Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda (KNVB) pun melakukan hal serupa. Mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati semua korban.
"Kami bersimpati dengan Indonesia," tambah KNVB.
Seperti diberitakan bbc.com, jarang terjadi dalam sepak bola Belanda, momen hening untuk menghormati peristiwa tragis yang terjadi di luar sepak bola setempat.
Salah satu klub papan atas di Belanda, Ajax ikut berkicau. "Kami sangat sedih dengan tragedi di Malang, Indonesia. Seharusnya tidak pernah ada kekerasan di pertandingan sepak bola."
Berbagai reaksi yang diberikan dari berbagai pihak menggambarkan betapa tragedi Kanjuruhan itu mengiris hati dan perasaan banyak orang. Sebuah peristiwa nahas yang menguras emosi dan air mata dunia.
Dunia serentak mengutuk peristiwa yang menelan banyak korban jiwa itu. Tidak seharusnya sebuah pertandingan sepak bola menuntut harga yang sedemikian mahal.
Kemenangan dan kekalahan semestinya dirayakan secara sportif, bukan sebaliknya. Begitu juga sebuah pertandingan sejatinya diorganisasi secara apik dan manusiawi.
Dunia kini menanti kelanjutan dari tragedi pahit itu. FIFA belum bicara lebih lanjut soal konsekuensi yang harus diterima sepak bola Indonesia. Begitu juga pihak PSSI yang masih mendalami sambil memikirkan reformasi macam apa yang bakal ditempuh.
Apa sanksi yang pantas diterima sepak bola Indonesia? Bagaimana pertanggungjawaban para pihak terkait? Bagaimana seharusnya sepak bola kita dibangun? Apa solusi konkret PSSI?
Sederet pertanyaan itu masih menggantung, berdampingan dengan aneka perasaan sedih dan sesal yang dirasakan secara kolektif.