Dejan/Gloria menunjukkan keunggulan pengalaman atas pasangan muda yang diunggulkan di tempat pertama. Seperti kita tahu, Gloria yang berpasangan dengan Hafiz Faizal merupakan pentolan pelatnas utama PBSI yang belum lama ini terdepak.
Dejan, pemain muda, berusia 22 tahun, ditandemkan dengan Gloria yang sudah berusia 28 tahun. Gloria dengan jam terbang yang lebih tinggi menjadi pelengkap bagi Dejan.
Kombinasi senior-junior itu ternyata cukup padu. Mereka bisa melewati berbagai rintangan dan berpuncak pada kemenangan atas Rehan/Lisa yang sebenarnya mematok target juara.
Dejan/Gloria yang kini masih merangkak dari luar 70 besar BWF terbukti mampu menghentikan lawannya dengan ranking dunia lebih baik. Rehan/Lisa, berperingkat 35 BWF pun harus mengakui keunggulan straight set, 13-21 dan 18-21.
Bagi Dejan/Gloria gelar tersebut sungguh berarti. Itulah gelar World Tour pertama mereka sejak dipasangkan. Tentu, ini menjadi penyemangat bagi mereka untuk bersaing di level turnamen lebih tinggi.
Indonesia sebenarnya berpeluang menambah satu gelar lagi. Sayangnya, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi tak mampu meredam pasangan bersaudara asal Thailand, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard.
Ana/Tiwi yang tampil apik saat menyingkirkan Lui Lok Lok/Ng Wing Yung asal Hong Kong China, 21-9 dan 21-12 di semifinal, tak bisa mengatasi tekanan saat poin-poin kritis.
Pertemuan antara dua unggulan teratas ini sebenarnya adalah penutup ideal. Kedua pasangan sedang dalam performa bagus. Ranking dunia mereka pun tak terpaut jauh.
Mereka cukup menghibur penonton dengan pertarungan ketat terutama di gim kedua. Setelah takluk 16-21, Ana/Tiwi yang kini berada di posisi 33 BWF sempat memaksa terjadi beberapa kali deuce sebelum menyerah 25-27 dari lawannya yang menghuni peringkat 24 dunia.
Secara keseluruhan, distribusi gelar Vietnam Open kali ini sungguh merata. Tidak ada yang membawa pulang dua gelar. Lima gelar direbut lima negara berbeda.