Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sudahi Euforia, Saatnya Garuda Nusantara Menatap Piala Dunia U-20 2023

21 September 2022   16:45 Diperbarui: 21 September 2022   16:51 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi pemain timnas U-20 Indonesia usai memetik kemenangan di Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 | SUCI RAHAYU/KOMPAS.COM

Apakah kemenangan atas Vietnam menjadi akhir dari segalanya? Apakah kita cukup berpuas diri dengan lolos ke putaran final Piala Asia 2023?

Saat ini para penggemar sepak bola di Tanah Air tengah diliputi sukacita menyusul kemenangan Timnas U-20 Indonesia atas Timnas U-20 Vietnam di pertandingan terakhir Grup F Kualifikasi Piala Asia U-20 2023, Minggu (18/9/2022) malam WIB lalu.

Duel yang mendebarkan itu berakhir dengan kemenangan Garuda Nusantara, 3-2. Kemenangan ini menjaga rekor positif armada Shin Tae-yong sepanjang babak penyisihan. Sebelumnya, Marselino Ferdinand dan kawan-kawan menggasak Timor Leste 4-0 dan Hong Kong 5-1.

Indonesia pun mendapat tiket lolos ke putaran final Piala Asia U-20 tahun depan sebagai juara grup. Sedangkan Vietnam tetap mengikuti langkah tim Merah-Putih dengan modal runner-up terbaik.

Hasil tersebut adalah pencapaian yang patut diapresiasi. Sapu bersih kemenangan yang ditutup manis dengan kemenangan atas tim kuat.

Usai babak pertama tanpa gol, Marselino Ferdinand sempat membawa Garuda Nusantara memimpin di menit ke-60. Gol bunuh diri Muhammad Ferrari enam menit kemudian membuat skor sama kuat.

Vietnam justru berbalik memimpin melalui Dinh Xuan Tien di menit ke-79. Para pemain muda Indonesia menunjukkan semangat pantang menyerah hingga mampu menyamakan kedudukan melalui Ferrari di menit ke-82.

Rabanni Tasnim akhirnya memastikan kemenangan Indonesia dengan golnya lima menit sebelum waktu normal usai.

Kemenangan yang diraih dengan kerja keras. Menuntut ketahanan fisik dan mental. Para pemain Indonesia membuktikan kualitas mereka sebagai salah satu tim yang patut diperhitungkan.

Hasil positif ini mengantar Indonesia kali ke-18 berlaga di turnamen tersebut dengan penampilan terakhir terjadi pada 2018 silam. Setelah sempat jeda beberapa tahun, Indonesia akhirnya kembali ke pentas tersebut.

Di sisi lain, tidak semua negara di Asia bernasib seperti Indonesia. Hanya 16 tim terpilih yang berhak tampil. Indonesia patut bersyukur karena menuai hasil yang lebih baik dari sejumlah negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura, dan tidak harus menanti dengan penuh kecemasan seperti Thailand.

Posisi Indonesia dalam hal ini sejajar dengan negara-negara top di Asia seperti Arab Saudi, Qatar, Jepang, Jordania, Korea Selatan, Oman, Tajikistan, dan Iran sebagai jawara di masing-masing grup. Indonesia, satu-satunya negara ASEAN yang menyandang status tersebut.

What's Next?

Apakah kemenangan itu adalah akhir segalanya? Tentu tidak. Apakah kita cukup berpuas diri dengan hasil tersebut? Jelas tidak.

Hasil positif di babak penyisihan adalah salah satu anak tangga yang mengantar tim Indonesia ke putaran final. Itulah medan pertarungan berikut yang harus dihadapi dan ditaklukkan.

Jangan sampai kita merasa cukup, lantas berpuas diri dengan hasil tersebut. Kita memang punya alasan untuk merayakan kemenangan saat ini. Namun, jangan sampai kita larut, apalagi hanyut dalam euforia.

Masih ada pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Masih ada pekerjaan besar yang harus dilaksanakan. Mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk berlaga di putaran final yang akan berlangsung di Uzbekistan pada 1-18 Maret 2023 nanti.

Persaingan di putaran final akan lebih sulit. Kita bisa mulai memproyeksi calon lawan nanti. Dari hasil pembagian pot, Indonesia sementara ini berada di pot tiga bersama Yordania, China, dan Vietnam.

Indonesia berpeluang pindah ke pot 2 yang saat ini sudah diisi Jepang dan Tajikistan. Hal itu terjadi jika dan hanya jika Australia dan Thailand gagal lolos.

