Apakah Anda kaget menemui berita ini?
Thomas Tuchel harus menghadapi kenyataan pahit. Dirinya ditendang dari kursi pelatih Chelsea. Kepastian itu terjadi hanya beberapa jam setelah mereka dipermalukan Dinamo Zagreb di matchday 1 Grup E Liga Champions 2022/2023.
Gol tunggal Mislav Orsic di menit ke-13 membuat Tuchel harus menanggung malu luar biasa. Pulang dari Stadion Maksimir dengan kepala tertunduk. Kekalahan itu akhirnya harus dibayar mahal. Ia kehilangan kepercayaan dari Todd Boehly, pemilik baru The Blues.
Dalam keterangan yang cukup mengejutkan untuk menandai pemecatan, meski bukan sesuatu yang baru di dunia sepak bola, pihak klub berdalih singkat. Inilah saat yang tepat untuk melakukan transisi usai 100 hari pertama Si Biru pasca-Roman Abramovic. Manajemen tak mau bicara lebih lanjut sampai pelatih baru ditunjuk.
Memang tidak ada sesuatu yang menggembirakan datang dari Stamford Bridge sejak akhir Mei 2022. Awal musim Chelsea begitu malang. Dua kekalahan (0-3 dari Leeds United dan 1-2 dari Southampton) dan sekali imbang (2-2 versus Tottenham Hotspur) dari enam pertandingan pertama Liga Premier Inggris.
Hasil minor di Kroasia kemudian menjadi kulminasi. Sang pemilik benar-benar kehabisan kesabaran. Padahal tidak ada yang menyangka, Todd bakal bersikap serupa pendahulunya. Setidaknya Todd bisa lebih sabar dan luwes.
Kita bisa memaklumi sikap sang empunya yang sudah menggelontorkan 293 juta euro atau setara Rp4,4 triliun di bursa transfer musim panas ini. Mengeluarkan uang paling banyak di antara klub-klub lain untuk mendatangkan delapan pemain baru.
Boehly begitu royal. Tentu, pengeluaran besar itu bukan tanpa ekspektasi. Para pemain anyar seperti Raheem Sterling, Kalidou Koulibaly, Wesley Fofana, Marc Cucurella, hingga Pierre-Emerick Aubameyang ternyata belum bisa membawa Chelsea langsung tancap gas.
Sudah merogoh kocek dalam-dalam, namun hasilnya belum sesuai harapan. Memang sulit membayangkan berkekuatan amunisi top, Chelsea justru tersungkur dari klub yang tak memiliki pemain berlabel bintang. Kekalahan yang sulit diterima!
Namun, kehadiran banyak pemain bintang tidak serta merta menjamin prestasi. Apa arti para pemain berharga mahal itu bila tidak mampu bersinergi dalam sistem permainan Tuchel. Mereka bukan sekrup yang bisa dipaksa memutar roda. Â Sayangnya, Boehly tidak ambil pusing. Ia menutup mata dan telinga pada apa yang disebut proses.