila tidak dibatasi waktu.
Ketiga, mari kita cermati skuad Indonesia. Perjalanan Indonesia ke Kuwait kali ini dibayangi pesimisme. Sebab, tak ada 4 pemain pilar dalam daftar 14 pemain yang diboyong.
Muhammad Albagir, Ardiansyah Runtuboy, Marvin Alexa, dan Evan Soumilena. Tiga pertama tersebab cedera. Sementara Evan dikabarkan harus menjalani sanksi buntut masalah yang ia lakukan di Piala Futsal AFF di Thailand beberapa bulan lalu.
Absennya beberapa tulang punggung dan pemain berpengalaman itu tidak membuat para pemain lainnya ciut. Mayoritas para pemain muda justru bisa unjuk gigi.