Australia baru akan memainkan pertandingan kualifikasi Grup H pada pertengahan Oktober nanti. Sedangkan, nasib Thailand tidak lagi berada di tangannya.

Thailand finis sebagai runner-up Grup G dengan enam poin, kalah "head to head" dari Oman yang berhak menyandang status jawara grup.

Thailand berharap bisa merebut slot status runner-up tersisa setelah empat slot pertama sudah dikantongi Vietnam, Kirgistan, China, dan Suriah.

Lolosnya Thailand sepenuhnya ditentukan oleh penghuni Grup H yakni Australia, Irak, India, dan Kuwait.

Peta persaingan di grup ini tentu sangat ketat. Setiap kontestan bakal berjuang meraih poin maksimal demi menjadi juara grup atau setidaknya finis di posisi kedua dengan koleksi poin lebih banyak atau memiliki selisih gol lebih baik dari Thailand.

Bila kita memperhatikan pembagian pot, Indonesia berpeluang menghadapi lawan-lawan tangguh. Pot 1 dan pot 2 dihuni tim-tim papan atas. Mereka adalah perempatfinalis hingga jawara PIala Asia U-19 2018.

Pot 1 berisikan tuan rumah Uzbekistan, Arab Saudi yang merupakan juara Piala Asia U-19 2018, Korea Selatan selaku runner-up, dan Qatar yang menjadi salah satu semifinalis setelah dihentikan Korea Selatan dengan skor 1-3.

Jepang yang berada di pot 2 adalah semifinalis, usai kalah 0-2 dari sang jawara. Sementara Tajikistan finis di posisi delapan besar.

Sementara di pot 4 berisikan tim-tim kuat dari Timur Tengah dan Asia Tengah yakni Iran, Oman, Suriah, dan Kirgiztan.

Indonesia yang sudah 18 kali ambil bagian di turnamen itu pernah mengukir prestasi tertinggi yakni menjadi juara bersama Myanmar pada edisi 1961, keikutsertaan kedua setelah edisi 1960 yang berakhir di posisi keempat.

Selanjutnya, Indonesia pernah menjadi runner-up pada tahun 1967. Dekade 1970-an, prestasi Indonesia masih bisa dibanggakan yakni lolos ke final pada 1970 dan beberapa kali ke perempat final, masing-masing pada tahun 1972, 1976, dan 1978.

Setelah itu, prestasi Indonesia menurun. Dari lima kesempatan kemudian (1986, 1990, 1994, 2004, dan 2014), hasilnya identik: berakhir di babak grup.

Pada edisi terakhir yakni 2018 silam, Indonesia mampu melangkah hingga babak perempat final. Indonesia hampir saja mendapat satu tiket ke putaran final Piala Dunia U-20 2019 bila tidak menyerah dua gol tanpa balas dari Jepang.

Saat itu Indonesia ditangani Indra Sjafri. Gol-gol dari Shunki Higashi dan Taisei Miyashiro di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, menjadi batu sandungan bagi Indonesia menuju pentas dunia. 

Kini harapan itu bersemi kembali. Bersama Shin Tae-yong para penggawa muda Merah-Putih kembali bertarung untuk mewujudkan impian besar itu.

Jelas, target besar itu tidak akan terwujud tanpa persiapan yang matang. Sisa waktu beberapa bulan hendaknya  sungguh dimaksimalkan.

Para pemain muda yang sudah mulai memperlihatkan kualitas harus digembleng, baik melalui kompetisi domestik maupun pemusatan latihan. Mereka pun harus bisa menjaga diri dan dilindungi agar jangan sampai dihantam cedera atau mengalami penurunan performa.

Perbanyak uji coba dengan tim-tim kuat sungguh perlu untuk mempertebal mental, menguatkan ikatan dan soliditas, serta meningkatkan kepercayaan diri. PSSI harus memberikan perhatian dan dukungan penuh kepada Shin Tae-yong dan tim pelatih.

Biarlah fokus dan perhatian kita sepenuhnya membantu menyiapkan peta jalan bagi generasi muda Indonesia menuju panggung dunia.

Saatnya euforia kita sudahi. Mari menyongsong target berikutnya: prestasi di Uzbekistan. Bila sulit menjadi juara, sekurang-kurangnya bisa menyamai atau bahkan melampaui pencapaian edisi sebelumnya.

Ini juga menjadi persiapan dan modal bagus agar bisa lebih meyakinkan bertarung di Piala Dunia U-20 2023 yang akan berlangsung di Tanah Air.

Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun