Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mega-transfer Antony Si "Kaki Beludru" dari "Neraka Kecil" Osasco dan Tantangannya di Liga Inggris

30 Agustus 2022   10:44 Diperbarui: 30 Agustus 2022   10:45 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tekanan nyata adalah ketika saya tinggal di favela dan berangkat sekolah jam sembilan pagi tidak yakin apakah saya bisa makan lagi sampai jam sembilan malam. Itu tekanan." (Antony)

 Antony Matheus dos Santos akan segera menjadi bagian dari Manchester United. Sempat terjadi tarik ulur antara Ajax Amsterdam yang tak ingin kehilangan dan Setan Merah yang tak bisa berpaling.

Mahar sekitar 100 juta euro atau setara Rp1,4 triliun akhirnya meluluhkan hati klub Eredivisie Belanda itu untuk melepas pemain penting mereka.

Sempat terjadi drama. Alfred Schreuder yang merupakan pelatih kepala Ajax menegaskan berkali-kali tak mau melepas Antony. Ia tak tergoda dengan berbagai tawaran menggiurkan. Pemain itu akan tetap di Amsterdam.

Namun, Antony ternyata berhasrat untuk mencoba petualangan baru. Antony pun tak menjadi bagian dari kemenangan 2-0 Ajax atas FC Utrecht pada akhir pekan lalu. Isyarat bahwa kepergian Antony semakin kuat.

Dalam dua tahun terakhir posisi Antony sebagai pemain sayap hampir tak tergantikan. Kontribusi 47 gol selama dua musim membuat pemain asal Brasil ini mendapat tempat tersendiri. Kepergian Antony jelas kehilangan tersendiri, meski pada waktu bersamaan mendatangkan cuan besar.

Ajax baru saja memulangkan Steven Bergwijn ke Eredivisie pada tahun ini. Pemain itu sudah memiliki rekam jejak mentereng di sana, sebelum Tottenham Hotspur merekrutnya dari PSV pada 2020 silam.

Segemilang apa pun gelandang sayap asal Belanda berusia 24 tahun itu, ia tetap tak akan mampu menutup celah yang ditinggalkan Antony. Keduanya adalah dua sayap yang diandalkan Ajax untuk terbang tinggi. Ketika salah satu sayap itu patah, keseimbangan tim jelas dalam bahaya.

Sementara di sisi berbeda, sejak ditangani Erik ten Hag, Antony adalah prioritas. Eriklah yang memboyongnya dari Sao Paulo pada 2020 silam. Karier pemain yang kini berusia 22 tahun itu melesat.

Erik tahu kualitas dan perkembangan sang pemain setelah lebih dari setahun bersama sebelum ia hijrah ke Old Trafford menggantikan Ralf Rangnick pada akhir musim lalu.

Erik pun sadar bila tidak segera diboyong ke Manchester dengan sisa waktu di bursa transfer musim panas yang semakin sempit, mereka bakal menyesal.  Tidak ada klub yang tidak tertarik pada salah satu pemain sayap paling bersinar saat ini.

Bagi Erik dan kepentingan The Red Devils, Antony sungguh berharga. Meski untuk itu ia sendirilah yang menjadi aktor utama yang menggoreskan kehilangan besar bagi mantan klub. Beberapa waktu lalu, Erik sudah wanti-wanti. Bila Antony pergi, Ajax bakal kehilangan besar. 

Mengapa Erik setega itu? Ini sepak bola,bung!  Industri besar yang menjadi pabrik fulus tanpa rasa iba.

Megatransfer Si "Kaki Beludru"

Bakat besar Antony diasah dan distimulus dari masa lalu yang kelam. Ia lahir dari kehidupan favela Inferninho yang tak lain dari sebuah "neraka kecil."

Letaknya di salah satu zona paling berbahaya di Osasco, daerah pinggiran Sao Pauolo yang akrab dengan narkoba dan berbagai kejahatan turunan tanpa peri kemanusiaan.

Dalam kesulitan dan kemelaratan karena tak yakin apakah bisa makan lebih dari sekali sehari, ia tumbuh dengan menghidupi dan membawa serta nilai-nilai yang membuatnya bisa sampai seperti saat ini.

Kualitasnya kini tidak hanya diakui di tingkat klub. Pelatih timnas Brasil, Tite menyebutnya sebagai pemilik "kaki beludru" dengan kemampuan menggiring dan mengolah bola dalam kecepatan yang mengagumkan.

