Thailand berharap bisa merebut slot status runner-up tersisa setelah empat slot pertama sudah dikantongi Vietnam, Kirgistan, China, dan Suriah.
Lolosnya Thailand sepenuhnya ditentukan oleh penghuni Grup H yakni Australia, Irak, India, dan Kuwait.
Peta persaingan di grup ini tentu sangat ketat. Setiap kontestan bakal berjuang meraih poin maksimal demi menjadi juara grup atau setidaknya finis di posisi kedua dengan koleksi poin lebih banyak atau memiliki selisih gol lebih baik dari Thailand.
Bila kita memperhatikan pembagian pot, Indonesia berpeluang menghadapi lawan-lawan tangguh. Pot 1 dan pot 2 dihuni tim-tim papan atas. Mereka adalah perempatfinalis hingga jawara PIala Asia U-19 2018.
Pot 1 berisikan tuan rumah Uzbekistan, Arab Saudi yang merupakan juara Piala Asia U-19 2018, Korea Selatan selaku runner-up, dan Qatar yang menjadi salah satu semifinalis setelah dihentikan Korea Selatan dengan skor 1-3.
Jepang yang berada di pot 2 adalah semifinalis, usai kalah 0-2 dari sang jawara. Sementara Tajikistan finis di posisi delapan besar.
Sementara di pot 4 berisikan tim-tim kuat dari Timur Tengah dan Asia Tengah yakni Iran, Oman, Suriah, dan Kirgiztan.
Indonesia yang sudah 18 kali ambil bagian di turnamen itu pernah mengukir prestasi tertinggi yakni menjadi juara bersama Myanmar pada edisi 1961, keikutsertaan kedua setelah edisi 1960 yang berakhir di posisi keempat.
Selanjutnya, Indonesia pernah menjadi runner-up pada tahun 1967. Dekade 1970-an, prestasi Indonesia masih bisa dibanggakan yakni lolos ke final pada 1970 dan beberapa kali ke perempat final, masing-masing pada tahun 1972, 1976, dan 1978.
Setelah itu, prestasi Indonesia menurun. Dari lima kesempatan kemudian (1986, 1990, 1994, 2004, dan 2014), hasilnya identik: berakhir di babak grup.
Pada edisi terakhir yakni 2018 silam, Indonesia mampu melangkah hingga babak perempat final. Indonesia hampir saja mendapat satu tiket ke putaran final Piala Dunia U-20 2019 bila tidak menyerah dua gol tanpa balas dari Jepang.