Bagi Klopp ini pertama kali kehilangan tiga pertandingan pembuka sehingga harus rela timnya disalip United dengan sekali kemenangan serta tertinggal lima poin di belakang juara bertahan dan 7 angka dari Arsenal di puncak klasemen.
Manajer asal Jerman itu tak kuasa menyembunyikan kekecewaan usai laga. Statistik yang seharusnya memberi mereka poin sempurna.
"Saya prihatin dengan situasi kami, tapi begitulah adanya." Begitu pengeluhannya melansir bbc.com.
Kata-kata putus asa yang mencerminkan kondisi tim yang tidak bisa dianggap biasa. Alarm yang seharusnya membangunkan mereka.
Pertama, hampir semua sektor Liverpool bermasalah. Lini tengah Liverpool terlihat tak bisa bertumpu pada James Milner, Harvey Elliott, dan Nat Phillips. Milner dan Jordan Henderson terlihat keteteran untuk menandingi kecepatan dan kekuatan para pemain muda United.
Banyak komentar menyerang sektor ini. Bila Klopp berani untuk menurunkan lagi formasi itu sejak menit awal, maka mimpi menjuarai Liga Inggris sebaiknya dibuang jauh-jauh.
Milner tidak lagi di fase terbaik. Di penghujung masa kariernya, Ia dianggap lebih cocok menjadi pemain pengganti, bukan diberi tanggung jawab besar dari laga ke laga, apalagi sebagai starter.
Keberadaan Fabinho sungguh penting. Pemain senior Brasil itu terbukti bisa mengambil kendali permainan ke kubu Liverpool saat dimainkan, meski kondisinya belum sepenuhnya fit.
Krisis besar lini tengah ini harus segera dicarikan solusi. Badai cedera yang menerpa membuat Klopp tidak bsia tidak berpikir keras agar celah tersebut tidak dibiarkan terus menganga.
Kedua, lebih dahulu dibuat menderita dalam tujuh laga beruntun, pertama kali terjadi pada mereka di era Liga Primer Inggris, menjadi pukulan tersendiri.
Mereka, seperti diakui bek sayap Andry Robertson, "memberikan setiap tim sebuah gol awal." Hadiah yang sama sekali tak perlu.