Tite bakal menjamin satu tempat baginya untuk menari bersama Selecao di Piala Dunia Qatar pada November nanti.

Kecakapan olah bola itu dianggap melebihi bintang PSG, Neymar Junior. Neymar pun ikut pasang badan ketika Antony disorot karena lebih banyak memegang bola.

"Tidak, biarkan anak itu menggiring bola dan melakukan pekerjaannya sendiri!" Begitu Neymar membela melansir bbc.com.

Potensi Antony ini akhirnya membuat Erik tak ragu memboyongnya. United langsung memagarinya dengan kontrak jangka panjang dengan merogoh kocek dalam-dalam untuk menjadikannya pemain paling mahal dari Eredivisie.

Dalam usia yang masih muda, Antony sudah menyandang status pemain termahal keempat dalam sejarah Liga Primer Inggris di belakang Paul Pogba saat diboyong United, Romelu Lukaku saat dipinang lagi Chelsea, dan Jack Grealish yang direkrut Manchester City.

Ia adalah pemain yang memaksa United mengeluarkan uang paling banyak di bursa transfer musim panas ini, mengalahkan Casemiro dari Real Madrid, Lisandro Martinez dari Ajax, Tyrell Malacia dari Feyenoord, apalagi Christian Eriksen yang didatangkan secara "pro deo" alias gratis, juga rencana meminjam kiper Martin Dubravka dari Newcastle United.

Antony mengambil bagian besar dalam pengeluaran United di bursa transfer musim panas ini: https://twitter.com/SkySportsPL
Antony mengambil bagian besar dalam pengeluaran United di bursa transfer musim panas ini: https://twitter.com/SkySportsPL

Jelas, megatransfer ini dengan sendirinya meletakkan ekspektasi tinggi pada sang pemain. Ia akan menjadi pusat perhatian. Darinya akan ditagih dan dituntut kontribusi.

Antony diharapkan bisa ikut mendongrak United agar lekas bangkit dari keterpurukan dan terus bermain konsisten.

Hanya saja, para penggemar dan siapa pun yang sudah menyiapkan target tinggi pada Antony harus mafhum.

Pemain itu butuh waktu adaptasi. Eredivisie dan Liga Inggris adalah dua kompetisi berbeda dengan tantangan masing-masing.

Bila dalam waktu singkat ia bisa merayakan dua gelar Eredivisie bersama Erik ten Hag, tidak demikian saat ini di liga paling kompetitif.

Prestasinya bersama Ajax adalah masa lalu. Masa kini memiliki cerita tersendiri yang harus ia tenun dengan penuh perjuangan.

Kita bisa ambil contoh Grealish. Didatangkan dari Aston Villa musim panas lalu dengan harga fantastis. Grealish saat ini jelas berbeda dengan Grealish di masa silam.

Stempel harga selangit bisa menjadi beban bagi sang pemain.  Sorotan, lingkungan, klub beserta budaya baru adalah hal-hal lain yang perlu diakrabi dalam waktu dan proses.

Antony memang potensial tetapi pemain itu, mengutip Rio Ferdinand, belum berada dalam kondisi puncak. Ia masih dalam proses menjadi pemain matang.

"Anda benar-benar membeli potensi pada usia 22 tahun untuk masuk dan tampil, jadi jangan berharap dia akan masuk dan benar-benar bersemangat sejak hari pertama." Begitu nasihan mantan bek timnas Inggris itu menukil manchestereveningnews.com.

Ketika seorang pemain sedang dalam proses menjadi, maka hanya akan ada dua kemungkinan. Pertama, proses pematangan berjalan sesuai rencana, entah cepat atau lambat. Kita hanya perlu menunggunya.

Kedua, stagnan, bahkan bergerak ke arah berlawanan yang sungguh tidak diharapkan. Ibaratnya, meminjam novelis Mira Widjaja: layu sebelum berkembang. Luruh kuncup sebelum berbunga.

Kita berharap Antony yang sudah menaklukkan masa lalunya yang keras mampu memberi arti pada label megatransfer ini seperti saat menorehkan tinta emas bersama Ten Hag di Belanda.

Selamat datang ke dalam kompetisi penuh tantangan Antony!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun