Bursa transfer musim panas segera ditutup. Tim-tim seperti Manchester City, Arsenal, dan Liverpool sudah mengisi amunisi mereka dengan rela merogoh kocek lebih dalam.
Sementara Chelsea kelihatan tenang dan tampak percaya diri dengan kedalaman skuad yang ada dengan hanya mendatangkan Sterling. Romelu Lukaku, dan Timor Werner pun dibiarkan pergi.
Memburu Pierre-Emerick Aubameyang dari Barcelona di detik-detik akhir sebelum jendela transfer ditutup adalah langkah telat tapi penting untuk menyelamatkan situasi.
Ketiga, Chelsea bukan tidak memiliki cukup pemain. Baik yang mengisi starting line-up maupun yang disiapkan di bangku cadangan.
Sayangnya, pergantian hampir optimal yakni dengan melakukan empat dari lima pergantian di babak kedua, tetap tidak mengubah keadaan.
Mateo Kovacic menggantikan Ruben Loftus-Cheek yang mengalami cedera. Armando Broja mengambil posisi Cesar Azpilicueta. Christian Pulisic berganti kesempatan dengan Kai Haverts. Hingga Ben Chilwell mengisi tempat Jorginho.
Tuchel mencoba mengubah strategi di kurang dari 25 menit sisa pertandingan untuk kembali ke formasi tradisional 3-4-3 dari 4-3-3. Sayangnya, perubahan taktis tetap tidak membuat organisasi permainan Chelsea lebih baik, entah untuk sekadar menyamakan kedudukan, apalagi memenangi laga.
Ada apa dengan para pemain Chelsea?
Keempat, secara individu sejumlah pemain memang tidak tampil optimal. Mereka tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik dan menjalin ikatan yang padu satu sama lain.
Salah satu pemain yang cukup disorot adalah sang kiper, Mendy. Ia memang sudah membuktikan kualitasnya baik di tingkat klub maupun bersama timnas Senegal. Sederet penghargaan individu dan prestasi bersama klub dan negara sudah ditorehkan.
Namun, entah mengapa, sejak awal musim, penjaga gawang kelahiran Prancis, 30 tahun lalu itu mengalami penurunan. Pemain yang bernama lengkap douard Osoque Mendy itu kerap menjadi sorotan.