Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Arti Penting Gol Ronaldo, Isyarat Sancho pada Southgate, dan Redupnya Pesona Sheriff Tiraspol

16 September 2022   09:05 Diperbarui: 17 September 2022   17:15 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo mendapat menit bermain sejak awal saat menghadapi Sheriff Tiraspol di Liga Europa dan mencetak satu gol: AFP/DANIEL MIHAILESCU via Kompas.com

Manchester United yang melawat ke Chisinau, Moldova pada Kamis (15/9/2022) malam WIB diharapkan bisa membawa poin penuh. Harapan tersebut kemudian menjadi nyata berkat kemenangan dua gol tanpa balas atas tuan rumah Sheriff Tiraspol. Nama Sheriff memang tidak sebesar Setan Merah. Namun, klub ini pernah punya kenangan tersendiri di sepak bola Eropa. Sayangnya, pada matchday kedua fase grup E Liga Europa 2022/2023 ini mereka seperti kehilangan pesona.

Sheriff harus mengakui keunggulan United yang tampil dominan. Armada Erik ten Hag menorehkan penguasaan bola hampir 70 persen, tepatnya 68 persen. Walau begitu, Sheriff beruntung karena United kurang efektif dalam memanfaatkan kesempatan. Dari delapan percobaan hanya empat yang mengenai sasaran.

Bagaimana pun juga, dalam keadaan tertekan, tuan rumah tidak tinggal diam. Bila menengok statistik akhir, Sheriff justru memiliki percobaan lebih banyak yakni 11 kali, walaupun hanya dua di antaranya yang mengenai target.

Kemenangan United tidak lepas dari kontribusi Jadon Sancho dan Cristiano Ronaldo. Pemain yang disebutkan kedua mencetak gol di menit ke-39. Gol dari titik penalti untuk mengunci kemenangan tim tamu.

Gol ini berawal dari pelanggaran Patrick Kpozo terhadap Diogo Dalot di area terlarang. Dengan tenang, pemain berusia 37 tahun itu menjalankan tugas sebagai eksekutor.

Satu gol dan dari titik putih pula. Tetap tidak mengurangi kegembiraan sang pemain dan segenap tim. Gol itu justru memberi arti tersendiri bagi pemain senior asal Portugal itu.

Betapa tidak. Setelah lama menanti, usai musim baru bergulir beberapa bulan, Ronaldo akhirnya mampu mengakhiri paceklik gol. Gol pertama setelah delapan laga penuh tantangan yang ia ukir dengan tenang dan akurat untuk menandai kontribusinya di masa kepemimpinan Ten Hag.

Ronaldo lari untuk merayakan golnya dengan ekspersi yang tak berubah. Dari sisi lapangan para fan United turut bereaksi. "Siuuu" yang mengurai antipati menyusul penampilan United yang belum konsisten dan Ronaldo yang lebih banyak menghangatkan bangku cadangan.

Ronaldo yang sudah tak betah dan meminta agar dilepas. Namun, hingga kini belum ada satu pun klub yang mengaku tertarik, apalagi sampai berusaha meminangnya.

Tambahan tiga angka ini sungguh berarti bagi United. Di pertandingan pembuka, United secara mengejutkan ditekuk Real Sociedad.

Kekalahan yang membuat United kini baru mendapat tiga poin dan sementara ini berada di urutan kedua di belakang klub asal Spanyol itu yang berhasil menjaga tren positif dengan kemenangan 2-1 atas Omnia Nicosia.

Ronaldo harus menerima kenyataan tak selalu tampil di kompetisi kasta tertinggi: Liga Champions. Namun, semangatnya tak pernah pudar untuk terus berkompetisi.

Bersama United yang mulai akrab dengan kompetisi kasta kedua itu, Ronaldo akhirnya mencetak gol pertamanya untuk menambah pundi-pundi golnya di level klub  secara keseluruhan menjadi 699.

