Dengan demikian, mengalahkan Axelsen akan menjadi salah satu target penting, sekaligus jalan satu-satunya yang harus ditempuh bila ingin mengakhiri puasa gelar tunggal putra Indonesia di panggung Kejuaraan Dunia Badminton ini.
Sebelum berbicara lebih lanjut tentang rivalitas Ginting cs versus Axelsen, baiklah kita menengkok perjalanan awal mereka. Untuk bisa sampai pada tahap pertemuan "balas dendam" tidak ada cara lain selain memenangi laga-laga sebelumnya.
Ginting yang diunggulkan ditempat keenam, Jojo di posisi ketujuh, serta Chico dan Tommy yang tak masuk hitungan menghadapi lawan yang relatif ringan di laga pertama.
Ginting akan ditantang Ygor Coelho dari Brasil. Jojo akan diuji Toma Junior Popov dari Prancis. Pemain muda Thailand yang patut diwaspadai sekaligus berstatus unggulan ke-16, Kunlavut Vitidsarn akan menjadi lawan pertama Tommy. Chico menghadapi pemain non-unggulan dari Malaysia, Nge Tze Yong.
Bila mampu melewati laga pertama, Chiso berpeluang menghadapi unggulan ke-13 dari Jepang, Kanta Tsuneyama. Jawara Malaysia Masters 2022 itu akan lebih dahulu menghadapi Axelsen.
Axelsen bila mampu menjaga konsistensi akan sulit dihadang baik oleh Daren Liew asal Malaysia di laga pertama, juga pemenang antara Jia Heng Jason asal Singapura versus Mark Caljouw dari Belanda di putaran kedua.
Bila Chico tak mampu menjungkalkan Axelsen, maka giliran berikutnya adalah Ginting. Pertemuan ini berpeluang terjadi di babak delapan besar.
Untuk bisa sampai ke sana, Ginting harus melewati sejumlah rintangan. Memastikan Coelho angkat koper, lalu salah satu dari Georges Julien Paul atau Luis Armando Montoya Navarro di laga kedua, hingga Rasmus Gemke (unggulan 11 dari Denmark) atau Shi Yu Qi (China) di 16 besar.
Di atas kertas, Ginting seharusnya bisa melaju. Lawan-lawan tersebut berada dalam posisi inferior terutama dari peringkat dunia terkini.
Duel Axelsen kontra Ginting akan sangat dinanti. Salah satu partai yang menjadi salah satu daya tarik Kejuaraan Dunia kali ini.