Jelas menjadi laga berat bagi Ana/Tiwi mulai dari kontra pasangan Thailand hingga berjumpa Stoeva bersaudara. Bila tiga tantangan awal ini berhasil diatasi akan menjadi pencapaian tersendiri bagi Ana/Tiwi.
Lebih istimewa lagi, bila keduanya bisa melangkah semakin jauh. Tidak mudah memang. Unggulan dua dari Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota atau Zhang Shu Xian/Zheng Yu, unggulan ke-11 dari China akan menjadi lawan mereka.
Sepertinya sudah terlalu jauh prediksi ini. Peringkat dunia tidak selalu menjadi ukuran, meski tidak bisa juga dinafikan. Ribka/Fadia dan Ana/Tiwi juga bukan pasangan elite dunia.
Yang terpenting adalah kedua pasangan Indonesia itu bisa fokus dari pertandingan ke pertandingan. Jangan sampai terbebani dengan target medali. Berstatus non-unggulan seyogyanya membuat mereka bermain tanpa beban.
Menganggap target dari sang pelatih sebagai pelecut untuk melipatgandakan semangat maka hasil akhir terbaik hanyalah soal waktu.
Memang sektor ganda putri Indonesia merindukan pasangan juara dunia. Belum ada yang  "pecah telur" untuk menyaingi kedigdayaan China yang sudah mengoleksi 21 keping medali emas.
Pasangan-pasangan Jepang akan menjadi batu sandungan kali ini. Negara Matahari Terbit yang mengirim wakil maksimal yakni empat pasang terbaik bakal memburu keping medali emas keempat setelah edisi pertama, 2018, dan 2019.
Setidaknya target terdekat Indonesia adalah bisa bisa berdiri sejajar dengan Inggris dan Korea Selatan yang pernah sekali merasakan manisnya medali emas ganda putri. Apakah Ribka/Fadia dan Ana/Tiwi bisa menggapainya?
Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H