Apakah Graham Potter akan langsung membawa perubahan bagi Chelsea setelah mengambil posisi Thomas Tuchel?
Demikian pertanyaan besar setelah Todd Boehly mengambil keputusan berani nan mengejutkan, tepat setelah Chelsea dipermalukan Dinamo Zagreb di pembuka Grup E pekan lalu.
Sayangnya, pelatih berusia 47 tahun itu hanya bisa memberi satu poin dalam debutnya. Bermain di Stadion Stamford Bridge, The Blues diimbangi tamunya, RB Salzburg, 1-1.
Pertama, Chelsea begitu superior. Penguasaan bola begitu dominan. "Ball possession" 72 persen dan melepaskan 17 percobaan. Sayangnya, hanya 4 dari antaranya yang mengenai sasaran. Jumlah itu sedikit lebih banyak dari tim tamu dengan 3 "shots on target."
Babak pertama memperlihatkan bahwa permainan The Blues sungguh tak terkoordinasi dengan baik. Mereka bisa menguasai bola, tetapi tidak mampu menciptakan peluang, apalagi mencetak gol.
Gol baru terjadi di paruh kedua. Sterling berhasil menuntaskan asis rekrutan anyar di musim panas ini, Pierre-Emerick Aubameyang di menit ke-48.
Pemain yang disebutkan kedua mengisi "starting line-up" hingga menit ke-66 sebelum digantikan Armando Broja. Seperti Potter, Auba pun seperti masih meraba-raba bagaimana caranya agar bisa berkontribusi lebih.
Kedua, Chelsea yang berharap bisa mencetak lebih banyak gol, atau setidaknya mempertahankan keunggulan, justru kebobolan di menit ke-75.
Sebabnya adalah kesalahan Thiago Silva melakukan tekel sehingga Noah Okafor bisa memotong umpan silang mendatar Junior Adamu.
Gol dari tim Austria yang diasuh Matthias Jaissle adalah risiko dari perubahan berani Potter. Ia menepikan Wesley Fofana, Kalidou Koulibaly dan Ben Chilwell yang menjadi sorotan pekan sebelumnya saat menghadapi Zagreb.
Silva, Marc Cucurella, dan Cesar Azpilicueta membentuk kemitraan di lini belakang dalam formasi 3-4-3.