Ronaldo bisa saja menggenapi golnya menjadi 700. Sayangnya, tendangannya dari sisi kotak penalti belum mengenai sasaran.

Pesan Sancho

Pemain lain yang cukup mencuri perhatian adalah Sancho. Pemain 22 tahun itu memecah kebuntuan usai menuntaskan umpan ciamik Christian Eriksen di menit ke-17.

Sancho diberi kesempatan bermain penuh, seperti Bruno Fernandes, David de Gea, Raphael Varane, Tyrell Malacia, dan Eriksen. Ia mengambil peran penting di lini depan.

Ia hampir saja menambah gol bila tendangan mendatar tidak diselamatkan secara cemerlang oleh kapten tuan rumah, Stjepan Radeljic.

Walau demikian, Sancho telah menunjukkan peningkatan performa baik secara individu maupun tim. Koneksinya dengan Eriksen, Fernandes, hingga Ronaldo dan Antony.

Sayangnya, pemain yang pernah memperkuat Manchester City, Watford, dan Borussia Dortmund itu tidak dipanggil Gareth Southagete untuk memperkuat Inggris di jeda internasional kali ini.

Tidak ada nama Sancho dalam rencana pertandingan kontra Italia dan Jerman. Tidak hanya itu. Masa depannya bersama The Three Lions menuju putaran final Piala Dunia 2022 yang akan segera berlangsung pun dalam tanda tanya.

Entah apa alasan Southgate tak memanggilnya. Apakah pemain itu belum cukup konsisten, dianggap masih belum layak dibanding yang lain, atau memang tidak cocok dengan skema atau strategi sang pelatih.

Akselerasi ciamik, ketenangan, hingga kemampua mengkonversi gol di laga ini plus kepercayaan di tingkat klub yang semakin meningkat sekiranya mengirim isyarat pada Southgate untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.

Pesona Sheriff

Para penggemar dan penonton tentu berharap Sheriff bisa mengulangi kisah gemilang musim lalu di pentas Eropa.

Saat itu mereka mampu membungkam Real Madrid di penyisihan grup Liga Champions. Madrid yang dipermalukan namun tetap tegak hingga melangkah dengan penuh keyakinan hingga tangga juara.

Meski tidak harus mencatatkan kemenangan, setidaknya Sheriff bisa membuat United harus berkaca diri. Hasil imbang yang bakal membuat Ten Hag dan para pemain tak nyaman.

Namun, harapan tersebut tidak terlihat di pertandingan ini. Secara stastik, seperti disinggung di awal, Sheriff memiliki kans sangat kecil untuk membuat perbedaan.

Lantas, apa yang membuat klub ini seperti kehilangan magis?

Patut diakui Sheriff hari ini bukanlah Sheriff musim lalu. Perubahan mendasar sudah terjadi di tim tersebut. Terutama dari sisi kepelatihan.

Tidak ada nama Yuriy Vernydub. Pelatih itu sudah pergi di awal tahun ini untuk bergabung dengan tentara Ukraina yang berjuang menghadapi invasi Rusia. Sebagai gantinya adalah mantan pemain dan pelatih asal Kroasia, Stjepan Tomas.

Tomas tetap mampu menjaga nama besar Sheriff di pentas domestik. Dari tujuh laga musim ini, mereka sudah menang lima kali dan dua laga lainnya berakhir imbang.

Belum menelan pil pahit kemudia menempatkan mereka ke posisi teratas dengan 11 poin, unggul jauh dari rival terdekat yang baru mendapat 3 angka.

Menghadapi United, Sheriff bukannya tanpa peluang. Sempat membuat United kewalahan di awal laga, menghindari United menambah gol di babak kedua, percobaan tendangan jarak jauh dari Cedric Badolo, dan dua kesempatan Iyayi Atiemwen dari tendangan jarak jauh, menunjukkan Sheriff masih patut diperhitungkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun